Yoonbin benar-benar menjemputku pagi ini seperti yang dia bilang semalam. Aku sedikit tidak percaya anak ini akan seberani ini berdiri di depan rumahku. Menungguku,dia duduk diatas motor sambil memainkan ponsel miliknya.
Dia juga menepati janji nya datang jam 6 tepat tidak lebih dan tidak kurang.
"Ra,temen kamu gak disuruh masuk? Ajakin sarapan dulu dia nya" titah bunda ketika aku baru mendaratkan bokongku dikursi meja makan.
"Gak usah deh,bun. Biar aja diluar" tolakku sambil menuang nasi goreng kedalam piring
"Kamu ini gak kasihan apa sama dia. Anak itu ayah lihat udah dari tadi nunggu diluar. Buruan makannya,gak baik buat orang nunggu kayak gitu" omel ayah padaku.
Aku mendengus sebal sambil melahap nasi goreng. Aku meyambar tas ransel berniat ingin berangkat. Padahal aku masih lapar dan baru makan dua sendok saja.
Ayah memang begini,selalu menyuruhku berangkat lebih pagi. Katanya dia tidak mau aku terlambat. Tapi tidak sekarang juga kan? Sekarang saja masih jam 6 lewat lima menit.
Setelah berpamitan,aku bergegas keluar rumah. Kulihat yoonbin yang duduk diatas motor sambil memandangi sekitarnya.
Aku menggerutu dalam hati,semua ini karena dia. Karena dia aku harus berangkat sepagi ini. Karena dia aku tidak bisa memakan nasi goreng sampai habis. Karena dia dan karen dia.
Aku melangkah keluar pagar dengan langkah malas dan wajah muram. Aku lebih suka naik bus seperti biasa. Dengan naik bus aku bisa menikmati pemandangan alam dengan tenang. Dengan naik bus tubuhku terbebas dari polusi udara—asap knalpot dan sebagai nya.
"Pagi.." suara bernada rendah itu menyadarkan ku.
Ternyata yoonbin yang baru bicara. Anak lelaki itu lagi-lagi memakaikan helm dikepalaku. Dia tersenyum manis—seperti nya itu sudah jadi kewajiban bagi nya.
"Masih dipake aja" cibir nya,yang membuatku mengerutkan kening. Aku tidak mengerti apa maksud nya.
"Kalo suka ambil aja" dia kembali menimpali perkataan nya yang membuatku semakin tidak mengerti.
"Apaan?" Tanyaku,setengah kesal.
Dia tersenyum padaku lalu mengetuk helm dikepalaku pelan.
"Jaket gue"
Aku baru sadar jika aku memakai jaket yoonbin.
Semalam aku lupa mengembalikan jaketnya karena bunda dan ayah sudah menungguku diteras. Dan pagi ini aku berniat ingin mengembalikan padanya. Tapi kenapa aku malah memakainya?
"Ayo naik,udah siang nih" dia bersuara sambil menyalakan mesin motor.
Kami segera melesat pergi. Membelah jalan raya yang sudah tampak ramai sekali.
Kali ini yoonbin mengajakku berbicara,tidak seperti semalam. Dia mulai bercerita tentang dia yang dimarahi mama nya karena pulang terlambat. Membuatnya harus kehilangan uang jajan untuk hari ini saja.
Pantas saja dia memintaku untuk membawa bekal hari ini. Ku kira dia juga bawa,ternyata bekalku ini yang akan menjadi pengganti jajan nya hari ini.Ngomong-ngomong semalam yoonbin nge-chat aku untuk dibawakan bekal. Dan bodohnya aku malah setuju saja.
Dia juga bertanya apakah bunda menyukai burger yang ia beli semalam. Dia juga bertanya apakah aku juga kena marah.
Tentu saja iya. Tapi beruntunglah ayah hanya mengomel seperti biasa tanpa memberi hukuman apapun.
Sejak tadi aku terus berpegangan erat pada hoodie yoonbin. Anak ini dengan kurang ajarnya membawa motor dengan kecepatan tinggi. Membuatku seperti terasa terbang keangkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓
Ficção AdolescenteTeruntuk kamu.. pria tampan dengan sikap yang dingin. seorang pria berandal,menyebalkan,pendiam,ketus dan keras kepala. pria yang mampu membuatku mengenal apa yang nama nya cinta. pria yang mampu membuatku salah tingkah dan gugup jika berhadapan lan...