Don't be a plagiarist!
Happy reading~.
.
.Jaemin mendengus kesal sambil menyilangkan tangannya di dada. Sesekali dia melirik sinis pada seseorang yang sedang fokus di balik kemudi. Sungguh pagi ini dia begitu kesal pada sosok tersebut.
"Sayang, ada apa?", tanya sosok itu yang tak lain adalah suaminya sendiri, Lee Jeno. "Kenapa kau terus menatapku seperti itu, hm?. Apakah aku semakin tampan dan kau sangat terpesona pagi ini?".
"Cih, percaya diri sekali. Jangan bermimpi, Tuan Lee!". Lagi-lagi Jaemin mendengus dan mencebikkan bibirnya.
"Hei, jangan cemberut begitu. Kau masih marah ya, karena aku melarangmu menaiki kendaraan umum untuk pergi ke kantor hari ini?". Jeno tahu betul bahwa Jaemin sedang dalam mood yang kurang baik. Maka dari itu, dia akan berusaha untuk menghibur istrinya.
"Menurutmu?!". Jaemin masih tetap kukuh dan hal itu sukses membuat Jeno menghela napas pasrah.
"Baiklah, baiklah. Aku minta maaf, sayang. Aku hanya tidak mau jika nanti kau kesulitan berjalan karena aktivitas kita semalam yang-"
Jaemin refleks mencubit lengan kanan Jeno sekuat tenaga sambil mendelik kesal.
"Jangan sembarangan berbicara, Lee!. Kau pikir aku selemah itu, eoh?!", sembur Jaemin.
Sedangkan Jeno segera menepikan mobilnya di bahu jalan demi menghentikan serangan dari istrinya itu.
"Aww, aww, sudah hentikan!". Jeno menangkap pergelangan tangan Jaemin yang kini sibuk mencubiti pinggangnya dengan brutal. "Apakah kau tidak sadar bahwa kini margamu juga Lee, hm?".
Jeno masih sempat-sempatnya menanyakan hal yang tidak penting itu. Jaemin lantas merotasikan bola matanya jengah.
"Iya, iya. Tidak perlu kau ingatkan lagi!. Karena hal itu terkadang membuatku menyesal telah mengganti margaku. Dan jika sekali lagi kau mengatakan hal-hal yang menyebalkan, maka aku benar-benar akan menggilas habis mulutmu itu!", kata Jaemin masih dengan emosi. Dia memalingkan wajahnya kearah jendela mobil. Enggan menatap sang suami.
Bukannya takut, Jeno justru semakin gencar menggoda Jaemin yang menurutnya sangat menggemaskan ketika sedang marah. Dia pun menyeringai kecil sambil mendekatkan wajahnya pada Jaemin.
"Benarkah kau ingin menggilas mulutku?. Lantas dengan apa?. Bagaimana kalau dengan bibirmu saja, sayang?". Jeno sengaja berbisik pelan di depan rahang kiri Jaemin dan menghembuskan napasnya. Seketika Jaemin meremang dan refleks mendorong bahu Jeno untuk menjauh.
"Dasar mesum!", makinya sekali lagi.
"Tapi kau suka, kan?", jawab Jeno sambil menaik-turunkan alisnya. Sedangkan Jaemin sudah berusaha keras untuk menutupi rona merah yang menjalari pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Na Jaemin sudah lelah menghadapi hari-harinya di Lee Corp. Bagaimana tidak?. Lee Jeno adalah CEO yang diktator. Dimana pun dia berada, seorang Lee Jeno tetaplah diktator. Titik!. Meskipun ini menurut Jaemin sendiri. "Aarrrgh!. Lama-lama...