Goodnight

91 12 0
                                    

—Canda dan tawa mu menjadi candu bagiku untuk selalu merindu—


Disini, aku dan hyunjin berada—duduk di depan supermarket yang ada di dekat rumahku dengan ditemani coffee latte masing–masing. Kami disini  bukan hanya untuk bersantai merasakan dinginnya udara malam,melainkan untuk mengobati luka hyunjin.

Iya,saat disekolah tadi hyunjin meminta agar aku mengobati lukanya ulah berkelahi bersama guanlin. Aku senang karena anak ini mulai menghargai kepedulianku padanya—tentu saja hanya sebatas teman,tidak lebih.

Aku mengolesi obat merah dilukanya—tepatnya dikeningnya yang aku juga tidak tahu karena apa. Setelah itu aku memasang plester disana. Dia tidak bergeming,hanya sesekali kudengar suara ringisannya karena lukanya sedikit ku tekan.

"Kenapa berantem sama guan?" Tanyaku,memberanikan diri. Aku sedikit melirik kearahnya yang sedang menatap kearah gelas kopi dimeja.

"Cuma nolongin renjun doang" dinginnya,masih menatap gelas kopi.

Aku hanya tersenyum simpul mengetahui bahwa dia bukanlah anak nakal,buktinya dia masih peduli dan membantu orang yang sedang kesusahan.

Menurutku hyunjin bukanlah pria yang menakutkan layaknya seorang gengsters seperti apa kata murid lain,dia hanya pria pendiam dan hanya suka pada ketenangan,itu saja. Percayalah,dia hanya terlihat mengerikan diluar,tapi hatinya sangatlah baik dan hangat.

"Ada hubungan apa lo sama yoonbin?" Tanyanya,sembari melirik aku yang sibuk membereskan kotak P3K yang ku pinjam dari supermarket. Aku meliriknya sekilas lalu tersenyum tipis.

"Cuma temenan"

"Bohong" sarkasnya,kedua alisnya menukik kearahku dengan tatapan menuntut.

Aku sedikit kaget mendengar penuturannya itu,sedikit aneh dan ambigu. Lagi pula jika aku punya hubungan lebih dengan yoonbin apa salahnya? Dan apa juga urusannya dengan dia?

"Bener,aku gak bohong"

"Terus kenapa tiap hari pulang bareng terus?"

"Emangnya kenapa? Dan apa urusannya sama kamu?" Kataku,sedikit jengkel juga.

Dia menatapku sinis,"Gue udah bilang kalo gue gak suka lo deket ama dia. Dia itu brengsek" finalnya sarkas.

Aku memutar bola mataku,"Dia gak seburuk yang kamu kira. Lagian kenapa sih kalo aku deket sama yoonbin?",aku membalas tatapannya.

Anak itu mendesah kasar lantas membuang pandangannya kesegela arah,"Gue cemburu. Dan gue gak suka lo deket sama dia",katanya,dengan nada sedikit tinggi.

Kedua alisku menyatu,kutatap lekat manik legam nan tajam itu,melihat ada keseriusan disana.

Entah kenapa jantungku seketika berdetak cepat,darahku seakan berhenti mengalir. Apa yang dikatakan hyunjin tadi?

"Aku cuma temenan. Udah deh,kok malah bahas gini?"

"Pokoknya gue gak suka lo deket sama dia"

"Ya alasannya kenapa,hyunjin? Kita—"

"Gue cemburu! Lo ngerti gak sih?!" Katanya,sambil membentakku dan menatap kearahku sangat tajam.

"Tau ah" aku lebih memilih memainkan ponselku untuk membalas chat dari yoonbin yang ternyata sejak 15 menit terabaikan.

Line~
Yoonbin
|Udah tidur?
20.53
Read

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang