Part 6

9.7K 1.5K 67
                                    


Saat mereka memasuki Mansion yang sangat besar itu perhatian mereka langsung terpusat pada seseorang yang sedang duduk dan bermain dengan seekor anjing berjenis pudel berbulu hitam.

" Nuguya?" Chenle berucap membuat orang yang tengah duduk di atas permadani itu menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Nuguya?" Chenle berucap membuat orang yang tengah duduk di atas permadani itu menoleh.

" Eoh kalian datang." Ucapnya tak acuh.

" Nugu?" Kali ini Chenle menatap Mark.

" Appa Jisung." Jawab Jeno. Chenle menatap Jeno lalu kemudian menatap Jisung dan appa nya bergantian. Jisung terlihat acuh.

" Park Chan Yeol. Appa tampan Jisung."

Ucapan ayahnya membuat Jisung melengos dan membuang muka. Melihat ekspresi anaknya itu tawa bass Chanyeol menggelegar.

" Kau mau Toben disini atau di rumah?" Chanyeol menatap anak dan teman2 anaknya yang masih berdiri itu.

" Disini." Jawab Jisung singkat. Chanyeol mengangguk.

" Kalian duduklah sebentar." Chanyeol memangku anjing yang bernama Toben itu. Mau tak mau mereka duduk di sekitar Chanyeol kecuali Jaemin. Ia masih bersidekap sembari masih berdiri.

Setelah semuanya duduk kecuali Jaemin.

" Disini kalian tidak punya maid. Tapi tenang saja ada ratusan guardian di sekitar kalian."

" Itu tidak masalah." Jaemin berucap.

Chanyeol menatap pemuda di depannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol menatap pemuda di depannya itu.

" Bahkan aku masih tak percaya kau anak si mungil Puppy itu." Ucap Chanyeol masih menatap Jaemin. Jaemin hanya membuang mukanya, muak akan panggilan manis untuk ayahnya itu.

" Baekhyun akhirnya berhasil manly karna kau Jaemin." Chanyeol terkekeh. Yang lainnya hanya mengerutkan keningnya karna sama sekali tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh Namja tampan di depannya itu.

" Baiklah. Pelatihan kalian di mulai tiap hari. Santai saja menghadapinya. Pelatih yang berbeda akan datang tanpa di tentukan." Atensi Chanyeol sekarang beralih ke anak2 di sekitarnya.

" Umurmu berapa Tuan?" Perhatian mereka semua teralih ke pertanyaan Renjun. Chanyeol tersenyum membuat Jisung membelalak. Yang ia lihat Chanyeol jarang tersenyum tulus seperti itu, yahh meskipun Jisung terakhir kali melihatnya appanya 2 tahun yang lalu. Jujur saja ia bingung dan marah melihat appanya yang berada disini sekarang. Jisung rindu, tapi rasa marahnya lebih dominan sehingga ia tak sudi menatap ayah kandungnya itu lama2.

" Satu tahun lebih tua dari babamu si Panda itu." Chanyeol menjawab.

" Mwo?! Jadi baba gege seekor panda?!" Chenle berteriak mengagetkan yang lain. Renjun menjitak kepala Chenle sedangkan Chanyeol tertawa terbahak2.

" Bukan begitu Chenle. Namamu Chenle kan? Baba hyungmu itu punya mata seperti panda. Tapi tenang saja, dia tidak gemuk dan bulat seperti panda, tapi lebih ke mirip makanan panda yaitu bambu." Chanyeol masih setia dengan tawanya membuat Jisung menatapnya. Menyadari di tatapi anaknya seperti itu Chanyeol langsung menyengir menatap balik Jisung.

" Wae Jisungie?" Tanyanya. Jisung membuang muka.

" Ku lihat kau terlalu banyak tertawa. Ternyata hidupmu bahagia sekali." Ucapan dingin keluar dari mulut Jisung membuat tawa Chanyeol tersumpal dan membuat perhatian semuanya teralih kepada Jisung.

" Baiklah. Aku akan pergi. Sungie, appa pergi dulu ne? Apa ada perjalan ke jepang setelah ini." Tanpa perlu menunggu jawaban Jisung Chanyeol telah berdiri dan menaruh Toben di pangkuan Jisung.

Sesaat setelah Chanyeol melewati Jisung.

" Appa."

Sesaat Chanyeol membeku karna ia tau suara itu dari anaknya. Suara anaknya yang terdengar putus asa.

" Kau tau appa, jika aku bisa memilih aku tidak ingin punya appa sepertimu." Suara serak Jisung kembali menyapa telinganya. Tapi ia tak kunjung membalikkan badannya. Chenle yang sudah berada di sebelah Jisung mengusap pelan punggung Jisung untuk menenangkannya.

" Jika appa bisa memilih, appa juga tidak ingin di lahirkan seperti ini Sungie." Setelah mengucapkan itu Chanyeol melangkah pergi. Jisung mengepalkan tangannya kuat2 hingga buku jarinya memutih.

" Jisunga. Sudahlah. Kita tidak punya pilihan lain." Mark yang dari awal hanya diam mulai menatap Jisung yang menunduk di depannya. Haechan membelai kepala Jisung.

Setetes airmata Jisung mengalir tapi cepat di hapusnya. Ia menatap para hyungnya lalu mengangguk. Jaemin yang sedari tadi betah berdiri kemudian membuka suara.

" Sebaiknya kita periksa rumah ini dan tentukan pembagian kamar." Ucap Jaemin sembari melangkah. Yang lain segera berdiri dan mengikutinya mengelilingi mansion besar itu.

TBC...

Voment juseyo.

Hehe moment Jaemrennya tentu saja ada setelah ini.

Moonlight | Jaemren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang