05

3.8K 378 16
                                    

"Bangunlah! Apa setiap hari aku akan terus membangunkanmu seperti ini?" Ucap Sana sambil mengguncangkan tubuh Dahyun yang masih tertutup oleh selimut.

Dahyun bangun menatap Sana datar kemudian bangkit mengusir gadis itu hingga benar-benar keluar dari kamarnya. Setelah itu Ia mengunci pintu lalu kembali tidur tanpa mempedulikan Sana yang terus berteriak.

"Apa kau masih marah padaku? Keluarlah kita bicarakan ini baik-baik."

"..."

Sana menghela napas.

"Dahyun, gadis yang semalam itu tidak pantas untukmu. Dia tidak-"

"Pergilah dari sini dan tinggalkan aku! Aku muak mendengar suaramu!"

"Baiklah aku akan pergi, tapi kau harus bersiap ke sekolah sekarang."

"..."

"Dahyun! Apa kau mendengar kata-kataku barusan?"

"Tinggalkan aku sendiri!"

Sana pasrah, kemungkinan Dahyun juga tidak akan bersekolah hari ini karena semalam. Jadi Ia putuskan pergi ke sekolahnya untuk meminta izin agar Dahyun tidak terus mendapat catatan merah di raportnya nanti.

.

08.54 kst

Bunyi ponsel menggema ke seluruh kamar menunggu jawaban dari sang penerima. Tentu saja, Dahyun. Ia bangun dengan perasaan kesal yang masih belum hilang sejak tadi ditambah lagi karena ponselnya yang menganggu ketenangannya itu.

"Kau tidak sekolah hari ini?" Tanya seseorang dari seberang.

"Pasti ular itu yang memberitahu eomma. Dasar pengadu!" Umpat Dahyun dalam hati.

"Gadis itu yang memberitahumu? Aku seperti ini karena dia juga." Balas Dahyun dingin.

"Gadis itu? Maksudmu Sana? Ani, dia tidak mengatakan apapun padaku. Eomma memang sengaja menghubungimu disaat jam pelajaran. Kau ingat, ini adalah waktu belajar dan jika kau mengangkat telfon dari eomma berarti kau tidak bersekolah hari ini."

"Eomma memang selalu punya banyak cara untuk menjebakku." Jawab Dahyun ketus.

"Sudahlah, eomma melakukan ini untuk kebaikanmu juga. Lalu apa alasan mu absen hari ini? Apa hubungannya dengan Sana?"

"Jika aku jelaskan, eomma akan membelanya seperti kemarin."

"Baiklah, ucapanmu tepat."

Dahyun mendengus kesal. Tega sekali eommanya bersikap seperti ini padanya dan lebih memilih percaya pada gadis ular itu. Sungguh menyebalkan.

"Maafkan jika eomma sudah kelewatan mengekangmu seperti ini. Tapi, eomma melakukannya karena ingin melihat kau berubah mandiri di saat nanti eomma sudah tiada. Kau belajar bagaimana bertanggung jawab dengan kehidupanmu di masa depan."

Dahyun membeku. Jujur, Ia tidak mau mendengar kalimat itu terucap dari eommanya. Tapi sekarang, Ia benar-benar mengatakannya. Entah kenapa kata-kata seperti itu malah langsung terngiang di kepalanya.

"Baiklah, tak apa. Cepatlah kembali karena aku tak mau bersama gadis ular itu lagi."

"Apa yang kau bicarakan? Gadis ular?" Seketika terdengar suara tawa darinya.

"Sudahlah, hentikan membicarakannya. Dan cepatlah pulang."

"Ah mianhae sayang. Justru sekarang eomma ingin memberi tahumu jika masa kontrak eomma di sini diperpanjang hingga 4 bulan ke depan. Mianhae..."

"4 bulan?! Kenapa harus diperpanjang!" Kaget Dahyun.

"Mianhae sayang..."

Pip*

Dahyun mematikan ponselnya lalu melemparnya ke sembarang arah. Ia kembali berbaring sambil menatap sayu langit-langit kamarnya.

"Aarkhh!" teriaknya frustasi sambil menjambak rambutnya pelan.

"Apa kau berpikir aku senang ketika kau jauh dariku?" Gumam Dahyun.

"Kau tak pernah menyadari jika aku bersikap seperti ini hanya untuk mendapatkan perhatianmu. Tapi kenapa kau sama sekali tak mengerti!"

"Kau selalu bilang jika aku harus berubah. Perubahanku itu hanya tergantung adanya kau atau tidak disisiku, eomma! Aku ingin kau kembali."

Dahyun berucap sambil terisak. Hatinya sesak karena Ia benar-benar merindukan eommanya saat ini. Ia selalu mengeluh, tapi tidak ada yang memahami keluhannya itu hingga Ia menjadi frustasi dan akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Semenjak kepergian appanya 2 tahun lalu yang tiba-tiba tanpa sebab setelah bercerai. Eommanya menjadi tulang punggung dan selalu mendapat tugas ke berbagai kota, hingga pada tahun ini Ia malah jadi lebih sering ke luar negeri.

Sesungguhnya Dahyun ingin melarang eommanya untuk pergi, tapi sifat keegoisannya tiba-tiba muncul dan sama sekali tak mau mementingkan urusannya.

"Kupikir aku memang terlalu keras padanya. Dia butuh kasih sayang, bukan kekerasan. Ny. Kim sudah salah menilai Dahyun selama ini." Gumam seseorang yang duduk di dekat pintu kamar Dahyun sambil memainkan ponselnya.

.

Ceklek

Pintu terbuka memperlihatkan Dahyun yang ternyata masih nyenyak tertidur padahal jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Tangan terangkat menepuk pundak gadis itu pelan berniat membangunkannya lagi.

"Bangunlah, apa kau tak ingin makan? Tidak baik jika kau tidur terlalu lama. Itu malah membuatmu lemas nantinya." Bujuknya pada Dahyun.

"Eungh..." lenguh Dahyun mencoba membuka matanya perlahan.

"Kenapa kau masih kekeh ha? Aku ingin sendiri disini sehari saja, apa kau tak bisa meninggalkanku?" Omel Dahyun pada Sana yang sedari tadi hanya tersenyum tipis.

"Sudah cukup, kau marah seperti ini. Maafkan aku. Aku memang sungguh keterlaluan semalam. Tapi ku mohon, jangan menyiksa dirimu sendiri. Makanlah aku sudah persiapkan untukmu di meja makan." Ucap Sana kemudian perlahan mejauh.

"Aku tidak mau!" Balas Dahyun membuat langkah Sana terhenti.

"Diluar sudah ada 2 temanmu yang menunggu. Apa kau yakin?" Sana berbalik mengahadap Dahyun.

"2 teman? Apakah itu Nayeon dan Jihyo unnie?" Ucap Dahyun antusias.

"Aku lupa menanyakan namanya."

Dahyun bangkit berniat menghampiri mereka. Namun dengan cepat ditahan oleh Sana yang berada di depan pintu.

"Kenapa? Kau tadi menyuruhku untuk keluar kan?" Tanya Dahyun kesal dan bingung.

"Basuh dulu wajahmu. Kau seperti tahu bulat yang baru diangkat dari penggorengan."

Dahyun mengecek wajahnya menggunakan telapak tangannya.

"Apa yang kau maksud?"

Sana memutar bola matanya malas.

"Kau dari pagi belum mandi. Dan kau masih tany-"

Seketika Dahyun bergegas ke kamar mandi. Ia benar-benar tidak sadar akan hal itu. Seingatnya Ia sudah mandi tetapi Ia baru ingat jika itu hanya terjadi dalam mimpinya saja tadi.

.





Tbc.
Jangan lupa vote and comment

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang