HYB

112 14 0
                                    

Setelah membeli ponsel tadi, kami melanjutkan perjalanan kembali. Kemana lagi kalo bukan mengantarku pulang. Tapi lagi-lagi yoonbin memutar jalan kami yang entah akan kemana.

Oke,katakan bahwa tadi aku masih bisa bersabar dan harap maklum. Tapi untuk kali ini,aku benar-benar kesal pada manusia ini.

Kulirik jam tangan warna cokelat yang melingkar ditangan kiri ku. Ternyata sudah jam 9 malam. Ada sedikit rasa takut dihati ku. Takut jika bunda mencemaskan ku. Biasanya aku pulang paling terlambat jam setengah sembilan. Sudah pasti bunda dan ayah mencemaskan aku.

"Kita mau kemana?" Aku membuka suara.

"Lo laper kan? Kita mampir makan dulu"

Aku mengerutkan alis bingung karena tidak dapat mendengar suara yoonbin dengan jelas. Kepala ku terikat oleh helm,ditambah suara deru motor yang berlalu-lalang,ditambah lagi hembusan angin malam yang menerpa kuat. Membuatku bergidik ngeri.

Pantas saja bunda dan ayah tidak memperbolehkan aku untuk keluar malam,ternyata karena ini.

Sungguh aku tidak bohong. Udara malam sangatlah mengerikan. Bukan hanya udara nya,tapi langit,suasana,dan apapun akan terlihat menakutkan. Gelap dan remang-remang.

Aku tidak suka itu,sumpah demi apapun. Walaupun cahaya lampu jalan menyinari,tapi tetap saja bagiku itu gelap.

Terpaksa aku mendekatkan kepalaku—mencondongkan kepala kearah depan–disamping wajah yoonbin.

"KAMU NGOMONG APA?" Tanyaku,setengah berteriak.

Salahkan saja yoonbin yang tidak peka dengan ketulian sementaraku ini. Anak ini tidak memperlambat laju motornya,dia malah semakin menancap gas hingga suara knalpot motor nya yang bising itu memekakkan gendang telinga ku.

Karena kesal,kupukul pelan bahu tegap nya. Menyuruhnya untuk memperlambat laju motor. Anak itu meringis sambil tertawa terbahak. Dia menatapku dari kaca spion. Membuat pandangan kami bertemu sebentar.

Cepat-cepat aku membuang pandangan kesembarang arah. Terserah kemanapun itu,yang terpenting tidak bertatapan dengan yoonbin.

Dia memperlambat laju motor nya sambil membuka kaca helm full face nya,"gue mau ngajak lo makan dulu. Pasti lo juga laper kan pulang sekolah belum makan"ucapnya,sambil menatapku dari kaca spion.

Aku membulatkan bibir karena mengetahui apa yang yoonbin ucapkan tadi.

"Tapi jangan lama-lama"

"Kenapa?"

"Nanti aku dicari bunda sama ayah" polosku,membuat yoonbin tertawa kembali.

Anak laki-laki itu mengacungkan jempol kiri nya sebentar sebelum menutup kaca helm dan melaju cepat.

Beberapa menit kemudian kami sudah sampai disebuah restoran terdekat. Restoran nya mewah dan elegan. Sangat berbeda dengan restoran yang biasa aku dan keluargaku kunjungi.

Kami memilih meja paling pojok–paling sudut dekat jendela. Sebenarnya yoonbin yang memilih,aku hanya mengikuti dia saja dari belakang.

"Lo mau pesan apa?" Dia membuka suara sambil menunjukkan daftar menu kearahku yang masih sibuk melihat ke sekeliling ruangan.

"Terserah kamu aja" jawabku,singkat sambil tersenyum kikuk.

"Disini gak ada menu yang nama nya terserah. Jadi mau pesan apa?"

Aku tersenyum sambil menggaruk kulit kepala yang tak gatal sama sekali.

Sebenarnya aku bingung mau pesan apa. Soalnya aku masih kenyang sekarang.

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang