Moon Taeil sebenarnya ingin mengumpat dan mencekik leher Yuta saat ini, mengingat betapa menyebalkan Alpha 'bunga' itu mengerjainya. Bukan hanya Yuta, namun Johnny dan Taeyong juga. Kali ini formasi mereka sedikit berbeda dengan adanya Jungwoo dan Ten.
"Kita harus meng-claim Sun Hee," ucap Taeil sambil menyesap kopinya.
"Apa ini seperti misi?" Johnny sibuk memainkan rambut Jungwoo.
"Singkirkan tanganmu dari Omega itu atau kau tak akan pernah memakai knot di dalam lubangku, Johnny Seo," ujar Ten sangar, yang membuahkan hasil Johnny merangkak memeluknya.
"Yap. Ibukuㅡ maksudku nyonya Moon sudah memperingatkan, dan sudah ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa mereka menginginkan Sun Hee," Taeil memainkan jemarinya, mengetuk permukaan meja.
"Kalian tim yang sempurna, anyway. Seperti avatar yang memiliki segala jenis kekuatan," celetuk Jungwoo sambil tertawa. "Kalian akan dengan mudah melawan mereka dan memiliki Sun Hee," lanjutnya enteng.
"Mereka keluarga Moon, ingat? Jika Taeil mempunyai sesuatu yang tidak bisa kita lihat, keluarganya memiliki hal yang sama. Dan, warna mata itu bisa melihat ular mereka satu sama lain," Taeyong menimpali sambil mengelus perutnya yang semakin besar.
"Kita punya Doyoung yang bisa mengendalikan pikiran. Dan aku sendiri, aku seorang telekinesis, pekerjaan kita mudah untuk mengontrol mereka," Ten ikut bersuara. "Ngomong-ngomong dimana Doyoung?"
"Bersama Sun Hee, belajar. Aku tidak mau mengambil resiko kalau ia pergi ke sekolah," jawab Taeil.
"Lalu apa yang akan kita lakukan? Penyerangan secara mendadak? Ini seperti perang!" Johnny menyahut dengan berapi-api.
"Tidak," sahut Taeil cepat. "Mereka tetap keluargaku, dan aku tidak mau melukai mereka," sambungnya.
"Kupikir kau sudah tidak peduli?"
Taeil mengangkat bahunya, berjalan menuju jendela besar yang menampakkan taman belakang. Disana ia bisa melihat Doyoung sedang mengajari Sun Hee menghitung menggunakan sempoa.
"Ibuku. Ia berada di pihak kita. Jadiㅡ"
"Hey Moon! Kau punya soda? Bungaku layu karena akhir-akhir ini banyak hama," Yuta, yang entah darimana tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan suara lantangnya.
Tanpa disadari, senyum Taeil terbit, wajahnya berbinar.
"That's it. Itu yang kita butuhkan."
...
Alpha Moon tidak bisa berhenti tersenyum. Semua rencana dan strategi tersusun rapi. Dan yang lebih penting dari itu adalah; Taeil tidak akan melukai siapapun, termasuk Ayahnya.
Rencana yang ia pikirkan tergolong mulus, bersih, tanpa noda goresan ataupun darah. Namun yang pasti, ia akan kehilangan sesuatu yang menurutnya tidak terlalu penting. Malah, ia berpikir jika lebih baik ia kehilangan hal itu.
"Apakah kalung ini terlihat bagus? Bentuknya simpel dan aku menyukainya," Doyoung menunjukkan kalung berbentuk kubus yang menarik.
"Kau mau?"
Doyoung segera mengangguk karena ia benar-benar menginginkan kalung itu.
"Tapi, manurutku kau sudah terlalu indah untuk ditambahi hiasan seperti itu," ujar Alpha Moon sambil mengeluarkan dompetnya, siap membayar tanpa melihat wajah memerah dari kelincinya.
Setelah membayar, Taeil menawarkan diri untuk memakaikan kalung itu.
"May I?"
"Kau tanya begitu seolah kau sedang meminta izin untuk mulai bergerak di dalamku setelah menusuk kasar dengan sekali hentak, Moon Taeil."
Alpha heterochromia itu terkikik saat berusaha mengaitkan dua sisi kalung, serta memberikan kecupan kecil pada leher pria Kim.
"There, cantik sekali."
"Terimakasih!"
"Maksudku kalungnya."
"Terserah."
"Aku suka kau berbicara sedikit frontal seperti tadi. Terlihat ganas, rawr!" Taeil terus menggoda Doyoung yang sudah memerah.
"Jangan lakukan itu padaku!"
"Melakukan apa? Menerkammu? Memakanmu? Ayolah, sayang. Kau menyukai saat aku mulai menyesap puㅡ"
"MOON TAEIL!"
"Hm? Apa sekarang kau ingin melakukan itu? Ah, tiba-tiba aku merasakan tanda-tanda rut."
"Kau baru saja menyelesaikan masa rut furking three days ago, Sir."
"Oh tidak, bau apa ini? Kau heat?" Moon Taeil semakin gencar mengerjai Omeganya di perjalanan pulang daei kencan sore mereka.
"Aku tidak heat!"
Taeil tertawa lepas sepanjang perjalanan. Mengerjai Doyoung adalah hobi barunya, selain menciumnya di tempat umum, tentu saja.
Hai!
KAMU SEDANG MEMBACA
Awaken [ON HOLD]
FanfictionTaeil cannot control himself, unless when he met his faith, Kim Doyoung. A story with ABOverse