12

2.1K 414 48
                                    

Hari yang cerah dengan langit bersih tanpa awan, matahari tidak terlalu terik, sangat cocok untuk sekedar berjemur atau piknik di pinggir pantai.

Secerah apapun hari itu tidak akan membuat Moon Taeil bahagia. Auranya merusak segala energi positif karena sosok yang sedang berdiri di ujung ruang kerjanya di samping kamar utama.

Sosok yang bisa dibilang masih terlihat amat cantik mengingat usianya yang sudah di atas kepala empat. Tubuhnya yang ramping dibalut oleh setelan sederhana namun elegan. Anting di telinganya tidak seberapa besar, namun bisa dilihat kilauannya amat menyilaukan.

Hal yang perlu kalian tau adalah,

Wanita itu memiliki warna mata yang sama dengan Alpha Moon.

"Lama tidak bertemu, namun pandanganmu begitu dingin, nak." Ucap wanita itu lembut.

"Apa yang Ibuㅡ tidak. Apa yang Anda lakukan disini, Nyonya Moon?"

"Aku merindukan putraku."

"Silahkan duduk, Nyonya." Ujar Taeil sopan.

Ada rasa sedikit tidak suka saat Taeil menyebutnya dengan panggilan 'Nyonya'. Namun wanita itu mencoba biasa saja.

"Jadi, apa yang membuat Anda datang kemari?" Alpha Moon menuang teh dalam cangkir porselen dan mendorongnya sedikit untuk tamunya.

"Taeil-ah, Ibu merindukanmu."

Ujung bibir sang Alpha terangkat melawan gravitasi, namun seketika turun dan kembali datar.

"Tidak usah berbasa-basi, langsung saja pada intinya."

Nyonya Moon tersenyum menanggapi kalimat putranya.

"Kau benar-benar seperti Ayahmu."

"Mohon maaf sebelumnya, apakah Anda benar-benar mencari Taeil yang ini?" Ucap Taeil sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Tentu saja, kau putraku satu-satunya."

"Maaf Nyonya, tapi Taeil yang ini tidak memiliki orangtua."

Pernyataan Taeil melukai hati wanita itu.

"Kalau kau bukan anakku, lalu mengapa kau memiliki warna mata yang sama denganku? Ular itu, yang kau piara selama ini, aku bisa melihatnya. Aku sama denganmu, Taeil-ah!" Jawab Nyonya Moon dengan penekanan di setiap katanya.

"Lalu jika Nyonya adalah benar Ibu seorang Moon Taeil, mengapa dengan tega Anda membuangnya, hm?" Balas Taeil tidak kalah pedas.

Nyonya Moon bungkam.

"Anda ingin merebut perusahaan saya seperti yang Choi Yewon lakukan beberapa tahun lalu?"

"Tidak, Taeil. Aku kemari untuk memberitahumu suatu hal."

"Katakan secepatnya dan Anda bisa pergi dari sini."

Nyonya Moon memandangi putranya yang telah ia sia-siakan selama ini dengan tatapan sedih. Putra yang dulu ia buang, sekarang sudah dewasa dan memiliki kehidupannya sendiri.

"Ayahmu sakit. Pulanglah, nak."

Taeil memutar bola matanya.

"Ini rumah saya, Nyonya. Tempat saya pulang hanya rumah ini. Tidak ada tempat lain untuk saya pulang."

"Ayahmu membutuhkan bantuan dari putri kecilmu."

Taeil tertawa meremehkan.

"Jadi, sekarang saya harus membantu seseorang yang sudah membuang-"

"Ia putri dari Choi Yuwon." Potong Nyonya Moon.

"Apa?"

"Putri yang kau rawat sejak kecil itu adalah putri dari Choi Yuwon. Kau pasti tau bahwa pernah ada serangan kecil pada rumah ini. Dan itu berasal dari klan Choi. Mereka ingin putri kecilnya kembali."

Awaken [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang