Termenung dalam diam sambil menikmati angin malam di balkon kamar menjadi pilihan terbaik Alpha Moon untuk menenangkan pikiran.
"Tanda, Sun Hee, Ayah, Kim Doyoung.." Taeil berulang kali mengucapkan kata-kata itu.
Sejenak ia mengatupkan kelopak matanya, mencerna tentang segala hal yang terjadi bertubi-tubi belakangan ini.
"Kau keterlaluan! Apa kau tidak merasakannya?" Ucapan Doyoung kemarin malam berkelebat, seakan mencuat dari kepala meminta untuk ditelisik lebih lanjut.
"Apa yang dia maksud? Apa yang tidak kurasakan?"
Dahi sang Alpha mengkerut, mencari celah cahaya dalam kalimat itu. Semakin ia memikirkannya, semakin jauh pula jawaban untuk didapat. Dan ia juga merasakan kejanggalan dalam kalimat itu.
"Apa aku meminta bantuan Yuta? Ahㅡ tidak. Tidak mungkin aku meminta bajingan keparat itu."
"Tunggu.. aku terdengar sangat marah saat ini. Apa yang terjadi?"
Moon Taeil terus bermonolog hingga tidak menyadari keberadaan sang putri kecil di belakangnya.
"Papa."
Taeil berbalik, mendapati putrinya sedang memeluk guling di salah satu tangannya.
"Aku takut tidur sendirian. Paman Doyoung tidak menemaniku sejak semalam. Aku tidur dengan Papa, ya?"
Sang Papa duduk berjongkok, memandangi Sun Hee dengan tatapan menyayang.
"Tentu saja, sayang. Tidurlah dengan Papa malam ini."
Sun Hee tersenyum, lalu melompat riang menuju tempat tidur.
"Kenapa paman Doyoung pulang? Paman belum sembuh, kan?" Tanya si kecil sambil berguling di tempat tidur.
Taeil tersenyum menanggapi pertanyaan Sun Hee.
"Atau Papa sudah tidak suka Paman?"
Terdapat jeda beberapa saat untuk menjawab pertanyaan Sun Hee, "Papa suka, tapi itu tidak mungkin."
"Kenapa? Sun Hee mau dapat Mama yang lain? Tapi Sun Hee suka paman Doyㅡhoaam.." Si kecil menguap lebar sebelum kalimatnya berakhir.
"There, there, little angel. Sleep tight, mimpi indah." Taeil terus memberikan usapan lebut pada rambut putri kecilnya hingga ia ikut terlelap.
...
"Bajingan!" Taeil hendak menyerang Yuta, namun 'ular'nya dihadang oleh sebongkah balok es besar.
Di seberangnya, Yuta terlihat senang dengan tawa lepas. Tidak peduli maut akan menjemputnya sebentar lagi karena 'piaraan' Alpha Moon.
"Diam, atau kau benar-benar mati di tangan Alpha Moon, Nakamoto." Johnny ikut menggeram kesal melihat tingkah Yuta yang sudah melampaui batas. Sedangkan di sisi lain, Taeil berusaha mengendalikan emosinya dalam rengkuhan Taeyong. Suhu dingin Omega cantik itu sedikit demi sedikit membantu menenangkan emosinya.
Yuta bungkam mendengar geraman rendah Johnny dan segera mengatur kembali ekspresinya.
Melihat Taeyong dan Yuta lengah, Taeil tidak segan mengayunkan ekor ular merah yang dimilikinya hingga mengenai pinggang pria bermarga Nakamoto itu.
"Hyung hentikan!" Taeyong masih berusaha memblokade pergerakan ular itu dengan bongkahan-bongkahan es besar.
Bukannya menyesal melihat Yuta tumbang, namun seringai kejam Alpha Moon tampakkan, lalu berubah menjadi datar dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awaken [ON HOLD]
FanfictionTaeil cannot control himself, unless when he met his faith, Kim Doyoung. A story with ABOverse