11 - Get Burned.

213 32 13
                                        

Nah loh yang kemarin digantung apa kabar???
Jawabannya ada di sini!!

Jangan lupa Vote dan Comment ya
Biar tetep lanjut ceritanya.

See ya⚘






























"Mari kita berpisah"

Namjoon yang baru mendudukkan dirinya di samping Jian kala itu langsung menatapnya secara tidak menyangka. Jian mengatakan kalimat perpisahan kepadanya? sangat tidak terduga! jika ia tahu bahwa Jian meminta berpisah, seharusnya Namjoon tidak usah menemui Jian malam ini juga. 

"Ji, aku tahu kau sedang marah. jangan mengambil keputusan disaat kau sedang marah." 

Jian hanya diam. suara aliran sungai dan juga hembusan angin terdengar, menepis keheningan diantara mereka.

"Maaf, tapi keputusan ku pada hubungan ini benar-benar sudah bulat. ku mohon, kau tak menghalangi keputusan ku seperti halnya aku yang tidak menghalangi pilihanmu yang meniduri mantan kekasihmu,"

"Ji, Sumpah, aku mabuk ta-"

"dan kau malah meneruskannya hingga tuntas? kau gila?" Namjoon menghela nafasnya, ia kembali mengingat kejadian di Apartement Jisoo. 

"Ji, aku tahu mungkin hubungan kita sudah berjalan sekitar enam bulan lalu, bahkan lebih. tapi, bisakah kau memberiku kesempatan lagi?" Jian menggeleng, "maaf,"

Namjoon menoleh pada Jian yang ada di sampingnya. walaupun berjarak cukup jauh serta minimnya pencahayaan, Namun Namjoon masih bisa menangkap wajah anggun Jian. Angin dari utara menerpa, membuat rambutnya yang ia gerai menerpa wajahnya.

"kakak ku berkata, jangan maafkan laki-laki jika ia melakukan beberapa kesalahan. perselingkuhan, kebohongan, jika laki-laki itu masih menyimpan perasaan kepada sang kekasih, dan melakukan kekerasan. kau melakukan semuanya kecuali yang terakhir."

"Ji, tapi aku benar-benar sudah melupakan kenangan bersama Jisoo. aku..- aku tidak menyangka. tujuanku kesana hanya meminta penjelasan soal kertas-kertas yang ia tempel di kantor. itu murni bukan kesalahan ku."

"jadi kau tidak mau disalahkan? jelas-jelas, kau melakukan sesuatu dan bahkan kita tidak sejauh itu selama ini. bukan bermaksud, aku juga meninginkan apa yang kau lakukan pada wanita itu. tapi, Astaga aku muak!" Teriak Jian di akhir katanya. tangan Namjoon bergetar kecil sejak tadi, ia mencoba menetralisir tubuhnya dengan menarik napasnya panjang-panjang.

"baik, aku menerima keputusanmu. tapi aku meminta satu hal, bisakah kau tidak meninggalkan kantor? tetaplah bekerja disana, selain kinerja mu sangat berpengaruh, aku ingin tetap melihat mu walau kau sudah tidak ada di genggaman ku lagi,"

"akan ku usahakan. aku tidak berjanji soal itu." Jian beranjak setelah itu, meninggalkan Namjoon yang menatap dirinya sepanjang Jian berjalan menjauh dari tempatnya tadi sampai Jian benar-benar menghilang dari tatapannya.

Namjoon menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya, ia memijit tengkuknya hingga suara isakan kecil terdengar. perempuan yang selalu memberinya dukungan selama ini telah pergi. tidak akan ada lagi suara tawa yang menghiasi mobilnya setiap sore sepulang kerja. tidak akan ada lagi pesan yang menumpuk atau bekas panggilan tidak terjawab saat Namjoon lupa meletakkan ponselnya. tidak akan ada lagi punggung yang digunakan sandaran bahkan telinga sebagai tempat untuk  mendengar semua keluh kesah hidupnya yang sangat berat. semua yang sebelumnya terbit akhirnya tenggelam lagi. seseorang yang selalu memberikannya semangat kini hilang, sudah menghilang.

BRULER - KNJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang