Chapter 14

41.5K 4.8K 122
                                    

Don't be a plagiarist!Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be a plagiarist!
Happy reading~
.
.
.

"Haechan-ah, kemarilah sebentar!". Renjun memekik heboh, membuat Haechan yang tengah mengobrol dengan Yeri langsung menghampiri meja kerjanya.

"Ada apa?", tanya Haechan penasaran. Renjun hanya menunjuk-nunjuk layar monitor dengan cepat. Haechan pun mulai memindai monitor tersebut dan membulatkan matanya.

"EOH?!. JAEMIN DAN TUAN LEE?!", pekiknya kemudian. Renjun hanya mengangguk cepat sebagai jawaban.

"Ada apa?!. Ada apa?!". Yeri yang mulai merasa penasaran pun menghampiri mereka berdua. "MEREKA BERKENCAN?!", pekiknya juga.

"Jadi itu benar, ya?". Seulgi ikut menimpali dan mengintip layar monitor di meja Renjun.

"Whoaa~ daebak!. Mereka berkencan!", kata Yeri setelah melihat foto-foto yang tersebar di grup kantor.

Renjun hanya memijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pening. Sedangkan Haechan merosot bersandar pada dinding yang berada di dekatnya.

Jaemin dan Jeno ketahuan menjalin hubungan khusus, dan hal ini sudah tersebar ke seluruh penjuru kantor?. Yang benar saja?!. Siapa oknum yang berani melakukan hal sekeji ini?. Bagaimana jika Jaemin tahu?. Ah, benar!. Sahabatnya itu pasti sedang kalut.

"Ya!. Apa yang sedang kalian lakukan di situ?!. Kalian ingin memakan gaji buta, hah?!". Itu adalah suara Manajer Kim yang baru saja memasuki ruangan dan malah menyaksikan para karyawannya tengah berkumpul dan membeku di meja Renjun.

Seketika mereka semua berdiri tegap dan membungkuk berkali-kali untuk meminta maaf kepada sang manajer. Manajer Kim melangkah menghampiri mereka semua.

"Kalian ini kerjanya hanya bergosip saja!. Bagaimana kalau Tuan Lee datang kemari dan melihat semua ini, eoh?!. Bisa-bisa aku dipecat!". Manajer Kim mengusap-usap dadanya. "Astaga, kenapa aku memiliki anak buah seperti ini?. Baru ku tinggal sebentar saja sudah bermain-main dengan kompu- OMONA!".

Manajer Kim shock bukan main ketika dia melihat foto-foto yang terpampang di layar monitor Renjun.

"I-ini...?. I-ini apa?!. Kenapa ada foto Tuan Lee bersama dengan Jaemin?!", pekiknya heboh.

Renjun dan Haechan enggan menjawab. Berbeda dengan Yeri dan Seulgi yang tampak lebih antusias.

"Jaemin berkencan dengan Tuan Lee, dan foto-foto mereka sudah tersebar ke penjuru kantor!", ucap Seulgi cepat. Sedangkan sang manajer menganga tak percaya.

"A-apa?!. Ya Tuhan, aku bisa gila!". Manajer Kim kini malah menepuk-nepuk dadanya. Sepertinya dia terserang shock ringan. Yeri pun segera menyedorkan segelas air kepadanya.

Renjun meletakkan nampan berisi makan siangnya di hadapan Haechan yang sedang mengaduk-aduk supnya tanpa berniat untuk melahapnya sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun meletakkan nampan berisi makan siangnya di hadapan Haechan yang sedang mengaduk-aduk supnya tanpa berniat untuk melahapnya sedikitpun.

"Bagaimana?. Apakah sudah ada kabar dari Jaemin?", tanya Renjun. Haechan pun menggeleng lesu.

"Belum. Sedari tadi ponselnya mati. Mungkin dia sedang sibuk, atau... sedang cemas?. Huft, aku merasa buruk sebagai seorang sahabat".

"Hei, bukan kau saja yang merasa seperti itu!. Aku juga merasa sangat buruk. Bagaimana kalau Jaemin sangat shock dan merasa terpukul?. Haruskah kita menemui Tuan Lee?". Renjun mengerang frustrasi.

"Jangan bodoh!. Kau pikir kita bisa seenaknya saja memasuki ruangan seorang CEO?. Kalau diusir dan dipecat, mungkin iya".

"Ah, sudahlah!. Lebih baik kita makan siang dulu!. Aku tidak bisa berpikir jernih kalau dalam keadaan lapar", keluh Renjun pada akhirnya. Haechan pun mengangguk setuju.

"Ngomong-ngomong, dimana si tiang listrik?", tanya Haechan kemudian. Renjun hanya menaikkan alisnya.

"Maksudmu, Guanlin?. Hei, jangan sembarangan menghina kekasihku!". Renjun memprotes sambil cemberut. Haechan hanya mencibir pelan.

"Itu kan fakta".

"Iya, iya!. Orang waras memang harus mengalah".

"Ya!". Haechan menggeplak kepala Renjun, membuat si empu mengaduh pelan.

"Tinggal jawab saja, apa susahnya?", kata Haechan sambil mendelik.

"Iya, iya, cerewet!. Guanlin sedang sakit. Jadi dia harus izin hari ini, puas?!".

"Oh, begitu".

Renjun hanya mendengus mendengar jawaban singkat dari Haechan.

"Lalu, bagaimana dengan kekasihmu?. Dimana dia?".

"Oh, Mark sedang sibuk akhir-akhir ini. Kau tahu sendiri kan bahwa dia bukan hanya sekadar Manajer dari divisi desain, tapi dia juga harus membantu- OH!". Haechan menepuk dahinya pelan. Renjun pun menghentikan kegiatan makannya.

"Dia juga membantu apa?", tanya Renjun kemudian.

"Kenapa aku baru mengingatnya?!".

"Kau mengingat apa, eoh?".

"Mark-hyung!. Dia adalah keponakan Tuan Lee Jaehyun!".

"Lantas?".

"Itu artinya dia adalah sepupu Tuan Lee Jeno!. Kenapa dari dulu kita tidak menanyakan hubungan Jaemin dengan Tuan Lee kepada Mark-hyung saja?!", pekik Haechan. Renjun hanya menatapnya datar.

"Terlambat".

"Iya, aku tahu!". Haechan mencebikkan bibirnya kesal. "Tapi, kalau yang satu ini belum terlambat, kan?".

"Apa?".

"Menanyakan keadaan Jaemin!". Haechan segera merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dan menghubungi Mark. Sedangkan Renjun hanya memutar bola matanya malas. Sebenarnya, siapa yang lamban di sini?.

.
.
.
TBC

Udah double up :')Cukup lelah hayati :DWkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah double up :')
Cukup lelah hayati :D
Wkwkwkwk...

Tinggalkan jejak berupa vote + comment. Bonus emoji juga boleh :D

Yang penting ketahuan kalo masih napas XD

August 7th, 2019

What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang