the truth

785 86 10
                                    

Semuanya aku tidak tahu sudah berapa kali aku meminta maaf sm kalian..
Aku sangat menyesal. Maafkan aku sekali lagi 🙇‍♀️
Aku berpikir bahwa aku butuh hal yang membuatku semangat untuk menulis cerita selanjutnya..
Aku mohon dukungannya semua yaa..
Aku sangat menyesal 🙇‍♀️🙇‍♀️🙏
.
.
.

Seminggu ini jimin sangat sibuk sekali. Selain dia mengurus perusahaannya yang sebentar lagi akan melebarkan sayapnya di Jepang. Tapi juga dia harus mengurus Jinyoung yang tentang masalah keamanan yang ada di Apart miliknya itu.
Kini jimin sedikit bernafas lega karena memang ada laporan dari penghuni Apart bahwa sistem keamaan di Mapo han Apart sedikit berkurang. Dengan banyaknya laporan dari para penghuni Apart, Jimim bisa dengan mudah membuat keputusan untuk Jinyoung kedepannya.

Tepat hari ini juga, Jimin kekantornya dengan sudah memikirkan dengan matang keputusan apa yang harus dia berikan kepada Jinyoung.
"Apa kau sudah memikirkan keputusan yang tepat?" Tanya Jin yang ada disebelah Jimin sedang mengemudikan mobilnga menuju kantor.

"Tentu saja. Ini ada kesempatan emas untukku menyingkirkannya". Jawab Jimin dengan nada percaya diri.

"Maksutmu kau akan memecatnya?" Tebak Jin sembari melirik Jimin sekilas.

"Tidak. Aku tidak akan memecatnya dengan mudah seperti itu".

"Lalu?"

"Jin hyung". Jimin meneggakkan duduknya. "Apa kau tahu bahwa sebenarnya Jinyoung itu tidak akur dengan ayahnya".

"Tidak". Jin menggeleng.

"Hyung tahukan aku satu sekolah dengannya saat menengah atas. Aku sudah tahu semua rahasia keluarganya".

Jin hanya menyimak sambil terus melajukan mobilnya menuju kantor.

"Sebenarnya Jinyoung itu bukan orang yang jahat. Dia seperti ini karena tuntutan dari ayahnya".

Jin menaikkan sebelah alisnya.

"Apa ayahnya juga yang menyuruhnya untuk bersikap licik untuk saat ini?"

"Benar'. Jimin mengangguk. "Dia hanya takut jika dia menolak permintaan ayahnya dia akan dikeluarkan dari keluarganya sendiri. Karena memang dia berbeda dengan kakaknya yang memang sudah sangat sukses menjadi pengusaha di singapura. Jinyoung tidak ada ketertarikan dengan dunia usaha dari ayahnya. Dia tertarik pada dunia musik. Dulu dia selalu kesana kemari untuk mengikuti audisi di beberapa manajement musik besar di seoul".

"Lalu apa tujuannya dia ke perusahaanmu".

"Ayahnya tidak mengetahui bahwa Jinyoung memgikuti audisi dan diterima di JYM, salah satu manajement besar di korea. Sampai pada akhirnya ayahnua tahu dan marah besar kepadanya. Dia sempat diusir dan akan dikeluarkan dari keluarga besarnya apabila dia masih saja tetap melanjutkan untuk menjadi trainer".

"Jadi dia hanya dipaksa untuk menuruti semua kelicikan ayahnya". Tebak Jin tak percaya.

"Benar. Dengan ketakutan Jinyoung itu, ayahnya dengan mudah membuatnya semakin menurut dan tunduk padanya. Jinyoung hanya dijadikan sebuah alat kelicikannya untuk mencapai semua keinginannya".

"Wahh.. kenapa kau bisa tahu seperti itu". Tanya Jin heran.

"Hyung, aku sangat dekat dengannya dulu. Aku satu sekolah bahkan satu kelas dengannya. Aku tahu bagaimana dia sebenarnya". Jawab Jimin.
.
.
Jimin dan Jin sudah ada dikantor dan melaksanakan rapat pagi ini yang yelah dijadwalkan sebelumnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang