Hey, balik lagi dengan Vanila di cerita baru🥰
Semoga kalian suka yup dan aku berusaha lebih baik lagi nulisnyaJangan lupa vote dan comment biar cepet update
Ily💜
Gebrakan suara meja terdengar kencang di ruang rapat salah satu gedung pencakar langit kota Seoul. Kim Namjoon, Founder serta CEO perusahaan RKive Company yang berjalan dalam bidang broker, finansial dan perbankan itu terlihat marah besar, ketika—
"Aku bertanya, Kenapa laporan keuangan belum selesai hingga sekarang? Laporan itu ku minta sudah lewat tiga hari yang lalu! Apa pekerjaan kalian hanya berleha-leha saja selama ini? Itu hanya sebuah laporan, untuk bulan kemarin, bukan laporan keuangan tahunan," semua karyawan disana hanya dia menunduk takut saat suara melengking Namjoon terdengar keras.
"Ya Tuhan dan sekarang Neraca juga Laporan Arus kasnya belum selesai juga? Baiklah, kerjakan sekarang Sampai selesai!"
"Baik, Pak." mereka lalu kembali diam dan mendapat tatapan sengit dari Namjoon hingga mereka sadar lalu keluar dari ruangan tersebut. Mereka kembali ke kubikel masing-masing.
Park Jian adalah salah satu dari karyawan yang dipanggil Namjoon menuju ruang rapat tadi. Hingga sekarang jantungnya masih berdegup kencang, rasanya kakinya kelu, lemas menyelubungi dirinya.
"Jian, kau tidak apa-apa?"
"Ya, Kak Yoona. aku tidak apa-apa,"
"Segera minum obat mu, Jian," Jian tersenyum kepada Yixing, teman sekantor yang berdarah china itu.
Jian mengidap Complex Traumatic atau PTSD dan juga OCD, yang membuat dirinya sering kali merasa trauma jika mendapat perlakuan seperti dibentak atau melihat orang bertengkar. Keresahannya menjadi-jadi juga jika melihat suatu kejadian yang bisa saja mengingatkan masa lalunya yang kelam.
Ia menggeleng lalu membuang nafasnya kala pikirannya mengingat kejadian itu. Ia menenggak pil kecil tersebut lalu kembali terfokus dengan komputernya untuk mengerjakan Laporan Arus Kas Bulan Lalu. Di awal bulan di tanggal yang sangat muda ini memang banyak tugas. Namun Namjoon selalu memberikan tugas lebih awal, suka meminta laporan di akhir bulan. Bahkan keterangan dalam dokumen-dokumen lainnya belum genap terisi selama satu bulan penuh.
Lelaki itu sungguh aneh di mata orang-orang disini dengan kepandaian yang bukan main-main. Otak Lelaki ber-IQ 148 tersebut yang membawanya sukses diusia muda. Otak bisnisnya sangat menarik, selalu mengeluarkan inovasi baru yang membuat perusahaannya di sukai oleh orang-orang. Apalagi kharismatiknya yang mampu menarik kaum adam untuk menjalin hubungan bisnis dan kaum hawa yang bisa jadi errr— rela menawarkan tubuhnya walau sebagai one night stand saja.
Lelaki itu... mesum, sangat! Percakapan tentang banyak 'virus' di komputernya itu terdengar saat salah satu karyawan menguping percakapannya dengan Yoongi dan Hoseok beberapa waktu lalu di sebuah kafe dekat kantornya. Benar-benar sangat tidak di duga ketika Namjoon bertemu dan kalut dalam obrolan bersama kawan-kawannya.
Tapi bukan begitu, bukan berarti Namjoon hobi nangkring ke hotel dan sekedar 'celup mencelup', lelaki itu masih punya harga pada dirinya. Terlalu mahal, kapok juga rasanya ketika ia pernah merasakan one night stand, lalu Yoongi menakut-nakuti bahwa dirinya akan terkena penyakit kelamin. Dan benar saja, dirinya langsung pergi ke dokter ke esokan harinya. Beruntung, tubuhnya masih sehat dan enggan kembali lagi ke tempat haram selain berkumpul dan sekedar minum.
Lelaki itu loyal dan bertanggung jawab. Bisa jadi jika ia puas akan pekerjaan karyawannya, ia menyewa satu kafe dan menghabiskan makan siang bersama. Membelikan kopi atau sekedar camilan kecil. Namjoon suka mengadakan amal, suka pergi ke tempat pameran seni, dan pergi ke toko buku. Ia akan senang walaupun sekedar berjalan-jalan pun. Bisa jadi moodnya kembali setelah ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRULER - KNJ
Fanfiction[COMPLETED/END] Namjoon itu sempurna, tampan, berwibawa, semuanya tak bisa di deskripsikan melalui kata-kata secara gamblang. Dibalik semua, ada seorang wanita yang membuatnya seperti ini namun tidak bisa ia pamerkan kepada dunia sebab sebuah perat...