01 : The Capital City

5.6K 508 35
                                    

1 : The Capital City

⠀⠀⠀⠀

Masa pemerintahan Kaisar Jeongjeong

Tahun ke 15

⠀⠀⠀

⠀⠀⠀⠀

Bulan merangkak naik, diikuti suara dengung petikan gayageum* yang dilantunkan lewat jari-jemari seorang wanita berpakaian merah muda. Kediaman Kim agak lebih hidup malam ini, dan esok pagi berita pernikahan antara anak pertama Menteri Kim dan anak perempuan Menteri Ahn akan menyebar di kalangan rakyat biasa. Sepasang suami istri yang pernikahannya diberkati Raja Jeongjeong sendiri itu duduk dengan tenang di kursi pengantin, mengamati permainan wanita berpakaian merah muda tadi sambil tersenyum bahagia. Wanita itu menggunakan tudung wajah tipis yang tidak berhasil menyembunyikan kesempurnaan fitur wajahnya. Gache** yang dipakainya terlihat sederhana dan tidak sebesar gisaeng*** pada umumnya. Singkat kata, wanita itu tampak memukau dan semua orang di ruangan itu setuju bahwa wanita itu mungkin wanita tercantik yang pernah mereka lihat sepanjang hidup.

(*) Alat musik Korea berupa kecapi dengan 12 senar. Dimainkan dengan cara dipetik.

(**) Wig tradisional yang digunakanoleh perempuan Korea.

(***) Gisaeng atau Ginyeo adalah wanita yang berasal dari kalangan masyarakat bawahseperti budak atau orang-orang buangan yang dilatih untuk menjadi wanitapenghibur bagi pria-pria kalangan atas (sebagai pelacur, pegiat seni, atauteman mengobrol)

Wanita itu adalah Taehee, gisaeng paling terkenal di Gaesong. Orang biasa yang berkali-kali tampil di perayaan kerajaan. Wanita yang menjadi mimpi setiap laki-laki di Goryeo tanpa terkecuali, bahkan mungkin Raja sendiri. Kemampuannya dalam puisi, tarian dan permainan gayageum membuat hampir semua lelaki jatuh hati dan wanita muda menjadi iri. Tawaran menjadi selir, permintaan pernikahan, bahkan surat cinta dan hadiah-hadiah mahal datang padanya tanpa henti tapi tidak ada satupun lelaki di Gaesong yang cukup beruntung memboyongnya keluar dari Gyobang* milik Seokjin. Makhluk indah itu, yang setiap malam menjadi objek mimpi-mimpi mereka, hanya akan tetap berdiam di dalam mimpi saja.

(*) Institusi yang bertugas untukmemberikan pembelajaran bagi para Gisaeng.Muncul pertama kali pada era Raja Hyeonjong (1009-1031).

"Taehee cantik sekali malam ini." Seorang pemuda, putra ketiga Menteri Tanah Choi berbisik pada laki-laki di sebelahnya. Yang diajak bicara hanya mengangguk setuju.

"Aku ingin sekali membawanya sebagai selir, tapi Tuan Seokjin terus menolak permintaanku."

Choi Minho tertawa kecil. "Mungkin bayaranmu kurang membuatnya puas?"

Lelaki yang duduk di sebelah Minho, Cho Yoonwoo, meletakkan cangkir soju*nya di atas meja kayu. Bunyi ketukan porselen dengan permukaan meja sedikit merusak melodi gayageum yang dimainkan Taehee. Beberapa orang sedikit melirik, barangkali merasa terganggu, tapi Yoonwoo mengabaikan tatapan mereka semua. Udara malam ini terlalu dingin bahkan untuk diusir oleh sebotol arak. Ditambah permainan Taehee di atas panggung, Dewa seperti sedang mencoba mendorongnya ke ambang batas kesabaran.

(*) Minuman keras khas Korea.

"Seokjin bilang bahwa Taehee berharga sama dengan hidupku," lelaki itu menggumam, "jadi kalau aku berkeinginan membawanya keluar dari Gyobang itu, aku harus membayarnya dengan membunuh diriku sendiri."

Minho tenggelam dalam tawa bertepatan dengan berakhirnya permainan gayageum Taehee yang membuat para tamu larut dalam lamunan masing-masing. Sang gisaeng mengangguk pada Menteri Kim, lalu mundur pelan-pelan hendak undur diri. Yoonwoo memperhatikan setiap langkah yang diambil wanita itu sambil kembali menuangkan soju pada cangkirnya yang hampir kering. Mengabaikan fakta bahwa sahabatnya sedang tertawa puas, menertawakan lamarannya yang ditolak untuk entah ke berapa kali. Yoonwoo juga sedikit frustrasi pada fakta itu. Fakta bahwa meskipun ia adalah putra pertama dari Menteri Administrasi, ia masih tidak punya kekuatan yang cukup untuk membawa pulang seorang Gisaeng. Bahwa status sosial yang sejak lahir ia bangga-banggakan itu bukanlah apa-apa di hadapan Taehee, warga biasa yang bahkan tak punya marga. Wanita impiannya, yang sialnya juga adalah wanita impian semua lelaki di Ibukota.

A Walk Past TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang