Pagi kala menepi di atas sepi kian menjadi. Duri tertancap perih dalam hati yang merasa rugi. Bintangku telah pergi dan tak akan kembali. Enyah dari nadi mengalirkan sunyi di ujung tepi.
Hari berganti saat tiba musim semi. Kini aku bercerita tentang radar yang tak disangka pernah kualami. Meski sunyi tidak membuat alirannya mengalir sepi. Dia menghampiri ... sendiri.
Keterpurukanku pada masa pergantian musim, menyimpan asa yang tiba-tiba bersemayam. Aku tak menyangka jika dia adalah seorang yang akan mendampingi hingga dalam. Memberi warna tersendiri untuk irama dengan dinamika tanpa memendam. Mengalunkan nada indah meski berakhir suram.
Kala radar Neptunus memberi frekuensi tinggi untuk menarikku ke tempat di mana dia tengah berada. Langkah ringan seakan menggiringku agar segera bertatap muka. Padahal aku tak menyadari tentang pertemuan itu dan malah kuabaikan hingga malam tiba.
Entah mengapa, pikiran seolah menuntunku. Deretan nomor ponsel yang tertulis di buku, mengarahkan aku untuk mengirim pesan tanpa ragu. Ternyata itu dia ... merespon pesanku meski tak tahu. Tersipu malu dalam cerita tentang pagi yang telah berlalu.
Sungguh ... itu terjadi begitu saja, mengalir tanpa duga dan kini menjadi cerita. Masa yang tak disangka menjadi pengalaman penuh tanya. Suka duka untuk hiasan warna tentang aku dan dia.
Beragam konflik terjadi sepanjang rotasi perjalanannya. Tekanan serta hinaan menjadi pembelaan untuk aku yang terus merambah hingga dia ikut terluka. Batinnya kuat. Hanya saja kelemahanku membuatnya kumat.
Ribuan hari berlalu, akhirnya aku malu. Keputusan itu telah membuat kelu, berlumur semu dan sendu yang menyatu. Teriakan yang membuat ragu hingga berseteru.
Putus!
Sama seperti bintangku dulu, dia pun begitu. Dari dia, Monica yang sudah lama berlalu. Meski bersamanya, kulalui waktu lebih panjang dan sering bertemu. Tak pernah ada kata jemu tapi mendua dia mampu.
Itulah radar Neptunus. Kehidupan yang seolah merestui untuk kisah ini lebih serius. Namun, pada kenyataannya malah putus.
Haruskah aku kembali teperlus?
Atau masih saja terbius?
Apa cinta memang penuh akal bulus?°
°
°
Bandung, 30 Juli 2019
- Abi -
KAMU SEDANG MEMBACA
Fact of The Sun, is You! [TERBIT]
SaggisticaBersama kenangan, kini aku menepi di antara ruang-ruang hampa penuh makna.