21 - New Year!

207 30 11
                                    

Ada tiga ribuan kata lebih di sini, dah ku buat kalian kenyang-kenyang sama Jian dan Namjoon.

Sebelum menikmati Delulu kalian, mohon untuk tinggalkan Vote ya zheyeng.





Pesta perayaan tahun baru, malam ini ialah akhir dari tahun yang sulit dilalui. Dengan penuh harapan dan sambutan yang meriah, Namjoon berdoa agar tertutupnya tahun ini dan terbukanya tahun baru, menjadi langkah awal kebahagiaan dirinya bersama Jian yang baru.

Sesuai rencana yang sudah disepakati, Namjoon mengajak Jian untuk merayakan pesta menyambut malam tahun baru bersama keluarga kecil Namjoon. Mulanya, Jimin dan Namjoon sempat merebutkan Jian. Namun, Jian mendapat jalan pintas yang membuat Jimin diam dengan semburat merah di pipinya. Siapa lagi kalau bukan tentang Yiren.

Gadis yang beberapa waktu lalu datang ke kediaman sang kakek dengan tampilan rapi bak seorang yang akan pergi berkencan itu ternyata kekasih baru Jimin. Jian tentu marah, bagaimana bisa sang kakak menyembunyikan soal fakta yang baru ia ketahui? Tentu, pikiran Jian itu kemana-mana.

Pasti Si bantet Jimin itu tidak mau menganggapku saudaranya lagi, ia bahkan berkencan diam-diam.

Jimin tentu mengelak, maksud Jimin berlaku seperti itu sebab ia tidak ingin membuat sang Adik iri. Sungguh, cerocosan Jimin kala itu membuat gadis itu naik pitam dan membuat bahan tertawaan Namjoon, sebab Jimin benar-benar dibuat lumpuh saat tangan Jian itu menjepit leher Jimin dan membuatnya kesakitan.

Iri, yang benar saja!

Namjoon mematikan mesin mobilnya saat lelaki itu sudah tiba di pekaranagn rumah tersebut, ia keluar dari mobil mewahnya dengan sebuket bungan mawar berwarna senada dengan buah persik, buah favorit Jian. Ia mengetuk pintu yang kini terbuka, kembali dengan rasa gugup yang menyerang pemuda itu.

"Oh, kau. Masuklah. Jian masih bersolek."

"SEMBARANGAN!" sahutnya dari belakang tubuh Jimin. Jimin menatap dari ujung atas hingga bawah tubuh Jian, menatap penampilannya yang dirasa berubah.

"Bisa cantik juga ternyata." Gurau Jimin yang membuat Jian mencubit lengan atas Jimin, "aku kan memang cantik, benarkan Sayang?" Jian melontarkan pertanyaan tersebut dengan kata 'sayang' diakhirnya dan membuat Namjoon menahan senyumnya sambil mengangguk, huh... Namjoon sungguh malu, tapi di dalam hatinya ia juga senang. Berbeda dengan Jimin yang kini menatap sarkas ke arah Jian sambil berdecak sebal.

"Sana, cepat mandi. Apa kau tega membiarkan Yiren Unni menunggumu berdandan? Sudah gelap ini." Jimin hanya berdehem lalu pergi meninggalkan sepasang kekasih- ralat, tunangan itu.

"Ji, ini, untukmu." Ucap Namjoon menyodorkan bunga tersebut, Jian menerimanya dengan senang tentunya. Diciumnya bunga yang beraroma segar khas mawar yang harum, "terima kasih, ya. Sebentar, akan ku taruh ke vas dulu." Namjoon mengangguk, Jian akhirnya meninggalkan Namjoon sebentar sebelum akhirnya kembali dengan Vas bunga berisi Air soda dan bunga pemberian Namjoon.

"Ayo, kita berangkat sekarang. Oh iya, ibu memintaku untuk memberikan ini ke ibumu, dia suka tidak ya?" Tanya Jian, Namjoon bangkit dari duduknya lalu berjalan beriringan dengan Jian menuju mobil Hitamnya.

"Suka, ibu akan menyukai itu."

"Tapi ini terlalu sederhana, tidak apa-apa kan?" Namjoon menggeleng, ia membuka pintu untuk Jian,

"Meskipun itu sederhana, jika kau memberikannya dengan cinta yang tulus, hal yang sederhana akan berubah menjadi hal yang mewah." Ucapnya lalu menutup pintu tersebut.

Guratan senyuman yang manis terukir saat Jian meresapi kalimat yang Namjoon ucapkan, ia lalu menatap Namjoon yang melangkah memutari mobilnya sebelum akhirnya duduk di sampingnya.

BRULER - KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang