37

1.4K 154 27
                                    

👆 lagu yang bisa membangkitkan alur cerita part ini😂





Dreekk~~~!!!!

Suzy mengangkat badannya yang sibuk bersandar di bemper mobil BMW mewah itu. Ia melihat dari balik kacamata hitamnya dimana mereka sudah berjalan ke luar bandara sambil menggeret koper yang di bawakan oleh petugas bandara.

Kemudian mereka berdiri di depan Suzy sambil menatap senyum wanita ini.

Wanita ini membuka turun kacamata nya dan ia lihat senyum merekah semua adik-adik tersayangnya.

" Menyenangkan?" Tanya Suzy. Mereka saling melirik dengan ekspresi senyum. Kemudian menoleh lagi ke arah Suzy yang menunggu jawaban mereka.

" Suzy jjang!!!!!" Teriak mereka. Suzy tersenyum lebar.

" Arayoooo~~~"

***

" Sudah sampai." Wendy berdiri di depan rumah keluarga Bae. Ia mengelus kepala Irene sambil tersenyum menatap kekasihnya.

" Gomawo." Wendy mengangguk. Ia pun mencium sekilas bibir Irene dan berlari cepat pergi dari sana seraya dengan Irene yang membuka lebar matanya sambil terdiam kaku di sana.

" By sayang!!!!!" Teriak Wendy sambil berlari dan melambai tangan pada Irene yang perlahan memberikan senyuman lebarnya.

Irene melihat kepergian Wendy. Ia tersenyum malu sambil berbalik untuk masuk ke dalam rumah.

" Irene, sudah pulang?"

" Nee...." Jawab Irene memberikan senyum girang sambil memeluk kedua orang tuanya.

" Yes!" Seru Wendy sambil berlari cepat untuk pulang ke rumah. Dia tidak bawa mobil. Wendy terlalu senang berjalan kaki bersama Irene. Kalau memakai kendaraan akan sangat cepat sampai dan kerinduan Wendy akan cepat juga timbul.

Dia berlari sambil melompat gembira karena bisa mendapatkan bibir Irene walau itu nampak tidak sopan karena dia mendadak melakukannya tanpa persetujuan dari yang punya.

Toh Irene suka. Meski Wendy nampak membuatnya kesal, tetap saja senyum Irene merekah amat lebar.

----

Jisoo meletakkan koper Rose di depannya. Ia sampai ke kediaman Park untuk mengantar Rose pulang.

Rose mencoba untuk tetap tersenyum pada Jisoo. Bahkan Jisoo juga harus menampakkan kepalsuan bahagianya saat di dekat Rose yang besoknya akan tidak ada lagi di sisinya.

" Aku.....pu-pulang..." Kata Jisoo walau sedikit getar karena hatinya tidak terima melangkah pergi begitu saja.

" Ohh...." Jawab pelan Rose. Jisoo ingin mengangkat tangannya seperti biasa untuk mengelus rambut Rose sebagai kenangan setiap ia harus bertahan semalam jauh dari empunya. Tapi sekarang ia biarkan tangannya tidak bergerak menyentuh Rose. Kalau dia berani melakukan hal itu, berarti Jisoo harus berani juga untuk kehilangan Rose ntah sampai kapan.

Akhirnya Jisoo berakhir setelah ia melangkah mundur sekali dan memutar badannya untuk mendekati motornya di seberang mobil keluarga Park.

Rose melihat kepergian Jisoo. Ia ingin sekali menangis karena dia tidak mau memberikan kata pisah untuk pria ini.

" Oppa." Panggil Rose. Jisoo menoleh ke belakang. Melihat nya yang berjalan pelan untuk mendekat.

" Wae?" Jisoo kembali memberikan senyum paksanya.

".....Oppa...aku....bisa kamu menciumku?" Pinta Rose membuat Jisoo terdiam untuk beberapa saat dengan posisi yang sama.

" Apa itu kata perpisahan darimu?" Tanya Jisoo lagi membuat Rose memberikan gelengan pelannya. Cocok sekali dengan raut polos Rose bagi keanggunan yang di milikinya. Jisoo terlalu susah melakukannya pada anak orang kalau dia berani nanti untuk menikahi Rose langsung.

" Mhh." Jisoo berdehem sesaat sambil berbalik ke arah Rose dan perlahan ia mendekati wanita ini.

Rose menatap dongak Jisoo. Ia ingin merundukkan kepalanya tapi tidak mau karena ia ingin memandang Jisoo lama.

Tangannya meraih pergelangan kecil itu untuk ia genggam lembut. Kemudian ia tarik perlahan Rose agar sedikit menyentuh tubuh bagian depannya.

Ciuman Jisoo untuk pertama kalinya, ia berikan pada Rose. Begitu juga dengan Rose yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang seorang kekasih karena dia tidak mau menganggap hal ini sebagai serius. Tapi beda lagi saat bertemu Jisoo. Ntah kenapa dia sangat ingin mendapatkannya dari Jisoo.

Cup! Bibir Jisoo menekan sedikit ke dalam tanpa mau bergerak karena dia tau itu terlalu berlebihan untuk anak remaja seperti mereka. Kedua tangannya mencangkup kedua pipi Rose yang sedikit mendekati leher bawahnya.

Rose tidak memejamkan matanya. Tapi karena dia terlalu merasakan kalau Jisoo benar-benar mencintainya, Rose menutup matanya perlahan.

Air mata Rose menetes di pipi kanannya seraya dengan ciuman Jisoo yang perlahan lepas dari bibirnya.

Jisoo lihat Rose yang membuka perlahan matanya dan ia tatap lagi Jisoo dalam-dalam.

" Kalau kita jodoh........aku pasti akan langsung melamarmu Rose." Janji Jisoo. Rose diam menatap tahan tangis ke arah pria ini.

" Aku janji padamu....jika kita bertemu lagi, aku akan.... melamarmu." Lanjut Jisoo sambil mengelus pelan pipi Rose.

Akhirnya Rose mengangguk. Jisoo pun membuang sabar nafasnya sambil perlahan melepas sentuhannya pada Rose.

" Sampai jumpa lagi...." Katanya sebelum ia berbalik untuk pergi dari sana.

Akhirnya Jisoo berbalik. Ia berjalan mendekati motornya sambil membuang nafas berat karena hatinya.

Brum!!!!! Motor Jisoo berjalan memutari air pancur besar itu kemudian gerbang rumah keluarga Park membuka seraya dengan Rose yang melangkah maju melihat kepergian Jisoo.

Rose merundukkan kepalanya. Ia mengusap air matanya agar tidak menyentuh pipinya lagi.

Benar apa kata Jisoo, kalau jodoh dia pasti akan bertemu Rose lagi ntah dimana pun itu. Jelas Rose mengerti keadaan Jisoo ataupun dirinya. Mereka sama-sama berfikir dewasa untuk kedepannya bagaimana nanti.

" See you again.... Oppa..."

***

" Hahaha...." Tawa teman-temannya terdengar di sekitar kantin yang begitu ramai oleh obrolan berbeda-beda.

Tidak untuk Jisoo yang makan sarapannya sambil menatap diam kursi depan yang biasa di isi oleh chipmunk kesayangannya.

" Pipimu nampak lucu sekali kalau terlalu banyak makanan yang kamu kunyah."

" Ah jinjja? Mianhe."

" Kenapa meminta maaf? Aku suka."

" Uhh! Oppa!!"

" Wae? Tidak boleh kalau seorang pacar mengatakan suka pada kelakuan kekasihnya?"

" Aku malu!" Jisoo tersenyum lebar. Ia pun menatap Rose yang makan di depannya sambil sesekali tertawa senyum pada kekasihnya ini.

Jisoo merundukkan kepalanya lagi. Ia pun makan tanpa mau memancarkan kesedihannya di depan teman-temannya yang lain.

" Aku selesai." Kata Jisoo membuat rombongan Wendy melihat ke arahnya.

" Duluan yaa..." Mereka mengangguk. Jisoo bangkit dari kursinya setelah ia memberikan senyuman pada semua temannya.

Tapi mereka tidak begitu ikut bahagia melihat Jisoo. Mereka tau kalau Jisoo sedang kesepian. Pria itu pasti selalu menyembunyikan perasaan sedihnya dari kecil sampai sekarang. Bahkan rombongan Krystal tidak akan tau, senyum Jisoo untuk perihal apa?

" Aku juga merindukan Rose, Jisoo." - Irene.

" Ahh ottoke!!? Kenapa aku nampak kehilangan Rose?" - Jennie.















😭😭😭🤧🤧🤧

BLACK B | SEASON 1 ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang