Don't be a plagiarist!
Happy reading~
.
.
.Dua hari berlalu setelah desas-desus yang menggemparkan Lee Corp. Dan telah diumumkan bahwa hari ini akan dilaksanakan konferensi terbuka di aula perusahaan. Seluruh karyawan diminta hadir tanpa terkecuali. Maka tidak heran bahwa aula yang sangat luas itu mulai dipenuhi oleh lautan manusia.
Jeno menelan ludahnya guna membasahi kerongkongannya yang kering. Saat ini, Jeno masih berada di ruangannya dan merasa cukup gugup. Karena meskipun dia sudah terlatih untuk berbicara di depan umum, namun untuk menghadapi ratusan orang dengan situasi yang cukup menegangkan adalah pengalaman pertama baginya.
Sekali lagi, Jeno menghela napas dan membenarkan letak dasinya. Dia harus menangani kegugupannya itu. Karena bagaimanapun juga, ada yang lebih membutuhkan ketenangan dibandingkan dirinya.
Jeno menoleh kearah Jaemin yang sedari tadi menggigit bibirnya dan meremat kedua tangannya yang tertaut. Keringat dingin membasahi pelipis istri cantiknya itu. Jeno pun menghampiri Jaemin.
"Sayang, tenanglah. Ambil napas, hembuskan..."
Jaemin mengikuti instruksi dari Jeno. Dia harus tenang untuk menghadapi semua ini.
"Sudah merasa lebih baik?", tanya Jeno kemudian. Jaemin pun mengangguk lucu. "Kalau begitu, ayo kita ke aula!".
Jeno lantas menarik tangan Jaemin dengan lembut dan menuntunnya keluar dari ruangan.
Aula berada di lantai dua. Dan kini Jeno bersama Jaemin tengah berdiri di depan pintu kayu ganda yang merupakan pintu menuju aula tersebut. Jeno hendak menyentuh gagang pintu sebelum ada sebuah tangan yang mencekalnya. Jeno lantas terkejut dan menoleh pada sang pelaku pencekalan.
"Biar aku yang menjelaskan semuanya kepada mereka. Kau dan Jaemin cukup diam dan duduk di depan".
"P-papa?!". Jeno membulatkan matanya. Ya, itu adalah Jaehyun, ayahnya. Jeno pun mengedarkan pandangannya ke balik bahu sang ayah.
"Mama, Ayah, Ibu?", ujarnya tak percaya. Karena yang tiba-tiba datang ke kantornya hari ini bukan hanya Jaehyun saja, melainkan juga ibunya; Taeyong, dan kedua orang tua Jaemin; Na Yuta dan Na Winwin.
Jaemin juga tampak terkejut. Dia segera berhambur memeluk ayah dan ibunya. Sang ibu hanya mengelus punggung Jaemin dengan lembut.
Setelahnya, mereka mulai mengikuti Jaehyun yang sudah membuka pintu aula.Suasana mulai hening ketika semua pasang mata tampak fokus kearah pintu utama. Mereka tersentak kaget mengetahui bahwa yang menghadiri konferensi ini bukan hanya Jeno dan Jaemin saja, melainkan keluarganya pula. Apalagi kedatangan Lee Jaehyun yang merupakan seseorang yang paling disegani di perusahaan itu dengan aura yang sangat berwibawa.
Di depan telah tersedia deretan kursi kosong yang siap di tempati beserta meja panjang yang sudah tersedia microphone di atasnya. Jeno dan yang lainnya mulai menempati kursi-kursi tersebut dari ujung kiri ke ujung kanan dengan urutan; Jaehyun, Taeyong, Jeno, Jaemin, Winwin, dan Yuta.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, seorang Lee Jeno tetaplah diktator. Titik!. Meskipun ini menurut Jaemin sendiri. "Aarrrgh!. Lama-lama...