Don't be a plagiarist!
Happy reading~
.
.
."Oh, Na Jaemin-ssi. Tuan Lee sudah menunggu Anda di dalam. Silakan masuk", ujar seorang wanita cantik dan anggun. Jaemin yakin bahwa dia adalah Sekretaris sang CEO. Tampak dari papan kayu kecil yang bertengger di atas mejanya.
"Ah, iya. Terima kasih, eum..., Bae Joohyun-ssi." Jaemin mengangguk kaku sambil mengikuti wanita tersebut.
Joohyun pun mengetuk pintu berpelitur di hadapannya. Tak lama kemudian, sang CEO mempersilakan mereka masuk. Namun, Joohyun hanya membukakan pintu itu untuk Jaemin dan mau tidak mau Jaemin harus melangkah sendirian memasuki ruangan tersebut. Dia gugup bukan main dan sesekali menelan ludahnya.
Jaemin merasa berat untuk menyeret langkahnya menuju sang atasan. Jarak yang semakin terkikis sudah seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.Mati aku!. Mati aku!. Mati aku!.
"P-permisi, Tuan Lee. S-saya datang untuk menyerahkan berkas-berkas ini kepada Anda."
Jeno yang semula duduk membelakangi Jaemin lantas memutar kursinya.
"Ck, katakan!. Kau memasuki ruangan ini bersama siapa, eoh?." Jeno berdecak kesal. Jaemin tercengang dibuatnya.
"Eh, saya?. T-tidak ada!. Maksudnya, saya hanya masuk seorang diri ke ruangan Anda, Tuan Lee...", jawab Jaemin yang memelankan suaranya di akhir. Dia harus lebih berhati-hati dalam menyusun kalimat agar tidak menyinggung sang atasan.
"Kalau begitu, mana panggilan sayangmu untukku, Lee Jaemin-ssi?."
"Eh, oh?". Jaemin gelagapan. Dia panik bukan main.Sedangkan Jeno masih setia duduk di kursinya sambil mengerang kecil. Dia sangat kesal karena tidak bisa leluasa bermesraan dengan istrinya di kantor. Iya, I-S-T-R-I-N-Y-A!.
"B-bukan begitu...", cicit Jaemin sambil meremas-remas ujung kemejanya. Dia juga menggigit kecil bibirnya untuk mengurangi rasa cemas."Lalu apa?!. Kenapa aku tidak boleh berinteraksi, memeluk, atau bahkan bermesraan dengan istriku sendiri di kantorku?. Kenapa?!". Jeno mulai frustrasi.
"Ssst!. Tuan Lee, pelankan suaramu!. Ada Sekretaris Bae di-"
"Aku tidak peduli!. Aku akan segera keluar dan mengumumkan bahwa kau-"
"Sayang~, aku mohon jangan lakukan itu, ne?". Jaemin memelas layaknya puppy. Jeno paling lemah akan hal ini. Dia pun hanya mengerang pasrah pada kekalahannya itu.
"Baiklah, baiklah. Aku tidak akan mengungkapkannya pada para karyawan", dengus Jeno. "Tapi, aku mempunya satu syarat untukmu. Kau harus menjadi sekretaris pribadiku mulai saat ini".
Jaemin sontak membulatkan matanya kaget. Dia tidak mungkin bisa menerima keputusan suaminya tersebut.
"Apa?!. Tidak, Jeno-ya!. Kau tidak bisa seenaknya mengangkatku menjadi sekretarismu!."
"Aku bisa, Jaemin-ah. Karena aku adalah CEO di perusahaan ini!."
Jaemin kembali menggeleng protes. Tentu saja dia tidak terima. Apa kata karyawan nantinya jika dia tiba-tiba saja diangkat menjadi sekretaris Lee Jeno?. Bahkan mereka baru saja menikah satu minggu yang lalu. Iya, ketika Jaemin mengambil cutinya. Perihal hubungan mereka di kantor, Jaemin sendiri yang memohon kepada Jeno agar merahasiakan terlebih dahulu hal tersebut dari para karyawan. Karena pernikahan mereka memang diselenggarakan secara tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, seorang Lee Jeno tetaplah diktator. Titik!. Meskipun ini menurut Jaemin sendiri. "Aarrrgh!. Lama-lama...