Who is you?

98 9 0
                                    

"Gak ngerepotin kok. Lagian aku kan lagi belajar jadi boyfriend material buat kamu"

Aku diam membisu setelah mendengar ucapan yoonbin beberapa menit yang lalu. Aku menatap yoonbin yang malah tersenyum sangat lebar-membuat matanya menghilang seperti bulan sabit. Aku masih berusaha mencerna arti dari ucapan yoonbin itu.

"Lho? Kok gak disuruh masuk?" Tanya ayah yang tiba-tiba saja sudah berdiri disampingku.

Ayah melirik aku sekilas lalu menatap yoonbin sambil menelisik-menatap yoonbin dari bawah hingga atas.

"Selamat malam,om" sapa yoonbin seraya membungkuk dalam.

Sopan sekali dia.

"Malam juga" jawab ayah datar tapi dengan sedikit senyuman.

Aku tersenyum tipis ketika yoonbin melirik kearahku. Dia tersenyum kikuk karena mendengar jawaban ayah yang begitu singkat.

"Siapa yang datang?" Tanya bunda yang ikut menghampiri kami.

Ayah tersenyum jahil kepada bunda yang juga melirik kearah aku dan yoonbin secara bergantian. Ada senyum jahil khas bunda yang kulihat diwajah tua nya itu.

"Anak bunda udah besar ternyata. Diapel sama cowok" goda bunda yang kubalas rengekan kecil.

Yoonbin tersenyum malu seraya menundukkan kepalanya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ayah mendekati yoonbin lantas merangkul cowok tinggi kurus itu seraya,"Masuk dulu,kita main catur bareng" pinta ayah yang langsung menyeret yoonbin masuk kedalam rumah.

Senyumku kembali merekah-lebih lebar dari sebelumnya. Wajah yoonbin begitu tidak enak dilihat. Dia sepertinya ingin menolak ajakan ayah,tapi kurasa dia tidak berani untuk mengungkapkannya.

Aku dan bunda juga ikut masuk-menuju dapur tentunya. Aku akan membuat mi ramen yang dibawa yoonbin tadi,Sedangkan bunda entah sedang memasak apa.

"Pacar kamu,ra?" Tanya bunda sembari memperhatikanku yang sibuk menuang air panas kedalam kotak mi ramen punyaku dan yoonbin.

Dasar modus. Anak itu ternyata membeli dua mi ramen. Sudah pasti niatnya ingin mampir kerumahku seperti apa yang ia katakan waktu kami pulang malam waktu itu.

Aku mendecih sebal mendengar ucapan bunda yang menyebalkan itu.

"Bukan bunda. Dia temanku" jawabku penuh penekanan.

Bunda tertawa hambar sambil menata lauk diatas meja makan.

Kedua alisku tertaut dalam melihat begitu banyaknya menu makanan malam ini. Tidak seperti biasanya bunda memasak makanan begitu banyak-kecuali saat hari-hari penting.

Apa ini semua akan disuguhkan pada yoonbin? Tapi kan yoonbin datangnya dadakan. Lagipula bunda atau ayah tidak tahu bahwa yoonbin akan kerumah. Bahkan kenal saja tidak.

"Lho,bunda tumben banget masak banyak? Siapa yang mau kesini?" Tanyaku membuka suara.

"Kamu gak tahu ya kalo jujun mau kesini?"

"Hah? Jujun? Ngapain dia mau kesini? Tumben banget"

"Katanya sih mau nganterin kue buatan mama nya. Sekalian juga,dia bawa temennya kesini. Bunda gak enaklah sama temennya jujun. Makanya bunda masak banyak supaya kita makan malam bareng. Kebetulan banget kan ada doi kamu" jelas bunda panjang lebar.

Aku hanya mendesah pelan sambil memutar bola mata malas. Kuputuskan untuk tidak membalas ucapan bunda.

Memilih untuk tidak ambil pusing dengan kedatangan jujun-saudara laki-laki ku-anak dari kakaknya ayah-anak yang punya tubuh tinggi dan perfeksionis,tampan,dan baik hati.

Hidden prince[Hwang Hyunjin]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang