01

12.6K 545 24
                                    

Beberapa siswa sibuk menghabiskan waktu istirahat mereka di sebuah kantin yang banyak di isi oleh bermacam-macam makanan. Tidak jarang juga mereka hanya sekedar mengobrol disana tanpa membeli sesuatu.

Salah satunya di sebuah meja yang terletak di ujung kanan. Tempat itu di isi oleh 3 gadis yang terlihat hanya bergurau di sana.

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini? Aku tidak mau kembali belajar di kelas. Membosankan." Ucap salah seorang di antara mereka.

"Mending kita jalan-jalan di mall saja. Aku ingin membeli sesuatu."

"Baiklah, aku ikut. Bagaimana denganmu Dahyun?"

"Aku juga ikut. Mood ku sama seperti kalian." Jawab seorang gadis bernama Dahyun itu.

"Nayeon unnie,"

"Ne, ada apa, Jihyo?"

"Memangnya apa yang ingin kau beli?" Ucap gadis lain bernama Jihyo.

"Hanya sepatu. Kalau kalian?" Balas Nayeon.

"Tidak tahu." Ucap Dahyun kemudian mengangkat sebuah panggilan masuk di ponselnya.

"Eomma sudah berangkat ke Paris sekarang, tolong jaga dirimu baik-baik." Ucap seseorang di seberang.

"Hmm.. berapa lama?"

"Sekitar 1 sampai 2 bulan."

Pip

Dahyun memutus panggilannya spontan lalu mematikan ponselnya.

"Ada apa?" Tanya Nayeon.

"Tidak ada." Jawab Dahyun lesu.

"Jangan sembunyikan apapun dari kami." Ucap Jihyo.

"Eomma meninggalkanku lagi dalam jangka waktu 2 bulan ke depan."

"Sudahlah, ada kami berdua disini. Kau tidak perlu merasa kesepian seperti itu." Ucap Nayeon.

"Aku justru senang. Tidak ada yang melarangku melakukan apapun lagi sekarang. Dan kita bisa bersenang-senang kapan saja."

"Kau benar. Jadi, ayo kita pergi sekarang. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi dan aku tidak mau ada guru yang tau kita membolos."

.

Ketiganya sudah berada di sebuah tempat perbelanjaan yang mereka tuju tadi. Nayeon sibuk memilih sepatu yang akan Ia beli. Sedangkan Jihyo dan Dahyun hanya duduk menunggu Nayeon menyelesaikan aktivitasnya.

"Unnie, aku yakin malam nanti kita baru keluar dari mall ini. Dan setelah dari sini aku ingin kita langsung ke bar. Bagaimana?" Ucap Dahyun pada Jihyo.

"Bar? Ide yang bagus. Aku sudah lama tidak ke tempat itu." Balas Jihyo.

"Tapi apakah kita memakai pakaian sekolah ini ke sana?" Tanya Dahyun polos.

"Dahyun, kita masih di mall. Kita bisa membeli baju, juga bisa langsung kita pakai. Jadi, untuk apa kau menanyakan itu." Ucap Jihyo gemas.

"Mianhae. Sungguh aku tidak berpikiran itu tadi." Sesal Dahyun.

"Hei kalian! Aku sudah selesai, kita kemana lagi?" Ucap Nayeon.

"Membeli baju. Karena kita berencana akan ke bar setelah dari sini."

"Baiklah,"

.

21.47 kst
Nayeon, Jihyo dan Dahyun telah berada di depan bar. Mereka memilih untuk tidak masuk terlebih dahulu karena Nayeon yang masih sibuk merapikan semua belanjaan ketiganya di bagian belakang mobilnya.

"Cepatlah unnie!" Ucap Jihyo tidak sabar.

"Dahyun! Ponselmu berdering." Ucap Nayeon melihat ponsel Dahyun di mobilnya menyala.

Dahyun menghampiri Nayeon dan mengangkat panggilan itu.

"Apa lagi eomma?" Tanya Dahyun kesal.

"Jangan kau masuk ke dalam bar itu!"

Dahyun sedikit kaget. Ia bingung, bagaimana eommanya bisa tau tentang keberadaannya sekarang.

"Aku berada di rumah sekarang. Dan aku juga tidak sedang keluar. Mana mungkin aku akan masuk ke dalam bar." Ucap Dahyun bohong.

"Kau tidak bisa membohongi eomma lagi. Cepat pulang, atau semua fasiliitasmu eomma tarik."

"Tapi-"

"Tidak ada tapi-tapian."

Dahyun menghela napas kasar. Ekspresi kesal nampak sekali pada wajahnya.

"Untuk apa aku peduli. Mungkin itu hanya kebetulan saja. Dan jika aku tetap masuk eomma juga tidak akan tau." batin Dahyun.

"Ayo unnie, kita masuk." Ucap Dahyun kemudian berjalan perlahan masuk.

Seketika langkahnya terhenti dan berbalik. Ada seseorang yang menarik tangannya menjauh dari bar.

"Siapa kau! Lepaskan tanganku."

"Dahyun!" Nayeon dan Jihyo berusaha menghampiri Dahyun yang di bawa oleh seseorang tadi secara tiba-tiba. Namun, Dahyun sudah berada di mobil miliknya. Dan berjalan pergi.

"Bukannya tadi itu mobil Dahyun?" Tanya Jihyo pada Nayeon.

"Iya, lalu siapa dia tadi?"

"Aku tidak tahu."

.

"Jadi kau disuruh eomma untuk mengawasiku?" Teriak Dahyun di dalam mobil.

Seseorang tadi hanya mengangguk sambil fokus menyetir.

"Setiap saat?!"

"Kapan kau akan berhenti mengoceh ha?" Ucapnya.

"Aku terkejut. Untuk apa eomma segala menyuruhmu melakukan hal ini."

"Karena Ia mengkhawatirkanmu."

"Dia terlalu mengkhawatirkan pekerjaan lebih tepatnya." Ucap Dahyun.

"Mulai sekarang aku akan tinggal di rumahmu. Memantau semua aktivitasmu dan melarang apa yang bukan termasuk kegiatan utamamu."

"Tidak! Kau tidak bisa melakukan hal itu kepadaku." Ucap Dahyun tidak terima.

"Aku sudah di percayai oleh eommamu. Dan aku harus menjaga kepercayaan itu. Suka tidak suka kau harus menurutiku."

"Terserah," Dahyun mendengus kesal.

"Mulai besok juga aku yang akan mengantar dan menjemputmu. Tidak ada kata bolos seperti tadi."

"Kau mengikutiku?!"

"Jelas, karena sekarang itu pekerjaanku."

"Dasar ular." Ucap Dahyun.

"Namaku Sana bukan ular!"

"Sungguh? Kebetulan sekali. Biarkan kupanggil kau Sanake saja."

"Yak! Namaku Sana!"

"Aku tidak peduli. Kau terlalu menyusahkanku."

Giliran gadis bernama Sana tadi yang sekarang kesal. Ia harus banyak-banyak bersabar menghadapi Dahyun dengan sikap keras kepalanya itu. Terutama untuk mengendalikan dan merubahnya.

"Berikan aku kekuatan menghadapi anak bau kencur seperti ini." Batin Sana.






Tbc.
Jangan lupa vote & comment.

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang