Udara dingin menyapa permukaan kulitnya saat mulai membuka mata. Kelopaknya bergerak perlahan, menyesuaikan cahaya yang menusuk ke retina. Sayup-sayup terdengar suara berat sedang memanggil namanya, bersamaan dengan bunyi 'pip' yang berulang dari monitor medis.
"Doyoung." Ujar suara itu lembut.
Pria Kim berusaha mengumpulkan kesadarannya. Jemarinya bergerak mencari sesuatu untuk disentuh, namun yang ia rasakan malah kehangatan yang menjalar.
Tangannya digenggam lembut oleh seseorang. Doyoung merasakan jemari yang bergerak mengusap punggung tangannya.
"Doyoung, kau bisa dengar aku?"
Lagi-lagi suara itu.
Begitu teduh dan menenangkan.
"Doyoung.. kau bisa jawab aku?" Genggaman tangannya semakin erat, namun tidak begitu kuat.
Bagai melihat cahaya malaikat, wajah pria yang memanggil namanya semakin jelas di matanya. Begitu bersinar, seperti saat ia melihat pria itu pertama kali.
"A-akuㅡ"
Bibirnya dibungkam oleh kecupan singkat sebelum kalimatnya selesai.
"Syukurlah, kau membuatku takut setengah mati."
"Akuㅡ"
"Uncle!"
Doyoung terlonjak dengan panggilan itu.
"Sun Hee, paman Doyoung baru saja bangun. Jangan membuatnya terkejut."
"Papa juga membuat paman terkejut. Buktinya sekarang kedua matanya melebar setelah Papa kecup!"
"Astaga, kau lihat?"
"Bagaimana tidak? Papa berisik."
"Yak, berisik bagaimana?"
"Papa terus saja memanggil nama paman, padahal tau paman masih tidur."
"Sun Hee!"
"Uhm.. anuㅡ aku haus."
Suara lemah Doyoung membuyarkan pertengkaran kecil orangtua dan anak itu.
"Tunggu sebentar." Taeil buru-buru keluar ruangan untuk membeli air mineral.
Saat pria itu pergi, ganti Sun Hee yang menggenggam tangannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Doyoung penasaran. Pasalnya Taeil bersikap amat manis padanya.
"Uncle tertabrak motor, lalu dibawa ke rumah sakit, lalu kata dokter ada yang patah, laluㅡ"
"Maksud paman, Papamu.."
"Ah, Papa? Kemarin Papa khawatir sekali."
"Lalu, kenapaㅡ"
"Uncle menyelamatkanku dari motor, itu yang Papa tau."
Potongan puzzle di kepala Doyoung menyatu dengan sempurna.
"Ah, jadi ini caramu?"
Sun Hee mengangguk.
"Sekarang uncle Doyoung bisa tinggal di rumah kami lagi! Biar Papa yang merawat dan menjaga sampai sembuh. Oh tidakㅡ uncle bisa bersama Papa lagi!"
"Kau bilang apa, young lady?" Taeil dengan paperbag di tangannya menatap sang putri dengan penuh tanda tanya.
Sun Hee hanya tersenyum sambil menggeleng.
"Katakan pada Papa maksud dari ucapanmu itu." Ucap Taeil sambil menyodorkan botol air mineral yang sudah dibuka dan diberi sedotan ke arah mulut Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awaken [ON HOLD]
FanfictionTaeil cannot control himself, unless when he met his faith, Kim Doyoung. A story with ABOverse