Chapter 08

47.6K 5.5K 749
                                    

Don't be a plagiarist!Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be a plagiarist!
Happy reading~
.
.
.

Suasana canggung meliputi ruang makan di kediaman pengantin baru tersebut. Taeyong tampak tenang melahap sarapan yang baru saja dibuatnya, berbeda dengan pasangan muda yang sedang duduk di hadapannya. Jeno memang melahap makannya dengan cukup tenang, sedangkan Jaemin masih tampak malu-malu dengan kejadian beberapa saat yang lalu.

"Jaemin-ah, ayo makan yang banyak. Sayuran sangat baik untuk kesehatanmu. Apalagi jika nanti kau sudah hamil, sayang~", kata Taeyong hangat. Seketika Jeno dan Jaemin terdiam dan saling menatap satu sama lain.

"Ekhm, Mama. Bukankah kita sudah pernah membicarakan hal ini?", Kata Jeno hati-hati. "Jaemin adalah seorang lelaki, sama sepertiku. Jadi, jika membicarakan masalah keturunan, kami tidak mungkin-"

"Jeno-ya". Taeyong meletakkan sendok supnya dengan pelan. "Mama percaya pada adanya keajaiban. Meskipun kemungkinannya kecil, tapi bukan berarti nihil kan?". Taeyong menatap Jaemin dengan lembut.

Sementara itu, Jeno hanya mengangguk kaku mendengar pernyataan dari sang ibu.

"Kalian harus berusaha lebih giat lagi", kata Taeyong kemudian, sontak membuat kedua pasangan itu memerah malu.

"Mama bicara apa?", cicit Jaemin.

"Ah, sudahlah. Lupakan itu!". Taeyong mengibas-ngibaskan tangannya. "Oh iya, nanti siang Mama mau mengajak kalian berbelanja beberapa potong pakaian di pusat perbelanjaan. Dan tidak ada penolakan!".

Jeno yang tadinya ingin protes pun hanya dapat mengangguk pasrah. "Baiklah, Mama".

Jeno bersandar pada dinding di luar toko pakaian yang berada di pusat perbelanjaan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno bersandar pada dinding di luar toko pakaian yang berada di pusat perbelanjaan itu. Dia memang tidak terlalu suka berbelanja, jadilah Jeno lebih memilih untuk menunggu istri dan ibunya di luar.

Sedari tadi Jeno sibuk mengecek pergerakan grafik dan harga sahamnya melalui ponsel pribadinya.

"Jeno?".

Suara itu seketika mengalihkan fokus Jeno pada layar ponselnya. Jeno lantas mendongak dan terkesiap.

"Kau?!".

What's Wrong with Secretary Na? ||NoMin|| ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang