Special Chapter

43.8K 4.6K 232
                                    

Yah, karena kemarin ada yang minta chap khusus untuk ultahnya Nana, jadi aku bikinin :DHope you like and enjoy it~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah, karena kemarin ada yang minta chap khusus untuk ultahnya Nana, jadi aku bikinin :D
Hope you like and enjoy it~
.
.
.

Kicauan burung mengusik seseorang yang tengah terbuai di alam mimpi. Mau tak mau harus membawanya kembali ke dunia nyata.

Jaemin mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya guna menyesuaikan sinar matahari yang menerobos celah-celah gorden kamarnya. Dia menggeliat pelan sebelum menyadari bahwa ada beban yang menimpa perutnya. Ya, Jeno tengah tertidur sambil memeluk Jaemin.

Jaemin mendongak hanya untuk disuguhi rahang tegas sang suami yang tengah tertidur pulas. Entah untuk keberapa kalinya dia terpesona dan jatuh cinta pada sosok tampan tersebut. Tanpa sadar Jaemin mengecup rahang Jeno dan kembali menatapnya dalam diam.

"Sudah puas memandangi wajah suamimu ini, sayang?".

Seketika Jaemin tersentak dan merona hebat tatkala mendengar pertanyaan dari Jeno. Dia malu karena ketahuan memandangi suaminya cukup lama dan intens.

Jeno membuka kelopak matanya dan menatap wajah Jaemin yang memerah lucu. Dia gemas karena Jaemin berusaha menghindari kontak mata dengannya dan menutupi pipinya yang bersemu.

Jeno yang tidak tahan lantas mengecup dengan gemas ujung hidung Jaemin. Membuat empunya memekik terkejut dan memukul pelan dada Jeno.

"Jeno-ya, sudah~. Jangan menggodaku seperti itu!". Jaemin cemberut.

"Iya, iya, sayang", jawab Jeno cepat.

Jaemin lantas membangunkan dirinya dari buaian kasur dan hendak beranjak ke kamar mandi. Namun, baru saja dia menapakkan kakinya di lantai yang dingin, Jaemin sudah mengaduh dan kembali terduduk di ranjang. Jeno pun refleks menghampiri sang istri.

"Kenapa sayang?. Apakah bagian belakangmu sakit?", tanya Jeno khawatir. Jaemin lantas mengangguk.

"Hu-um. Nana tidak bisa berjalan, Papa~", rengeknya manja. Jaemin kemudian memeluk Jeno dan mengusap-usapkan pipinya di dada bidang sang suami.

"Baiklah, aku antar ke kamar mandi. Tapi, berikan aku morning kiss terlebih dahulu", kata Jeno. Jaemin pun mengangguk setuju dan menyambar bibir Jeno sekilas. Hanya saling menempel beberapa detik saja.

"Sudah", katanya innocent. Sedangkan Jeno menggeram pelan, karena yang benar saja?!. Tadi itu sebuah kecupan, bukan ciuman!.

"Aku bilang ciuman!. Bukan kecupan, sayang".

Jeno lantas menyambar bibir Jaemin tanpa persetujuan, membuat si empu memekik kecil dan mau tidak mau harus pasrah menerima serangan itu.

Jaemin yang pada akhirnya sudah terbuai dengan senang hati membuka mulutnya, membiarkan lidah Jeno masuk dan mengabsen deretan giginya.

"Mmhh... Ahh!". Jaemin mendorong dada Jeno tatkala tangan besar itu menelusup di balik kemejanya, mengakibatkan ciuman itu pun terputus. Jaemin menggeleng-gelengkan kepalanya.

What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang