To My Youth

106 13 0
                                    

Mata elang itu menatap seonggok motor ninja warna biru yang terparkir dihalaman rumahnya—hanya sekilas lantas ia mendecih kasar. Dia tahu si pemilik motor itu siapa. Seseorang yang sangat dia benci sampai kapanpun. Salah satu orang yang menyebabkan kepergian ibu nya. Seseorang yang sudah merebut semua kebahagiannya dan juga keluarganya.

Tidak ada kata maaf bagi mereka—ibu dan anak yang telah merenggut semua dari nya. Kebencian itu selalu tertanam dengan dalam dihati nya. Tersemat jelas dalam benak nya.

Entahlah..

Sebesar apapun rasa sayang yang ditunjukan ibu tiri padanya,sekeras apapun ayahnya menekankan bahwa mereka adalah keluarga,itu sama sekali tidak berpengaruh pada hyunjin. Semua itu tidak berarti apa-apa bagi hyunjin.

Dia,mereka,aku,atau bahkan kita,tidak akan pernah bisa bersatu. Tidak akan pernah menjadi keluarga,saudara atau apapun itu. Karena sekali perusak tetap perusak. Sekali benci selama nya akan tetap benci.

Hyunjin tidak tahu apakah ia terlalu berlebihan atau tidak. Apakah dia terlalu kurang ajar atau tidak.

Dia hanya sakit hati. Dia hanya marah. Dia hanya kesal kepada ayahnya,dia,mereka dan siapapun yang telah merusak keluarganya. Siapapun yang telah merenggut kebahagiannya. Siapapun yang telah merenggut nyawa ibu nya.

Tuhan..

Apakah tindakanku ini salah? Apakah salah jika aku membenci mereka? Apakah salah jika aku membenci dia,ayah kandungku sendiri? Dosakah aku membenci nya?

Entahlah,rasa nya Tuhan tidak mengizinkan hyunjin untuk membuka pintu maafnya meski dia berusaha mencoba,meski dia berusaha untuk melupakan dan mengikhlaskan.

Rasanya sangat sulit dan pedih ketika dia ingin mencoba. Rasanya sakit dan sesak.

"Hyunjiiinnn" teriakan girang menyambut indra pendengaran hyunjin ketika dia menampakkan batang hidung di depan pintu utama.

Pria berperawakan tinggi itu menghampiri hyunjin dengan terpogoh-pogoh. Dia memeluk tubuh hyunjin yang masih terbalut seragam sekolah dan tas ransel.

Hyunjin,anak lelaki ini hanya diam membatu. Ia tidak tahu haruskah ia senang atau marah. Manik tajamnya melihat wanita paruh baya yang juga melangkah mendekati nya. Wanita itu tersenyum lembut dengan tulus. Dikursi sofa,ada ayahnya yang tertawa lebar menyaksikan interaksi keluarganya ini.

Hyunjin menggeram dalam hati. Dia kembali teringat dengan sang mama. Kebencian kembali menyeruak,mengisi setiap pikiran dan relung jiwanya.

Brakk!

Tubuh kakak tiri nya yang bernama minhyun itu terjatuh dilantai. Matanya menatap raut wajah hyunjin yang penuh amarah. Sorot kebencian terlihat jelas dan kentara di manik elang itu.

"Gak usah sok kenal sama gue!" Bentak hyunjin seraya menunjuk kakak tirinya.

Minhyun hanya terdiam melongo menatap hyunjin yang masih sama seperti dulu. Hyunjin masih membenci dia dan ibu nya. Hyunjin masih tidak menerima keberadaan dia dan ibu nya.

Dia tersenyum simpul sembari mengusak surai hitam pekat yang segera ditepis oleh hyunjin.

"Gak usah sentuh gue!"

"Apa kabar? Kamu tambah ganteng,tinggi lagi. Pasti banyak cewek yang suka sama kamu" ucap minhyun masih dengan senyuman.

Hyunjin kembali berdecih,memalingkan pandangannya dari minhyun. Dia muak melihat tingkah sok manis itu. Dia tidak peduli ini hanya akting atau asli. Yang jelas dia sangat benci berinteraksi dengan minhyun dan ibu tiri nya.

"Buat apa lo dateng kesini? Mau minta duit? Atau mau ngehancuri hidup gue lagi?!"

"Hyunjin!" Bentak papa bangkit dari duduknya seraya menghampiri hyunjin.

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang