Part 11

8.4K 1.3K 144
                                    


Jaemin masih saja terus berlari masuk ke dalam hutan yang semakin gelap. Dedaunan pohon yang sangat rimbun menghambat cahaya bulan untuk menerangi daerah yang di lalui Jaemin. Gurat luka di pipinya tidak di hiraukannya, ia fokus berlari menerobos rimbunnya hutan dari kejaran manusia2 pucat yang tadinya hampir membunuh dan hampir menggigitnya.

Saat Jaemin merasa telah aman karna sudah terlalu jauh ia berlari dan ia yakin larinya adalah yang tercepat ia berhenti sambil tersengal. Ia melihat ke belakang dan merasa lega tidak melihat apapun. Tapi, belum habis rasa leganya..

" Kau tidak akan bisa lari lagi Calon leader alpha."

Suara berat itu membuat Jaemin terkejut luarbiasa. Ia berbalik ke belakang dan mendapati begitu banyak manusia pucat yang ternyata telah menyebar mengurungnya.

" Apa yang kau inginkan?" Jaemin menegakkan punggungnya dan menatap tajam orang2 yang mengelilinginya itu.

" Tak banyak. Hanya nyawamu. Dan yang lainnya bisa menyusul nanti." Ucap seorang namja tinggi berambut merah terang yang terlihat seperti pemimpin pengejaran. Jaemin meningkatkan kewaspadaannya.

" Begitu?" Jaemin tersenyum mengejek membuat si rambut merah tadi mendengus lalu tertawa.

" Mau mati saja masih bisa belagak sombong." Desis si rambut merah.

" 5 dari kalian serang dia." Perintah dari si rambut merah langsung di laksanakan oleh 5 dari 20 manusia pucat yang mengelilingi Jaemin.

Jaemin berusaha tenang ketika di serang oleh 5 manusia pucat itu. Dari balik Jaket kulitnya ia mengeluarkan sebuah pistol yang selalu di bawanya kemana2.

Saat datang penyerang pertama Jaemin segera berguling menyelematkan diri dan menembak salah seorang dari mereka tepat di dadanya. Tapi alangkah kagetnya Jaemin ketika menyaksikan orang itu tidak bereaksi dengan tembakan yang tepat mengenai jantungnya itu.

" Siapa mereka sebenarnya." Lirihnya namun segera ia berguling ke samping karna salah satu dari mereka berusaha menerjang Jaemin dengan tendangannya. Jaemin segera melompat bangun dan langsung menghantam leher orang itu dengan tendangan leher hapkidonya. Orang yang di hantamnya itu tersungkur di tanah.

Merobohkan satu manusia itu sama sekali tidak membantu karna ia sedang kewalahan disini berusaha mati2an untuk bertahan dan tidak punya kesempatan menyerang karna 4 orang itu sangat ketat mengepungnya.

Di sela2 hantamannya ia merasa sangat menyesal tidak menuruti apa yang appa dan teman2nya larang. Karna ia hanya bisa menghirup udara bebas sejauh 1km dari tembok besar yang melingkupi mansion besar itu karna mendadak setelah itu ia langsung di serang 2 manusia pucat dan berakhir seperti ini.

Di sela2 penyesalannya ternyata salah satu cakaran telah merobek dada baju oblong putih di bawah lapisan jaket kulitnya. Jaemin kaget saat menyaksikan cairan merah merambati kain berwarna putih itu.

Belum hilang kagetnya sebuah tendangan telak menghantam dadanya membuat ia terjengkang dan menghantam sebuah batang pohon. Jaemin mengeluh tinggi merasakan punggungnya terasa akan hancur.

Si rambut merah menghampirinya yang sudah tak berdaya merasakan tulang rusuknya patah karna tendangan tadi belum sakit luarbiasa yang ia rasakan di punggungnya.

Sebuah hantaman tepat di sisi kanan tubuhnya membuat ia berteriak dan terguling. Si rambut merah menyeringai dan menginjak dadanya yang terasa teramat sakit.

" Kau masih saja sombong. Kau akan mati detik ini juga." Ucapnya lalu si rambut merah itu mengangkat kakinya dan mengarahkannya ke batang leher Jaemin. Jaemin yang masih tersadar hanya bisa menutup mata menyadari ini akhir dari hidupnya.

Tapi telah cukup lama ia tak merasakan apapun yang menyentuhnya malahan keributan besar tengah terjadi. Jaemin segera membuka matanya dan tersentak kaget melihat 3 serigala besar tengah menyerang kawanan manusia pucat itu, mencabik2 daging mereka membuat Jaemin seketika mual melihat darah dan daging yang terkoyak di hadapannya.

Setengah dari manusia pucat itu habis koyak tercabik2. Tak lama kemudian datang 2 serigala besar lainnya yang ikut mencabik kawanan manusia pucat itu tanpa sisa termasuk si rambut merah yang hendak membunuhnya tadi.

Pertempuran berakhir. Tapi Jaemin langsung tersadar bahwa ia pun tidak akan selamat dari terkaman serigala itu. Jaemin merasakan kesadarannya mulai hilang ketika 5 ekor serigala itu mendekat ke arahnya.

Seekor serigala berbulu kuning pucat terlihat melompat ke arahnya dan berubah menjadi manusia dengan tubuh atasnya telanjang. Jaemin membeliakkan matanya kaget tapi perlahan matanya mulai menutup.

" Appa."

****

Renjun mendadak memegangi jantungnya dan terduduk di lantai membuat Lay yang sedang memberi minum kepada Mark yang baru sadar berteriak kaget.

" Renjun!"

Lay dan semua yang ada di ruangan itu kecuali Mark menghambur ke arah Renjun yang tampak meringis kesakitan memegang dadanya.

Tapi sebelum Lay berbicara atau bertindak masuklah seseorang dan langsung berseru memanggil Lay.

" Lay hyung segeralah turun! Jaemin terluka parah!" Seruan orang yang baru datang itu sukses membuat semuanya tersentak kaget terutama Renjun. Tapi ia merasa tak berdaya sama sekali.

" Baiklah Dyo-ya. Kau tolong urus Renjun. Aku akan ke bawah."

Orang yang di panggil Dyo pun mengangguk cepat dan menggantikan Lay dan langsung mengangkat Renjun ke sofa yang ada di kamar Mark.

" Gwenchana-yo?" Ucap Dyo yang menatap Renjun dengan mata bulatnya. Renjun tak menjawab.

" Tenangkan dirimu. Bernafaslah perlahan." Ucapnya. Renjun hanya mengangguk. Tapi rasa sakit itu tetap saja menghantam dadanya. Haechan Jeno Jisung dan Chenle berdiri dengan gelisah. Sedangkan Mark tidak bisa berbuat apa2 karna merasakan pusing yang luarbiasa dan juga rasa kantuk yang begitu kuat .

" Aku tidak bisa melakukan apapun sekarang. Tentunya rasa sakit itu berhubungan dengan terluka parahnya pasanganmu." Ucapnya. Wajah datarnya tidak mampu menyembunyikan sorot matanya yang khawatir.

" Jaemin bagaimana dia?" Setelah mengumpulkan kekuatan akhirnya Renjun dapat menyuarakan apa yang sedari tadi ingin di keluarkannya.

Dyo menatap Renjun yang masih terlihat kesakitan.

" Molla." Akhirnya ia menjawab.

Tbc...

Ra iso bikin sambungan yang bisa bikin penasaran.

Ini rasanya ngetik part ini ga ada feelnya sama sekali. Gatau juga ntah ini menarik apa enggak. Cuma mesti banyak2in apdet biar nanti pas pertama masuk kembali ke kegiatan perkuliahan ga bikin reader penasaran karna jarang apdet. Btw ini sistemnya ketik lalu publish. Ga di baca di erami di tetaskan atau di apa2kan dulu.

Jika jelek tolong beri krisannya cingudeul..

Moonlight | Jaemren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang