HEY HEY HEYY!!!
Nungguin ya? UluluuuuuBtw, sebenernya tadi niatnya mau Double up. Tapi gara-gara semalam diajak keluar dan sampe rumah langsung tidur jadi ga bisa nyicil:(
Btw, Vote dan Comment ya
Biar aku semangat nih, hehe.Thank you
⚘sesuai perintah Ayah sambungnya, Jian kini tengah duduk di Ruang Keluarganya. Ayahnya bahkan masih mengenakan kemeja yang terakhir ia pakai, sedangkan sang ibu sudah berpenampilan rapi seperti biasa. Jian membuka matanya cukup lebar membuat mata tersebut tengah membulat, ia mengedipkan matanya sesering mungkin karena penasaran.
"ada apa?" Sang Ayah menatap Jian sambil menghembuskan nafasnya.
"jangan menakut-nakuti ku!" perngat Jian yang membuat sang ibu tersenyum.
"Ayah dan ibu ingin bertanya kepadamu, dan memberikan mu pilihan," Jian masih saja diam menatap gerak-gerik orang tuanya.
"Ayah di Mutasi" Jian menganga.
"Jadi.. ayah turun jabatan?!"
"ck, itu Demosi. Mutasi itu penaikan jabatan. makanya, dengarkan Ayah bicara dulu," Jian memiringkan kepalanya sambil menggaruk tengkuk leher nya.
"Ayah akan menjadi seorang CEO, dan di tempatkan di San Fransisco. jadi, Ayah dan ibu akan berpindah kesana. jika kau mau menjadai Sekertaris pribadi ayah, ikutlah dengan kita. jika kau mau mempertahankan semuanya disini termasuk 'kenangan', ya sudah..- itu terserah padamu." Jian terdiam karena bingung harus menanggapi apa. sang Ayah sepertinya sedikit menyenggol perihal hubungan diantara dirinya dan Namjoon.
"akan ku pikirkan,"
"tidak bisa, kau harus memberi jawabannya sekarang. jika iya, kita akan berkemas setelah ini. semuanya sudah di siapkan termasuk tempat tinggal kita. jika tidak, aku tidak yakin jika harus melepasmu di sini sendirian."
"baiklah..-"
⚘⚘
Jian POV
rasanya sangat tidak terduga saat Ayah dengan mudahnya mengajak ku pergi dari tempat kelahiran ku. mungkin memang sangat membantu untuk menyembuhkan luka yang baru saja kemarin terbuat. ibarat mendapatkan sebuah jalan pintas, dan waktu yang sangat pas saat Ayah mengajak ku berpindah ke kota Retro, San Fransisco.
Aku berjalan menuju sebuah Salon malam hari ini. sebuah tempat dimana banyak orang biasa mempercantik diri. Aku berniat mengubah diriku malam ini.
"Ji! sudah lama kau tidak kemari. kau mau creambath?" pemilik Salon yang sudah lama ku kenal ini berlari mengarah kepada ku saat aku baru saja membuka pintu kaca dari salon tersebut.
"ya, dan..- memangkas rambut ku,"
pemilik Salon langganan ku ini, Leah, memanggil salah satu pegawainya yang lain untuk mencuci rambutku terlebih dahulu. setelah itu, aku ditempatkan pada sebuah tempat yang kosong. Leah menarik kursi sebelah tempat dimana aku duduk.
"A woman who cuts her hair is about to change her life. what happend with you?"
"Broke up,"
"For Real?!" Nada terkejutnya membuatku mengangguk sambil memperlihatkan senyumanku.
Leah cukup tahu perihal Hubunganku dan Namjoon mengingat Namjoon juga salah satu senior Leah saat dirinya masih tinggal di New Zealand.

KAMU SEDANG MEMBACA
BRULER - KNJ
Fiksi Penggemar[COMPLETED/END] Namjoon itu sempurna, tampan, berwibawa, semuanya tak bisa di deskripsikan melalui kata-kata secara gamblang. Dibalik semua, ada seorang wanita yang membuatnya seperti ini namun tidak bisa ia pamerkan kepada dunia sebab sebuah perat...