04

3.6K 385 8
                                    

Braakk!!


Pintu dengan kasar di banting keras oleh sang pemilik rumah diikuti oleh suara tangisan darinya.

"Kau tidak usah marah-marah seperti ini! Aku bisa jelaskan semua!" Teriak Sana menyusul Dahyun yang berlari menuju kamarnya.

"Untuk apa?! Kau benar-benar kejam!"

"Aku melakukan itu karena aku punya alasan, Dahyun. Itu semua karen-" teriak Sana dari luar kamar yang sudah terkunci itu.

"Cukup! Sebaiknya kau pergi dari sini...hiks.. hikss..." potong Dahyun lemah disertai dengan isakan.

"Aku tidak mengerti kenapa semua orang selalu bersikap seperti ini padaku...hikss...hiks.." lanjutnya.

Sana menghela napas kasar kemudian perlahan menjauh dari kamar Dahyun. Ia merasa jika Ia butuh waktu untuk sendiri sekarang. Sebenarnya yang Ia lakukan tadi memang keterlaluan. Namun, entah kenapa Sana hanya secara reflek dan tak bermaksud bersikap seperti itu.

.

Flashback on

Sebuah mobil terhenti di depan sebuah restoran yang tidak terlalu ramai. Sang pemilik memilih untuk tidak turun karena sibuk mengatur jantungnya yang mungkin sebentar lagi akan berolahraga.

"Kenapa kau tidak turun? Kita sudah sampai." Tanya Sana.

"Bisakah kau turun lebih dulu dan membiarkan aku disini?" Balas Dahyun.

"Tidak mau. Kita harus turun bersama." Ucap Sana.

"Tap-"

"Sudahlah, untuk apa kita membuang waktu dengan dialog tidak berguna ini." Potong Sana turun, kemudian menarik tangan Dahyun untuk ikut bersamanya.

Mereka masuk perlahan ke dalam restoran itu. Tanpa di duga ternyata di dalam banyak sekali pengunjung. Padahal sebelumnya hanya ada beberapa kendaraan di luar.

"Dimana temanmu itu?" Ucap Sana menatap Dahyun.

Dahyun melihat sekitar mencari dimana keberadaan Jennie.

"Ku rasa Ia belum datang."

"Kau akan duduk dimana?"

"Disana lebih baik." Ucap Dahyun menunjuk sebuah bangku paling ujung di dekat jendela.

"Baiklah, aku akan duduk di dekatnya." Ucap Sana kemudian berlalu ke arah bangkunya.

Dahyun mengambil ponsel kemudian melihat jam dan sudah 15 menit berlalu dari waktu yang mereka janjikan. Namun, kenapa dia belum datang juga?

Ia beranjak duduk di tempatnya dan beralih menghubungi Jennie.

Satu panggilan tidak terjawab olehnya. Tapi Ia tak lengah sampai ada balasan dari seberang.

Tapi tetap saja, sudah berkali-kali Dahyun mencoba menghubungi Jennie masih tidak bisa.

"Ada apa dengannya? Kenapa Ia tak mengangkat telepon dariku?" Gumam Dahyun.

"Baiklah, aku akan mencoba mengirim pesan padanya."

To Jennie :
"Aku sudah sampai, Jennie. Tapi kenapa kau belum ke sini juga? Dan tolong angkat panggilan dariku. Jangan buat aku khawatir."

Drrt... drrt...

Pesan tersebut langsung cepat di balas oleh sang penerima membuat Dahyun terheran-heran.

From Jennie :
"Mianhae, tapi sekarang aku sedang berada di perjalanan. Tunggu aku."

Dahyun tersenyum namun juga bingung dalam waktu yang sama.

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang