17

2.1K 377 41
                                    

Setiap jam, menit, detik yang terlewati menjadi lebih mendebarkan dari biasanya. Pasalnya, hari ini adalah saat dimana Taeil dan teman-temannya beraksi untuk mengclaim Sun Hee menjadi bagian dari keluarga Moon seutuhnya.

Nyonya Moonㅡ Ibu Taeil ㅡ sudah diamankan sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan.

Hal pertama yang akan dilakukan adalah mengirim Jungwoo dan Doyoung ke kediaman Moon untuk mengarahkan anak buah dan Tuan Moon untuk berkumpul di ruang tengah dengan kedok 'menyambut' kedatangan Taeil dan Sun Hee.

Mereka berdua datang dengan langkah tegap dan yakin, meski sebenarnya kaki keduanya bergetar bukan main. Senyum ramah terpampang, disambut keluarga Moon dengan tatapan angkuh dan senyum penuh kemenangan.

Melihat hanya ada Jungwoo dan Doyoung, Tuan Moonㅡ Ayah Taeil ㅡ mengerutkan kening, merasa ada yang kurang.

"Dimana Taeil dan Sun Hee?" Tanyanya dengan kedua mata berkilat.

"Um, Taeil harus mengecek barang-barang Sun Hee terlebih dahulu. Ia akan sedikit terlambat," jawab Doyoung, mencoba untuk berani menatap Tuan Moon.

Ujung bibir Tuan Moon sedikit terangkat sinis, mempersilahkan kedua tamunya duduk di ruang tengah yang bisa dibilang sangat mewah dengan berbagai ornamen berbau ular.

...

Di sisi lain, Taeil ingin mengumpat keras-keras karena Yuta, siluman bunga Jepang itu masih tertidur pulas saat semuanya sudah berkarat menunggunya. Taeyong yang ketakutan memegangi tangan Taeil yang sudah mengepal kuat.

"Tunggu sebentar lagi, John dan Ten sedang kesana untuk membawanya paksa," ujar Taeyong menenangkan.

"Doyoungku sudah disana, dikerumuni oleh orang-orang bawahan Ayㅡ maksudku Tuan Moon! Bagaimana aku bisa tenang?!"

"Tungguㅡ" ucapan Taeyong terputus karena mendengar gerutuan yang sedikit terdengar ribut dari arah gerbang kediaman Alpha Moon.

"DASAR MAKHLUK TIDAK TAU DIRI!" Taeil melayangkan umpatannya saat melihat Johnny dan Ten menyeret Yuta yang masih menggosok matanya, mengantuk.

"Hai Moon, maafkan aku sedikit terlambat. Semalam akuㅡ"

Plak!

Ten memukul kepala si Jepang itu dengan keras, "Kau mabuk dan tidak sengaja memuntahkan semua isi perutmu di depan pintu asramaku dan Doyoung!"

"Kurang ajar sekali. Aku jadi harus membakar pintu asrama agar bunganya tidak menyebar," Johnny menambahi.

"Aku tidak sengaja lewat situ. Lagipula aku sedang mabuk beratㅡ" Yuta kembali menguap.

Plak!

Satu pukulan kembali ia dapat. Kali ini dari Johnny.

"Merepotkan sekali."

Pemilik senyuman maut itu meringis tanpa dosa, "Kau dengar sendiri dari Ten. Maafkan aku."

Kedua mata Alpha Moon berkilat. Sebelum ia memberikan serangan kepada Yuta, puluhan balok es cair berjatuhan. Pria Nakamoto mengaduh kesakitan sekaligus kedinginan karena serangan 'kecil' dari Taeyong dan Johnny.

"Kau terlalu ceroboh, Nakamoto. Kita harus cepat menyiapkan semuanya. Doyoung dan Jungwoo sudah berada di kediaman Moon."

Semuanya mengangguk paham, lalu bergegas membuat 'senjata' untuk melemahkan Tuan Moon beserta pengikutnya.

...

Doyoung dan Jungwoo terduduk kaku. Tatapan dari Tuan Moon dan bawahannya sangat membuat tidak nyaman. Topik pembicaraan yang diajukan juga terdengar tidak menyenangkan.

Awaken [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang