22 - betrothed.

164 26 8
                                        

Halooooooooo
Kangen tidak sama aku karena Sudah satu bulan tidak up?
😩😭

Aku Up Chapt 22 di tanggal 22🌚🌚

Vote yaa

Happy Reading⚘



Hari yang benar-benar tidak di nantikan itu tiba, dimana hari ini adalah hari keberangkatan keluarga Jian kembali ke San Francisco. Namjoon sejak kemarin sudah mengajak Jian keluar bersama, menghabiskan waktu berdua sebelum menjalin hubungan jarak jauh. Namjoon benar-benar berat rasanya ditinggal Jian, genggaman tangan Namjoon itu bahkan tidak terlepas sama sekali sejak lelaki itu menjemput dirinya untuk diantar ke Bandara Incheon. Keluarga Kim juga ikut mengantar kepergian Jian dan keluarganya hari ini.

"Gandengan terus, seperti orang mau menyebrang saja." Sarkas Jimin kepada Namjoon dan Jian saat mereka duduk di ruang tunggu, Jian malah menarik tangan Namjoon mendekat wajahnya dan meletakkan punggung tangan kekar tersebut pada pipinya. Jimin hanya mengerlingkan matanya sebal, dasar.

"Dua puluh menit lagi pesawat akan lepas landas, persiapkan dirimu Ji." Jian menghembuskan napasnya kasar, rasanya begitu cepat waktu berjalan.

Tak lama, keluarganya yang sebelumnya pergi untuk makan bersama itu kembali, mengaja Jian dan Jimin untuk pergi. Mereka asik berbincang, sedangkan Jian dan Namjoon memilih menjauh sebentar.

"Ji, jaga dirimu baik-baik, tidak boleh genit. Ingat, kau milik ku." Jian mengangguk, kala lelaki yang berada di depannya itu mengusap surainya lembut.

"Kau juga. Jangan lupa makan dengan baik, tidak usah khawatirkan aku, jangan membuat pekerjaanmu berantakan karena ini. Aku akan kembali, secepatnya."

Jian lantas berjinjit, menarik wajah Namjoon agar sedikit menunduk supaya ia dapat menggapai bibir dan menautkannya bersama. Hanya sekedar salam perpisahan, Namjoon menatap Jian setelah mereka menyempatkan diri untuk berciuman.

"Jangan menangis." Bisik Jian sambil mengusap air mata yang terjatuh dari mata Namjoon, lelaki itu hanya tersenyum dan mengangguk. Mereka lalu kembali bersama yang lainnya, Jian berpamitan dengan keluarga Kim sebelum akhirnya ia benar-benar pergi meninggalkan Korea.

"Saranghae Jian!" Jian membalik badannya lalu melambai pada Namjoon, lelaki itu tampak tersenyum lebar padanya.

Perjalanan selama hampir satu hari itu ditempuh, mereka tiba pada pagi hari pukul tiga dini hari. Keluarga Jian memutuskan segera kembali ke rumah dan beristirahat. Di dalam mobil menuju rumah, Jian mengirim pesan kepada Namjoon bahwa diirnya sudah tiba di San Francisco dengan selamat. Namjoon membalas pesan tersebut, lelaki itu berkata bahwa ia merasa lega setelah Jian mengirim kabar kepadanya. Sesampainya dirumah, Jian segera beristirahat untuk memulihkan kondisi fisiknya yang dirasa cukup lelah.

⚘⚘⚘

"Hey, jangan berisik."

"Sepertinya dia akan bangun."

Suara bisik-bisik itu terdengar, sedikit mengusik waktu tidur Jian saat itu. Gadis itu membuka matanya pelan dan mendapati teman-temannya ada disana.

"HOME SWEET HOME, JIAN!" Jian merengek sebentar sebelum ia menutup wajahnya dengan selimut tebalnya.

"Oh, ayolah, kenapa kalian ada disini? Bukankah kalian harus pergi ke kantor?" Ucap Jian sambil melirik teman-temannya dibalik selimutnya,

"Ayahmu yang meminta kami untuk kesini. jangan salahkan kami, kami hanya diberi tugas dan harus dilaksanakan." Ucap Han dengan penuh keyakinan, Jian lalu duduk sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya.

BRULER - KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang