Buagh!
Duagh!
Uhuk!
Uhuk!"BANGUN LO BAJINGAN!"
Duagh!!
Hari ini keributan kembali menghiasi suasana istirahat saat ini—banyak para murid yang menonton aksi baku hantam dua siswa yang tengah berkelahi. Mereka berkumpul—membuat sebuah lingkaran untuk menonton perkelahian itu. Tak satupun dari mereka yang melerai—hanya menonton,berteriak mendukung salah satu dari mereka,layaknya sedang menonton aksi tinju dikejuaraan dunia.
Suara ricuh diiringi dengan suara teriakan layaknya supporter bola yang memenuhi lapangan stadion seperti diacara piala dunia. Mereka berteriak,menjepret gambar atau mengarahkan kamera vidio mereka kepada dua orang yang berada ditengah lapangan.
Tolonglah,ini bukanlah hal yang menyenangkan,bukanlah hal yang perlu dan patut untuk di share kepada publik. Ini bukanlah hal yang mampu membangkitkan citra sekolah,melainkan sebaliknya. Lantas untuk apa mereka berlomba–lomba untuk mendokumentasikan perkelahian ini?
"Berhenti atau saya seret paksa kalian!"
•••
Kami berdua jalan beriringan,menembus melawan angin yang menerpa wajah kami—memainkan sedikit helaian rambut panjangku yang tergerai. Begitu juga dengan rambut yoonbin yang tampak berantakan—sediki—akibat tertiup angin.
Kami saling mengobrol,bercerita tentang hal lucu atau apapun itu. Sesekali gelak tawa ku pecah ketika yoonbin menceritakan betapa absurd tingkah teman–temannya itu. Atau anak itu menceritakan kelucuan hewan peliharaannya—binnie—seekor kucing angora berwarna putih bersih dan bermata biru.
Aku belum pernah melihatnya secara langsung,tapi yoonbin pernah memperlihatkan fotonya padaku. Kalian tahu,binnie itu sangat lucu. Wajahnya imut seperti boneka. Sudah kupastikan,pasti kucing itu memiliki bulu yang sangat lembut seperti sutera.
Mendengar cerita–cerita yoonbin tentang binnie,sepertinya tingkahnya sangat lucu sekali—aku bahkan tertawa lepas walau hanya mendengar ceritanya saja. Rasanya aku ingin kerumah yoonbin,bertemu binnie dan bermain bersama dengannya. Atau bahkan menggendongnya dan membawanya pulang.
"Gimana kalo nanti lo kerumah gue. Sekalian kenalan ama binnie" kata yoonbin yang membuatku terkejut—senang bukan main.
Aku segera mengangguk antusias menyetujui ajakan yoonbin barusan,"Tapi gak apa–apa kan kalo aku kerumah kamu?" Tanyaku,sedikit ragu.
Jelas aku sedikit ragu,pasalnya aku dan yoonbin baru kenal beberapa hari lalu,kami bahkan baru saja menjadi teman. Anak lelaki itu menatapku lalu tersenyum lebar,"Emang siapa yang mau marah? Mama aku justru senang kalo ada temen aku yang dateng. Apalagi yang dateng orangnya cantik" ucapnya.
Untuk kali ini aku kembali terdiam setelah mendengar penuturan yoonbin. Ini kedua kalinya aku mendengar yoonbin mengatakan bahwa aku cantik. Apa aku sedang bermimpi?
"Kok diem?" Celetuk yoonbin menatapku dengan alis terangkat.
Aku menggelengkan kepala,"Eng—gak apa–apa" kataku berusaha terlihat tenang—menyembunyikan rona wajahku darinya.
"Fix nih"
"Apaan?"
"Hm,kebiasaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓
Teen FictionTeruntuk kamu.. pria tampan dengan sikap yang dingin. seorang pria berandal,menyebalkan,pendiam,ketus dan keras kepala. pria yang mampu membuatku mengenal apa yang nama nya cinta. pria yang mampu membuatku salah tingkah dan gugup jika berhadapan lan...