13

3.1K 329 36
                                    

Wajah datar terpancar dari seorang gadis yang menatap keluar jendela selama perjalanan berlangsung.

"Aku membencimu." Ucapnya dingin tanpa menatap sang pengemudi disampingnya.

Sang lawan bicara tersenyum tidak merespon ucapan gadis itu dan malah mempercepat laju kendaraannya.

Drrtt..drrtt..

Sebuah pesan masuk berhasil mengambil atensinya.

From : Dahyun

"Maafkan atas sikapku padamu, Sana. Bukan hanya tadi pagi, tapi selama kau bekerja dirumahku. Ku rasa kau pun juga memiliki kehidupan sendiri. Kau tidak mungkin terikat selama 4 bulan denganku, bukan? Jangan lupa kabari aku jika kau sudah memiliki kekasih. Kekasih? Ku pikir yeoja yang mengobrol denganmu di taman waktu itu adalah kekasihmu. Aku akan sangat mendukungmu."

Sana sedikit mengernyit ketika memahami isi dari pesan itu. Jari jemari mulai sibuk menekan beberapa huruf untuk membalas pesan Dahyun.

"Kau tidak perlu meminta maaf
karena aku pun juga pasti memiliki kesalahan padamu. Kita imbang.
Dan kenapa kau bisa berpikir gadis itu adalah kekasihku? Tapi jujur,
memang sebentar lagi aku
akan menikah dengannya. Aku akan mengirim undangan ke rumahmu, kau harus datang."

Sana menghela napas, wajah mendongak menatap malas gadis disampingnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kedua tangan pun masih memegang erat ponselnya berharap Dahyun segera membalas pesannya.

"Siapa?" Tanya gadis berambut pendek itu.

"Bukan urusanmu." Balas Sana datar.

Drrtt..drrt..

"Menikah? Jadi karena itu kau berhenti? Kau sudah dewasa ternyata. Beruntung gadis itu bisa menikah denganmu. Tapi maaf, aku tidak bisa datang. Kau juga tidak perlu mengirim undangan ke rumahku. Tidak akan ada gunanya."

Sana terdiam. Ia benar-benar bingung dan tidak mengerti pada setiap kalimat Dahyun ini.


"Kenapa denganmu? Apa kau
Sebenarnya masih marah padaku?
Kau kecewa? Maaf, tapi aku sudah mencari pengganti untuk diriku sendiri. Kau tenang saja."


Balas Sana dengan gelisah. Dahyun telah membuatnya lebih stress sekarang. Bahkan, ia sama sekali tak memperdulikan gadis di sampingnya yang sejak tadi sudah kesal karena tidak diperhatikan olehnya.

"Apa kau memiliki hubungan dengan seseorang selain aku?!" Bentaknya setelah memberhentikan mobilnya di sisi kiri jalan.

Sana tersentak, ia menggeleng dengan ragu ketika melihat kemarahan gadis didepannya itu.
"Tidak ada."

"Lalu siapa dia?!"

"Bukan urusanmu! Tidakkah kau mengerti jika ini adalah privasiku? Kau tidak berhak mengetahuinya!" Jawab Sana dengan meninggikan suaranya.

Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Sana hingga membuatnya meringis.

"Ini yang tidak ku suka darimu, Eunha. Kau selalu berbuat kasar! Kau menyakitiku padahal kau sendiri yang bilang jika kau mencintaiku! Apa kau akan selalu berbuat ini padaku setelah kita menikah nanti?" Ungkap Sana dengan bentakan.

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang