Don't be a plagiarist!
Happy reading~.
.
.
Hari ini tidak seperti biasanya. Suasana bising dan gaduh menjadi pengantar awal di pagi yang cerah. Banyak karyawan yang sibuk berlalu lalang di sepanjang koridor salah satu perusahaan otomotif terbesar di Korea Selatan, Lee Corporation.
Na Jaemin, salah satu karyawan dari divisi arsip itu mengernyit heran. Pasalnya, tidak biasanya para karyawan di perusahaan tersebut sibuk mondar-mandir layaknya setrikaan. Jaemin pun hanya mengendikkan bahu dan berlalu menuju ruangannya. Di sana sudah ada dua sahabat karib Jaemin yang tengah sibuk merapikan mejanya masing-masing.
"Oh, selamat pagi, Jaemin-ah!", seru mereka serempak.
"Selamat pagi juga, Haechan-ah, Renjun-ah!", balas Jaemin sambil tersenyum kecil dan duduk di kursinya. Haechan yang melihat pergerakan Jaemin tersebut hanya menaikkan sebelah alisnya.
"Kau tidak mau merapikan meja kerjamu?".
"Meja kerjaku?. Memangnya ada yang salah, ya?. Aku rasa aku selalu membenahinya setiap selesai bekerja. Tidak seperti kalian yang selalu berantakan". Jaemin menjawab dengan nada sedikit mengejek, membuat Renjun bersungut kesal mendengarnya.
"Baik, baik, mama. Kau selalu benar", balas Renjun. Dia tahu betul bahwa Jaemin akan sangat kesal bila sudah dipanggil mama, eomma, ibu, dan sejenisnya. Jaemin hanya tidak sadar bahwa sifatnya itu sungguh sangat keibuan.
"Jangan memanggilku mama, Renjun-ah!. Aku bukan ibumu!", sungut Jaemin. Renjun hanya cekikikan. Dia suka mendengar Jaemin yang mengomel. Sebuah hiburan tersendiri baginya.
"Baiklah teman-teman, hentikan perdebatan kalian. Lebih baik kau lanjutkan kembali pekerjaanmu, Renjun-ah. Biarkan saja ibu-ibu itu tidak tahu jika sebentar lagi kita semua harus menyambut CEO Lee Corp. yang baru". Haechan menengahi. Sedangkan Jaemin yang terkejut sontak membulatkan kedua matanya. Dia mengabaikan fakta bahwa Haechan baru saja memanggilnya dengan sebutan ibu juga.
"Apa?!. CEO Lee Corp. yang baru?!. Apa maksud kalian, eoh?. Kenapa aku tidak tahu tentang berita sepenting ini?. Katakan, katakan!", desak Jaemin. Renjun hanya mendengus geli.
"Salahmu yang mengambil cuti selama satu minggu. Kau pasti pergi liburan, kan?. Jahat sekali tidak mengajak sahabat-sahabatmu ini".
Jaemin yang mendengar penuturan Renjun pun hanya menggeleng-gelengkan kepala, tanda tak setuju.
"Tidak, Renjun-ah. Aku sama sekali tidak pergi liburan. Ada keperluan keluarga selama satu minggu ini dan hal itu benar-benar tidak bisa ku abaikan".
Haechan yang merasa perdebatan ini akan kembali panjang, akhirnya menengahi lagi.
"Baiklah, baiklah. Sekarang Lee Haechan yang baik hati ini akan memberitahukan kabar yang sangat penting kepadamu. Dengarkan aku baik-baik, Na Jaemin!".
"Cih, terlalu mendramatisir-"
"Shut up, Huang Renjun!". Haechan tidak suka jika Renjun menyela ucapannya. Dia pun menghela napas untuk menetralisir kekesalannya itu. "Jadi, kabar ini sebenarnya sudah beredar sejak satu minggu yang lalu, bertepatan denganmu mengambil cuti. Tuan Lee Jaehyun telah menyerahkan jabatannya itu kepada anak tunggalnya. Dan yeah, hari ini adalah hari pertama CEO baru kita akan mulai bekerja".
Jaemin yang mendengar penuturan Haechan pun hanya menganga tak percaya. Dia benar-benar tidak habis pikir. Setelah satu minggu dia cuti dan hari ini kembali bekerja, dia akan dihadapkan dengan atasan baru?. Heol. Jaemin hanya bisa memijat pangkal hidungnya.
"Astaga!. Sudah jam delapan!. Setengah jam lagi Tuan Lee akan datang!", pekik Renjun.
Sontak membuat Haechan semakin heboh untuk segera membereskan mejanya. Jaemin juga melakukan hal yang sama, ikut berbenah, meskipun sebenarnya hal itu tidak perlu. Meja kerjanya sudah cukup rapi. Jaemin melakukan pekerjaannya itu sambil mengernyitkan dahi. Entahlah, dia hanya memikirkan sesuatu.
TBC
.
.
.
Lanjut atau nggak?
A/N:
Double up untuk publish pertamaku :)
Sorry, Jeno nya belum muncul di part ini. Kkkkk~
Jangan lupa tinggalkan jejak yah, hargai karya penulis~
July 14th, 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, seorang Lee Jeno tetaplah diktator. Titik!. Meskipun ini menurut Jaemin sendiri. "Aarrrgh!. Lama-lama...