again...

587 71 20
                                    

Hari ini aky up lagi untuk episod selanjutnya yaa...
Siapa yang udah nunggu episod baru kali ini. Maafin lagi terlalu lama karena aku gak mau konfliknya terlalu lama, soalnya nnt takutnya kalian bakal bingung.
Aku persingkat konfliknya aja, tapi malah bikin greget deh. Yakin aku... hahaha
Jangan lupa di vote ya teman, di comment jugaa.. 😘😘
Yang bisa bikin trailer soal FF ini hubungim aku yaa..
Ayo kita bikin project nareng buat para JeongMin Shippers...
Makasiihh 😘😘😘🤗🤗

Mulai malam itu, Park Jimin tinggal di apart jeongyeon. Jimin terlalu khawatir untuk meninggalkan jeongyeon sendirian untuk saat ini.
Jimin sebenarnya juga tidak mengerti, kenapa teror itu semakin berani dan semakin banyak. Apa yang sebenarnya di incar olehnya?
Jimin bisa saja memberikannya dengan sesuka hatinya. Tapi, bagi Jimin. Jika ada orang yang menginginkan kedudukannya dia harus bisa mengalahkan Jimin kedudukan perusahaannya sebagai nomer 1 di korea selatan.
.
.
.
Jeongyeon bangun agak terlambat pagi ini. Maklum saja, tadi malam dia tidak bisa tidur karena gangguan teror. Untung saja Jimin cepat datang saat itu.

"Jeongyeon, apa kau sudah baikan?" Tanya Hyerim yang sedari pagi sudah ada di apart Jeongyeon karena Jimin memintanya.

"Yaa, seperti onni lihat". Jawab Jeongyeon sembari memijat leher belakangnya. "Yaa onnie, kemana Jimin?" Tanya Jeongyeon yang baru sadar bahwa Jimin sudah tidak ada.

"Dia sudah berangkat kekantor tadi jam 7. Dia tidak tega membangunkanmu, makanya aku disuruh cepat kesini agar dia tidak terlambar kekantor".

"Ohh, begitukah?" Jawab Jeongyeon sambil menganggukan kepala

"Yaa.. jeongyeon. Kenapa rival"nya Jimin masih sering meneror mu? Padahalkan Jimin sekarang sudah memgawasimu?"

"Hmmmm... mollayo" jawab jeongyeon singkat dengan sesekali menarik nafas panjang.

"Huhhh aku tak habis pikir pada mereka. Daripada mereka sibuk mencari cara untuk bagaimana agar mereka bisa meneror dan membahayakanmu bukankah lebih baik mereka memikirkan cara bagaimana untuk membuat perusahaannya lebih baju dari jimin? Atau kalau memang tidak bisa mengalahkan perusahaan Jimin, setidaknya sejajarlah dengan perusahaan Jimin. Aku pikir akan lebih berguna mereka memikirkan hal seperti itu daripada bingung memikirkanmu". Omel Hyerim onni dengan sangat cepat dan tidak ada putusnya.

"Hahahaa" Jeongyeon hanya tertawa kecil. "Onnie, bukankah lebih baik juga kita memikirkan bagaimana caranya kita sampai sebelum pkl 09.30 ke kantor management daripada onni memikirkan mereka?" Sela Jeongyeon dengan nada agak menyindir.

Hyerim yang sedari tadi tidak menyadari sudah pukul berapakah sekarang otomatis langsung melirik jam dindingku dan kebingungan menyiapkan segala sesuatu keperluan Jeongyeon. Sedangkan Jeongyeon sudah siap berangkat dan sudah memakain pakaian yang rapi.

Jeongyeon hari ini kekantor management untuk mengurus beberapa hal. Salah satunya adalah projectnya untuk memainkan sebuah drama remaja di salah 1 stasiun tv. Namun Jeongyeon belum bilang iya ataupun tidak, sehingga dia harus melihat dulu seperti apa drama ini.
Jujur saya, ini pertama kalinya Jeongyeon ditawari untuk bermain sebuah drama. Sehingga ini agak membuat Jeongyeon gugup dan gelisah untuk mengambil apa tidaknya pekerjaan ini.
.
.
.
"Jimin, aku dengar tadi malam Jeongyeon mendapatkan teror lagi?" Tanya Jinyoung pada Jimin yang pagi ini mereka duduk di kafe depan kantor Jimin.

"Iya tadi malam tepat saat aku sampai dirumahku, aku ditelpon hyerim noona kalau Jeongyeon menerima sebuah telpon dari orang yang tidak dikenal". Jimin menjelaskan.

"Dari mana dia mendapat nomer telpon Jeongyeon?" Tanya Jin penuh selidik.

"Sepertinya aku tau dari mana dia mendapatkannya". Ucap Jinyoung memandang Jimin

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang