24 - Legal.

265 27 12
                                    

Cie nikah...
Kalian kapan nyusul?🌚

Btw, cek cerita baru yokkk!!!


Hari yang dinantikan tiba, Pagi ini Jian sudah dirias dengan cantiknya. Tentu Namjoon meminta perias Ahli yang dapat memoles make up mahal pada wajah sang istri. Untuk acara pemberkatan ini hanya dihadiri keluarga terdekat dan juga sahabat Namjoon juga Jian. Semalam, Jian sudah meminta kelima sahabatnya untuk datang ke sebuah hotel dimana Jian kini tengah di rias. Gedung yang akan digunakan untuk pesta resepsi juga berada di hotel tersebut. Dan pagi ini, Jian sudah membangunkan mimpi indah sahabatnya itu untuk segera datang. Jian juga sudah meminta Namjoon untuk membelikan gaun dan suit untuk sahabatnya itu. Tak tanggung-tanggung, Namjoon juga mencari tahu sendiri berapa ukuran pakaian untuk mereka dan juga sepatu dan heels untuk dikenakannya. Pintu hotel terbuka saat ia selesai dirias, menampilkan sosok kelima temannya itu. Yoona tampak menampilkan raut kesalnya.

"Jadi ini yang di namakan teman? Astaga Jian! Aku gila rasanya," Jian tertawa singkat,

"Kau menikah dengan Kim Namjoon? Ya Tuhan ji, aku melihat wajahmu dengan Namjoon di bingkai foto besar saat beberapa orang membawanya menuju gedung di samping hotel ini dan.. wah gila!" Jian tertawa sebentar lalu merentangkan tangannya,

"suprise!" Kelima sahabatnya itu hanya memutar matanya malas,

"Tolong bawakan pakaian untuk mereka." Perintah Jian pada beberapa wanita yang dibawa Namjoon disini, "tolong jangan kacaukan acara sakral kami saat aku meminta kalian menjadi brides-maid kami. Atau kalian dipecat," Yoona mengerlingkan matanya, Irene segera menghampiri Jian untuk memeluknya.

"Selamat ya, Ji. Kau paling muda diantara kami, tapi kau mendahului kami berlima," Jian hanya tersenyum simpul, "terima kasih."

"Benar kan dugaanku, pasal Lima dihapus karena ini ternyata. Yoona, tolong tetap diam agar seluruh karyawan tercengang melihat ini." Yoona mengangguk pasti saat Lay mengucap kalimat tersebut,

"Ji, sebenarnya aku marah tapi ah.. aku terharu, selamat akan pernikahanmu. Terima kasih sudah meminta bantuan kita, aku akan melakukan yang terbaik."

Kelima sahabatnya itu memeluknya bergiliran, sebelum akhirnya mereka dirias dan mengganti pakaian yang sudah disiapkan. Jian sendiri juga sudah berganti mengenakan gaun putihnya yang membuat dirinya semakin cantik.

"Ji, pakaiannya sangat pas di tubuhku. Ku kira ini akan kekecilan," seru June yang baru keluar dari ruang ganti, Jian mengangguk.

"Ya, Namjoon meminta Daniel untuk mengorek informasi tentang ukuran pakaian dan alas kaki kalian." Ucapnya lalu meringis, June hanya menggeleng heran.

"Ji, gaunnya cantik! Tapi cukup berat," seru Irene yang kini mengenakan gaun berwarna biru,

"Yah begitulah gaun mahal," sarkas Yoona dan membuat Jian menggaruk tengkuk lehernya,

"Tidak usah dikembalikan, pakaian dan alas kakinya untuk kalian sebagai hadiah dari ku dan Namjoon karena sudah mau membantu kami berdua." Ucap Jian.

"Nona, kita harus berangkat sekarang." Interupsi penjaga Jian saat ini.

Jian mengajak yang lainnya berangkat menuju gereja dimana Jian dan Namjoon akan diikat dalam sebuah sumpah dihadapan Tuhan dan para saksi. Dalam perjalanan menuju gereja, Jian menunjukkan gejala keresahan karena gugup yang melanda. Teman-temannya lah yang menenangkannya kali ini, Minhyun menyodorkan minuman pada Jian sedangkan Lay berlutut di depan Jian.

"Shhh tenang, oke? Semuanya akan berjalan dengan lancar. Ayahmu akan menuntunmu berjalan, kau tidak akan salah mengucap janji sucinya." Jian cukup tenang, ia mengangguk pelan.

BRULER - KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang