Sinar matahari yang terik sangat terasa di kulit tatkala jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Namun, suasana taman tidak berubah malah semakin ramai dengan datangnya beberapa anak kecil yang sepertinya sudah biasa bermain disana tanpa pengawasan orang tua.
Sana terkekeh melihat begitu riangnya Dahyun saat melihat sekitar dan bercanda dengannya. Dia sangatlah berbeda dengan Dahyun yang pertama kali Ia kenal sebelumnya.
"Sana," Panggil Dahyun membuat sang pemilik nama mengangkat alisnya.
"Kenapa sekarang eomma sangat sulit dihubungi? Padahal aku ingin sekali mengajaknya bicara saat ini." Ucap Dahyun mengambil ponselnya lagi yang baru Ia letakkan beberapa menit lalu.
"Mungkin Ny. Kim memiliki pekerjaan yang lebih banyak dari biasanya." Balas Sana mencoba menghibur Dahyun yang mulai murung.
"Sudahlah jangan dipikirkan. Lebih baik kau makan ini untuk menenangkan pikiranmu." Lanjutnya dengan memberikan 2 bungkus cokelat untuk Dahyun.
"Gomawo, darimana kau tahu aku menyukai cokelat?" Tanya Dahyun mengambil cokelat itu.
"Hampir semua orang menyukainya. Termasuk aku. Dan kenapa kau mengambil semua? Aku juga mau satu!" Sana mencoba merebut kembali 1 bungkus cokelat yang dipegang oleh Dahyun, namun Dahyun enggan untuk memberikannya lagi.
"Tidak bisa, jika sesuatu sudah berada di tangan seorang Kim Dahyun maka tidak akan ku biarkan seseorang merebutnya kembali. Apapun itu."
"Yak! Kau pelit sekali!" Pekik Sana kesal.
"Memang," jawab Dahyun enteng.
"Ya sudahlah, tidak ada gunanya berdebat denganmu." Sana pasrah.
Dahyun tersenyum penuh kemenangan.
"Aku akan pergi sebentar," Ucap Dahyun kemudian."Kemana?!"
"Kau tidak perlu tahu, bukan urusanmu juga."
"Baiklah, kau pergi saja dan jangan kembali."
"Kau yakin?"
"Tidak."
Dahyun menatap datar Sana sekilas lalu pergi sambil membawa kedua bungkus cokelat yang masih Ia genggam sejak tadi.
.
.
.Sepasang kaki melangkah masuk ke dalam sebuah cafe yang terdapat di dekat taman. Mata mengedar mancari seseorang yang tak sengaja ia lihat sekilas tadi.
"Jadi ini alasan unnie tidak ikut denganku?" Ucap Dahyun duduk disamping yang sangat tak asing dengannya.
"Dahyun? Ken-"
"Bukankah ini ketua osis di sekolah kita?" Dahyun menunjuk seseorang yang berada di depannya.
Keduanya mengangguk.
"Jadi diam-diam kalian berkencan?! Ah aku sangat tidak menyangka. Ku kira kau tidak percaya akan cinta lagi setelah putus dari kekasihmu yang dulu, Jihyo unnie."
"Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya tadi dan-"
"Siapa namamu? Aku sangatlah pelupa." Tanya Dahyun.
"Daniel. Dan kau pasti teman Jihyo bukan?"
"Ne, aku temannya. Ku pesankan padamu jangan sakiti dia karena sebelumnya Ia sudah pernah disakiti." Bisik Dahyun pada namja bernama Daniel itu.
Daniel pun mengangguk dan tersenyum.
"Aku tidak akan menyakitinya." Balasnya."Ku pegang ucapanmu."
"Hei apa yang kalian bicarakan!" Sahut Jihyo penasaran.
"Tidak ada. Kalau begitu aku akan pergi. Selamat berkencan unnie ku tersayang." Ucap Dahyun mencium pipi kiri Jihyo lalu berlari menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck On You (SaiDa)✓
Fanfiction[COMPLETED] Dia datang tiba-tiba membawa perubahan untukku. Perubahan yang aku inginkan selama ini. Warning! GxG