Weird Feeling

429 26 9
                                    

Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah dengan menaiki kendaraan umum —bus. Pagi-pagi sekali aku menunggu di halte, alasannya hanya satu, aku tidak mau terlambat lagi. Seperti kemarin, aku di hukum oleh pak Kwon Jiyong membersihkan toilet.

Kemarin aku terlambat karena bangun kesiangan setelah begadang semalaman. Apalagi yang membuatku begadang jika bukan mengerjakan PR kimia yang membuatku pusing. Otak ku terasa di aduk-aduk hingga kepalaku terasa berputar tujuh kali lipat cepatnya.

Sebenarnya aku malas dan tidak mengerti mengerjakan PR kimia semalam. Aku tidak suka pelajaran yang berbentuk angka-angka dan rumus-rumus. Entahlah, kepalaku seketika mendadak pusing walau hanya mendengar nama pelajaran itu.

Iya, baiklah. Katakan jika aku bodoh dalam semua mata pelajaran yang mengandung unsur angka dan rumus. Sangat bodoh kupikir.

Beruntunglah semalam sahabatku mengirim jawaban nya padaku lewat Line. Walau tidak semua dan belum tentu benar, setidaknya aku sudah mengerjakan. Aku tidak mau di hukum menghafal rumus reaksi kimia lagi oleh Bu Suzy seperti beberapa hari yang lalu.

Kalian pasti tahu betapa sulitnya menghafal rumus-rumus itu jika kalian tidak menyukai atau berbakat dalam hal itu.

Dan apakah kalian tahu berapa hari waktu yang Bu Suzy berikan padaku untuk menghafal rumus itu?

Hah.. sebenarnya aku kesal jika mengatakan ini, tapi pasti kalian penasarankan?

Dua hari!

Bu Suzy memberiku waktu selama dua hari untuk menghafal rumus-rumus tersebut. Waktu yang begitu fantastis dan cukup membuatku gila. Dan selama dua hari dua malam itu juga, aku hampir tidak tidur dan makan pun hanya sedikit.

Ku harap kalian tahu bagaimana rasa nya.

Aku melangkah pelan memasuki lingkungan sekolah yang ternyata sudah sangat ramai. Banyak sekali siswa-siswi yang berkeliaran untuk jalan-jalan ke perpustakaan atau duduk berkumpul di kantin sembari menikmati sarapan pagi dan menggosip.

Memilih acuh dan tidak ambil pusing, ku ambil earphone yang selalu ku bawa ke mana saja. Kali ini aku meletakkannya di dalam saku kecil tas ranselku. Sengaja ku pasangkan kabelnya ke ponsel yang ada digenggam tanganku sejak tadi.

Aku tersenyum lega karena suara bising itu dapat tersamarkan walau hanya sedikit. Kepalaku mengangguk pelan, menikmati setiap alunan musik yang ku nyalakan dengan volume cukup keras. Nyaman dan tenang sekali rasa nya.

Bukk.

Baru saja aku merasa tenang ada saja pengganggu yang merusak semua suasana indahku. Ada seseorang yang menepuk kuat bahuku, membuat ku terkejut bukan main. Jantungku terasa berdebar-debar ingin melompat keluar. Bahkan ponsel yang kupegang hampir saja terlepas dari tanganku.

Kepalaku segera menoleh kebelakang, melihat siapa yang berani membuat aku hampir jantungan.

Kedua alisku terangkat, melihat gadis mungil dengan wajah cantik dan imut. Dia tertawa lebar tanpa dosa kearahku.

Astaga, ternyata dia adalah sahabatku. kim Jisoo.

"Jisoo! Kamu mau buat aku mati jantungan!?" Bentak ku kesal.

"Maaf, lagian kamu aku panggil dari tadi nggak respon. Nggak salah dong kalo aku pukul bahu kamu," dia berusaha membela agar tidam aku salahkan.

Lihatlah, kini dia memasang wajah melas yang malah terkesan sangat imut.

Demi Tuhan, Jisoo begitu cantik dan imut. Bahkan ketika dia memasang wajah jelek sekali pun. pantas saja banyak siswa yang mengidolakannya. Banyak siswa yang berlomba-lomba ingin menjadi kekasihnya yang akhirnya dimenangkan oleh kak Bobby —senior kelas tiga yang berwajah garang itu. Aku juga tidak tahu kenapa Jisoo memilih kak Bobby sebagai pacarnya. Dia bahkan menolak kak Jinhwan, senior baik dan sangat ramah.

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang