6

2.7K 466 100
                                    

Mature content!
Minor enyah dulu, karena Macaroon tidak menerima hujatan dalam bentuk apapun ^^

















...

Sesaat setelah tanda itu terbentuk, Taeil menghirup aroma manis yang menguar. Kedua matanya berkilat, haus akan aroma itu. Taeil menghirupnya dalam-dalam, lalu tersenyum lebar.

"Kauㅡ aku suka aromamu." Ujar Taeil dengan suara rendah.

Doyoung terdiam. Ia merasakan ujung hidung Taeil mengendus tiap permukaan kulit lehernya. Dan tanpa disadari, perlakuan Taeil menimbulkan desahan manja dari mulutnya.

"Kau heat? Oh astaga, benar-benar waktu yang tepat." Taeil segera menyeret Doyoung menuju kamar utama.

...

Doyoung tidak mengerti.

Sekujur tubuhnya terasa panas, meski mesin pendingin di kamar Taeil sudah berada di bawah lima belas derajat selsius.

Pria kelinci itu terus menerus menggeliat di atas ranjang Taeil, mengerang. Ia merasa terbakar.

"Ughh~"

Taeil yang duduk di sampingnya melihat semua itu dengan tatapan lapar. Pemandangan indah yang jarang sekali ia temukan di dalam ruang pribadinya.

Alpha Moon tidak melepas pandangannya barang sedetik dari Doyoung yang berusaha menyentuh tubuhnya sendiri, menghalau rasa panas yang membakar.

"Mhh- panas~"

Tanpa menunggu waktu lama, Taeil membantu Doyoung melepaskan semua kain yang melekat pada tubuhnya.

"Aku akan membantu menyelesaikan masa heat-mu. Kau bisa berterimakasih padaku nanti." Ucapnya sebelum meraup bibir Doyoung yang tengah terbuka.

Tidak ada satu kata terucap dari bibir Doyoung selain desahan laknatnya saat Taeil mulai memperdalam ciuman.

"What a good kisser." Ucap Doyoung dalam hati. Ia tidak ingin ciuman itu terlepas. Doyoung tidak ingin berhenti. Kedua kakinya memeluk pinggang sang Alpha. Tangannya merambat mengelus dada dominannya, meminta perhatian lebih.

Alpha Moon semakin bersemangat menebar tanda keunguan di sekitar dada Doyoung saat sang submisif memanggil namanya dengan penuh gairah.

Sesaat ia memandangi tubuh polos si pria kelinci, bangga dengan tanda yang ia berikan. Taeil menjilat bibirnya sendiri. Di matanya, Doyoung begitu indah.

Dengan tatapan yang sudah berkabut, Alpha Moon melanjutkan kegiatannya dengan menyesap benda yang menonjol di kedua belah dada submisif.

Desahan merdu yang ia dengar membuat libidonya semakin naik.

Namun sebelum Taeil bertindak lebih, Doyoung menghentikan aktivitasnya.

"T-tunggu." Doyoung terengah-engah.

Taeil memandang Omeganya lembut dengan memberi usapan pada pipinya yang memerah.

"Aku b-belum pernah melakukannya." Lanjut Doyoung sembari berbisik, malu.

Taeil tersenyum, lalu mendekap Omega manisnya erat.

Awaken [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang