Kedua kelopak mata itu terpejam erat, membuat Doyoung kelimpungan bukan main. Ia takut, benar-benar takut.
"Kau bilang tidak akan menggunakan itu lagi. Tapi kenapa kau melakukannya?" Tanya Ten yang ikut pusing melihat sahabatnya mondar-mandir.
"Jaehyun nyaris mati di depan kekasihnya, danㅡ di depanku.."
Ten menghela nafas berat.
"Kau benar, Alpha ini berbeda. Aku sama sekali tidak menemukan apapun saat menyentuhnya."
Doyoung terkejut.
"Kau tidak bisa membacanya?"
Ten menggeleng.
"Aku heran. Ia hidup, tapi tak terbaca. Padahal sebelumnya sekecil apapun benda mati aku tetap bisa melihat apa yang terjadi padanya."
Doyoung menggigit jarinya. Tidak biasanya Ten mengeluh sepeti ini karena ia seorang psychometric.
"Aku juga tidak bisa membacanya."
"Tapi kau bisa mengendalikannya. Bagaimana bisa kau melakukannya?"
Doyoung duduk di samping Alpha yang masih terbaring di ranjangnya, menatapnya lamat-lamat.
"Aku tidak tau, Ten. Aku sediri terkejut bisa mengendalikannya."
"Tapi kau tak apa, kan?"
Doyoung menggeleng.
"Yang kutakutkan sekarang hanya dia."
Ten ikut menatap Alpha itu, lalu mengangguk paham.
"Apa yang akan terjadi padanya jika kedua mata itu terbuka? Apa yang terjadi padaku jika ia tau? Apa ia akan membunuhku?"
"Asal kau bisa mengendalikan dirimu, maka tidak akan terjadi apapun pada Alpha itu."
"TenㅡAKH!!"
Tubuh Doyoung terlempar jauh, menubruk tembok yang berada di belakangnya.
"Doyoung!" Ten segera menghampiri sahabatnya, membantunya berdiri.
Di atas ranjang, Taeil duduk tegak dengan mata yang berkilat. Ia menggerakkan ular dalam pikirannya untuk melilit Omega bermata kelinci itu.
"Akhhㅡ tolong.." Erang Doyoung lemah.
"Apa yang terjadi? Apa yang kau rasakan?" Ten panik.
"A-alpha ituㅡ" Doyoung semakin kesakitan.
Ten menoleh, mendapati Taeil sudah berdiri tegap dengan air muka garang.
"Kau! Apa yang kau lakukan?!"
"Membunuhnya." Jawab Taeil santai.
Di lantai, Doyoung tersengal. Ia hampir kehabisan nafas karena lilitan ular yang tidak dapat ia lihat itu.
Alpha Moon berjongkok, membelai rambut halus Doyoung dengan seringaian dinginnya.
"Apa yang sudah kau lakukan padaku, hm? Berani-beraninya!" Taeil begitu marah. Ia sadar jika pikirannya dikendalikan saat akan menghabisi Jaehyun beberapa waktu lalu.
Doyoung tidak bisa menjawab. Tubuhnya terlalu lemah.
"Kau merusak reputasiku sebagai seorang Alpha, Kim Doyoung!"
Di belakangnya, Ten bergetar hebat. Secara tidak sengaja ia menjatuhkan buku dari mejanya.
"M-maafkan a-ku." Ucap Doyoung terbata.
"Bagus. Memohonlah padaku."
"BRENGSEK! LEPASKAN TEMANKU!" Ten sudah muak. Ia melempar beberapa buku ke arah kepala Alpha Moon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awaken [ON HOLD]
FanfictionTaeil cannot control himself, unless when he met his faith, Kim Doyoung. A story with ABOverse