Hai, maaf ya dikit bgt ini:(
Jangan lupa Vote dan Comment biar semangat Update💜"Morning!!" Park Jimin menuruni tangga lalu berjalan menuju dapur sambil berteriak memberi ucapan pagi ini. Jian sedang sibuk membantu Ibunya yang sedang menyiapkan makanan untuk Sarapan.
"Ji, mata mu kenapa? Disengat lebah?" Jian hanya melirik kearah Jimin lalu kembali ke Pantry untuk mengambil beberapa lauk yang akan diletakkan di meja makan.
"IBU, JIAN SEPERTINYA SEMALAM HABIS MENANGIS!" Jian mendecak saat Jimin berteriak kencang pagi-pagi. Membuat Ibunya berbalik menghadap Jimin.
"Jimin, bisakah kau berbicara pelan?" Jian hanya tersenyum miring lalu duduk di sebrang meja, berhadapan dengan Jimin. Tugasnya sudah selesai, hanya menunggu keluarganya berkumpul saat ini.
"Kau kenapa menangis? Namjoon Hyung menyakiti mu?" Jian mengernyit, "apa? Tidak. Aku menangis karena menonton video di Youtube sih, Tentang relawan yang menyelamatkan beberapa kucing dan aku ketagihan. Hehe," Jimin hanya mencibik, percaya tidak percaya sih dengan jawaban dari adiknya itu.
Bel rumah berbunyi membuat Jimin dan Jian saling lempar pandangan, seperdetik kemudian Jimin berlari kedepan.
"Siapa sih bertamu pagi-pagi seperti ini?" Jian bergumam sambil memainkan sebuah Game di ponselnya.
"Ji, ada kekasih mu,"
Mati kau!
Jian menghentikan jarinya yang sedari tadi sibuk diatas layar ponselnya. Degup jantungnya kian menjadi saat lelaki yang disebut 'kekasih' itu duduk di sebelahnya setelah menyapa ibunya yang berada di dapur. Jian menarik nafas panjangnya lalu meletakkan ponselnya.
"Wah, ada apa ini datang pagi-pagi?" Jimin duduk di tempat sebelumnya lalu menopang dagunya dengan tangan kirinya. Jimin sudah merasa ada yang tidak beres hingga dugaannya menguat ketika Namjoon mengunjungi kediaman mereka sepagi ini.
"Sepertinya, jalan-jalan di sabtu pagi ini akan menyenangkan," ucap Namjoon sambil menatap Jian sekilas.
"Benarkah? Bagaimana jika karyawan mu yang lain melihat kita?" Sahut Jian dengan nada sedikit ketus. Jimin yang tertarik melemparkan pertanyaan baru.
"Oh, kalian masih menyembunyikan status hubungan kalian ya? Kenapa? Masih dengan peraturan kantormu itu ya, Hyung?" Jimin bahkan menyelingkan senyuman miringnya. Menguak suatu hubungan Jian dan Namjoon adalah hal yang paling menarik dan membuat Jimin merasa tertantang.
"Ah, sayang sekali adik ku ini. Saat Teman-Teman dan saudara Jian yang besok lusa datang ke acara pernikahan Taeyeon Noona membawa pasangannya, Jian pasti hanya akan berdiam diri saja. Membaur pun akan menjadi nyamuk," mata Jian mendelik saat Jimin mengatakan kalimat itu seolah-olah tengah menghinanya.
"Ya! Kau bicara apa?!"
"Kenapa? Benar, kan? Aku akan membawa Rosè untuk menghadiri pernikahan Taeyeon Noona, jadi kau akan sendiri." Jian hanya menghela nafasnya dengan mata memejam, kesal setengah mati. itu yang ia rasakan.
Jimin sangat menyebalkan pagi-pagi ini. Membuat Mood Jian semakin rusak karenanya. Sedangkan Namjoon, hanya berperang hati kala Jian dan Jimin saling melemparkan kalimat yang membuat rumah sedikit bising. Jian rasanya ingin mengelak kalimat yang dikatakan Jimin, namun benar adanya. Jadi dirinya hanya bisa menjawab dengan kalimat berbelit tiada ujungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRULER - KNJ
Fanfiction[COMPLETED/END] Namjoon itu sempurna, tampan, berwibawa, semuanya tak bisa di deskripsikan melalui kata-kata secara gamblang. Dibalik semua, ada seorang wanita yang membuatnya seperti ini namun tidak bisa ia pamerkan kepada dunia sebab sebuah perat...