What?

79 9 0
                                    

Tolong ingatkan kalo ada typo ya guys.....


















Pak siwon menatap kelima siswa berandal yang sekarang ada dihadapannya. Ia sedikit menurunkan kacamata beningnya agar dapat melihat dengan jelas wajah–wajah preman tersebut.

Lelaki tua itu melirik kearah dua diantara mereka yang terlihat babak belur—berbeda dengan tiga lainnya yang hanya banyak noda tepung diseragam serta sedikit noda telur busuk disana. Jujur saja pak siwon sudah mual mencium bau busuk itu—bahkan kepalanya sudah terasa berdenyut pusing.

"Siapa yang mulai perkelahian?" Tanya pak siwon pada kelima siswa itu.

Mereka saling tatap lantas berdecih kasar,"Dia",ucap mereka bersamaan.

"Gue gak bakal mulai kalo lo gak brengsek!" Bentak hyunjin pada guanlin.

"Brengsek? Yang ada lo,anjir! Lo yang cari gara–gara sama gue! Sok–sokan mau nolong si cupu itu!" Balas guanlin tak kalah ketus.

Desahan napas berat milik pak siwon terdengar—menghentikan perdebatan kecil antara mereka. Pak siwon memijat pangkal hidungnya,dia pening mengatasi masalah ini. Sungguh.

"Terserah kalian. Sekarang kalian temui pak jiyong" final pak siwon untuk memerintahkan kelima nya menemui pak jiyong—waka kesiswaan.

"Lah? Kok gitu pak?" Protes jeno tak setuju.

"Gak bisa pak. Pokoknya saya mau bapak aja yang hukum" final chenle dengan gaya cool nya.

Pak siwon mengeryit bingung,"Emang kenapa kalo pak jiyong yang kasih kalian hukuman?" Tanyanya,menautkan kedua alisnya lantas menatap chenle dan jeno bergantian.

Dua anak lelaki itu saling tatap lalu menundukkan kepala. Sanha yang sejak tadi diam lantas,"Kalo pak jiyong yang ngehukum,kita gak cuma disuruh bersihin toilet atau dijemur kayak pak siwon. Tapi kita juga bakal di skors sama dia",jelas sanha memelas.

Pria tua itu sedikit mengulum bibirnya untuk menahan tawa. Semua tahu bahwa hanya pak jiyong lah guru yang paling kejam dan ditakuti oleh semua murid.

"Kalo takut diskors,kenapa masih mau berkelahi?" Tanya pak siwon yang membuat mereka terdiam.

"Maaf pak,tapi saya gak takut tuh" celetuk guanlin. Hyunjin melirik sinis kearah guanlin yang malah memberikan smirk padanya.

"Apa lo liat–liat gue,huh?!"

"Siapa yang ngeliatin lo?" Ketus hyunjin membalas tatapan tajam guanlin.

"Sudah–sudah. Sekarang kalian saya hukum—"

"Kalian lagi yang berulah ternyata! Sudah berapa kali saya bilang,jangan cari masalah lagi disekolah ini!"

Entah sejak kapan pak jiyong bisa ada disini—lelaki itu menatap nanar kelima siswa yang seketika menundukkan kepala karena ketakutan. Matanya menelisik wajah–wajah mereka satu persatu.

"Guanlin!"

"I—iya pak"

"Baru kemarin kamu dapat surat panggilan,dan sekarang sudah berulah lagi?! Kamu pikir ini sekolah untuk membully?!" Bentaknya kasar,membuat guanlin sedikit tersentak kaget.

"Kalian juga!" Lanjutnya,menatap jeno—chenle—sanha secara bergantian,kemudian,"Dasar bodoh! Mau saja dijadikan asisten oleh si tengil itu!" Geramnya,melirik sekilas guanlin yang sok tidak mendengar.

Kini tatapan pak jiyoung beralih kearah hyunjin—anak itu tengah menundukkan kepala sambil memainkan jari tangannya.

Dan..

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang