06

3.6K 387 16
                                    

Kaki melangkah menghampiri kedua gadis. Lalu duduk di dekatnya.

"Ku peringatkan pada kalian, jangan pernah mengajak Dahyun untuk melakukan hal-hal bodoh seperti kemarin. Aku tidak akan mengizinkan kalian bertemu dengannya jika dilanggar." Ucap Sana kemudian berlalu.

Keduanya mengangguk. Nayeon dan Jihyo juga merasa kesepian tanpa Dahyun. Mereka sadar jika selama ini perbuatan mereka salah. Terlebih Dahyun dulu adalah anak baik-baik. Namun, seketika berubah ketika berteman dengan keduanya.

"Unnie!" Teriak Dahyun menghampiri Nayeon dan Jihyo.

"Apa kau sakit?" Tanya Jihyo.

"Ani, aku baik-baik saja. Tapi aku hanya perlu waktu untuk di rumah."

"Tadi Jennie menanyakanmu." Kini Nayeon yang bertanya.

"Benarkah? Akhh aku benar-benar merasa bersalah padanya semalam."

"Memangnya apa yang kau lakukan?!" Sentak keduanya.

"Ini semua gara-gara dia." Dahyun menunjuk Sana yang duduk di sofa tengah sambil bermain ponsel.

Nayeon dan Jihyo mengkerutkan alisnya meminta penjelasan.

"Semalam aku memiliki kesempatan dinner bersama Jennie. Tapi rencana yang sudah kususun hancur karena dia secara tiba-tiba mengguyur Jennie dengan sebotol air." Jelas Dahyun lesu.

"Benarkah itu?! Maksudku kenapa Ia melakukannya?" Tanya Jihyo.

"Aku tidak tahu. Menurutku dia memang sengaja melakukan itu semua. Karena sejak awal Ia tidak mengizinkanku bertemu dengan Jennie."

"Kau memiliki cobaan yang berat, Dahyun." Terang Nayeon.

Dahyun mengangguk lemas sebagai jawaban.

.

19.44 kst.

"Sana, aku ingin keluar sebentar." Dahyun berdiri di depan Sana yang sedang menonton tv.

"Kemana?"

"Hanya ke minimarket di depan."

"Akan ku antar." Sana bangkit.

"Aku hanya kesana. Tidak usah ikut."

"Baiklah." Sana duduk kembali.

Dahyun berjalan keluar.

"Kenapa Ia jadi penurut?" Gumam Dahyun.

.

1 jam berlalu namun Dahyun belum juga kembali. Sana mulai gelisah, tidak seharusnya Ia mudah percaya pada gadis itu. Dengan cepat Ia bergegas menuju ke sekitar minimarket yang Dahyun katakan tadi.

"Kemana anak itu. Dia benar-benar membohongiku." Ucapnya ketika tidak menemukan Dahyun disana.

Sana mengambil ponsel dari sakunya berusaha menghubungi Dahyun. Tapi percuma, karena Ia tidak akan mengangkatnya.

"Sulit sekali mengaturnya!" Sana perlahan melangkahkan kakinya lagi menyusuri jalanan sekitar yang masih banyak kendaraan berlalu lalang.

Mata menangkap sosok yang Ia cari duduk di sebuah taman seorang diri dengan melamun. Sana berlari menghampiri gadis itu.

"Kau membohongiku?!" Ucap Sana.

"Duduklah." Perintah Dahyun dengan pandangan ke depan.

Sana duduk di samping Dahyun.

"Aku ingin kau memberikanku penjelasan mengapa kau bersikap buruk pada Jennie." Dahyun bertanya masih dengan pandangan yang sama.

Sana menghela napas.
"Jennie tidak pantas untukmu. Ketika berada di toilet saat itu, aku tidak sengaja mendengar percakapan dia dengan seseorang dari telepon yang mengatakan jika dia sebenarnya membencimu. Namun, seseorang dari seberang telepon yang menyuruh Jennie untuk mendekatimu. Dan ku rasa lawan bicaranya itu merupakan kekasih Jennie." Jelas Sana.

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

"Jennie memanggilnya dengan sayang."

Dahyun terdiam. Namun wajahnya hanya datar dan tidak bereaksi sedikitpun. Hal itu membuat Sana bingung.

"Mulai sekarang aku tak masalah jika kau ingin mengaturku sesukamu. Aku akan berusaha menurutinya." Ucap Dahyun.

Sana menatapnya heran. Wajah datar Dahyun benar-benar membuatnya bertanya-tanya.

"Ia sama sekali tak terkejut ketika aku menjelaskan hal tadi. Ku kira Ia tidak akan percaya, tapi... sebenarnya ada apa dengannya." batin Sana.

"Aku baik-baik saja." Balas Dahyun.

"Kau mendengar sua-"

"Cukup." Dahyun memejamkan matanya dan menghela napas kasar.

"Hatiku sakit. Namun, entah kenapa aku masih tetap disini." Lanjutnya.

"Apa yang kau maksud?"

"Sudahlah, aku ingin pulang. Pemandangan di depanku membuatku sakit mata jika terus-terusan ku lihat." Dahyun beranjak pergi meninggalkan Sana yang masih sangat kebingungan.

Sana beralih menatap ke depan, dan betapa terkejutnya Ia sekarang.

"Pantas saja." Sana menggelengkan kepalanya.

Apa yang dilihat mereka berdua adalah Jennie. Ia sedang duduk berdua dengan seseorang yang tidak cukup jelas karena tidak menghadap ke arahnya.

"Mereka bermesraan?! Ingin sekali ku jambak rambutnya!" Gumam Sana lalu pergi menyusul Dahyun.

.

"Dahyun! Kau baik-baik saja kan?" Teriak Sana sambil menutup pintu.

"Ne, aku baik-baik saja!" Balas Dahyun.

Sana mengangguk dan tersenyum.

Langkah kaki berjalan menuju kamarnya, namun sebelum sampai, tiba-tiba semua lampu padam.

"Aaaaaa!!" Dahyun berteriak dari dalam kamarnya membuat Sana cepat menghampiri dengan bermodalkan flash ponsel miliknya.

"Kenapa kau berteriak seperti itu?" Tanya Sana.

Dahyun beranjak memeluk Sana erat. Sana merasakan peluh keringat sudah membasahi kening Dahyun.

"Ada apa?" Tanya Sana cemas sambil mengusap keringat Dahyun.

"Aku takut gelap." Ucap Dahyun gemetar.

Sana menghela napas.
"Baiklah kau tunggu disini, aku akan memerik-"

"Ani, jangan tinggalkan aku! Ku mohon.." Dahyun semakin mengeratkan pelukannya membuat Sana tidak tega.

"Baik, aku tidak akan pergi."

"Gomawo." Ucap Dahyun.

Sana sedikit sesak akibat Dahyun yang terlalu erat memeluknya. Tapi Ia tidak mempermasalahkan selama Dahyun merasa nyaman.

Tangan tidak henti-hentinya mengusap lembut punggung Dahyun agar gadis itu benar-benar tenang. 15 menit berlalu, lampu pun belum juga menyala. Perlahan Sana merasakan pelukan hangat Dahyun mulai merenggang sepertinya Ia sudah mulai tertidur.

Sana membaringkan tubuh Dahyun, tapi tangannya masih setia melingkar di pinggangnya. Sana tak berniat melepaskannya dan memilih untuk ikut berbaring di sampingnya hingga Ia sendiri ikut tertidur.








 Sana tak berniat melepaskannya dan memilih untuk ikut berbaring di sampingnya hingga Ia sendiri ikut tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.
Jangan lupa vote & comment

Pengen banget bikin ff baru yang main cast nya MiHyun lagi:'(

Stuck On You (SaiDa)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang