Part 18

7.6K 1.2K 143
                                    


Jaemin perlahan menaiki tangga menuju rooftop. Ia tak bisa terlalu menggerakkan kakinya lebih cepat karna saat latihan survival bersama Chanyeol dan Tao tadi kakinya terkilir terjerat akar pohon di hutan buatan belakang Mansionnya.

Perlahan Jaemin mendorong pintu Rooftop itu. Tapi belum sepenuhnya ia membuka pintu itu, dari arah berlawanan pintu itu telah terbuka, di buka oleh orang lain.

" Appa Soo." Jaemin mengernyit heran mendapati Do Kyungsoo yang berada di balik pintu. Jaemin memberinya ruang untuk lewat. Tapi appa yang lebih pendek darinya itu malah berdiri persis di sebelahnya.

" Jaemin? Kau ingin ke kebun rooftop? Appa kira tidak ada satupun dari kalian yang tau kebun itu." Kyungsoo berbicara sembari tersenyum.

" Kyungsoo berbicara sembari tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ah itu. Aku dan Renjun suka rooftop ini. Apakah appa yang menanam itu semua?"

Kyungsoo mengangguk.

" Ne. Bersama Lay hyung." Ucapnya.

" Ah seperti itu. Kami sangat menyukainya. Bahkan aku mengambil
Beberapa sayuran disini appa. Appa tidak keberatan?"

" Tentu saja tidak Jae. Ah appa pergi dulu ne?" Jaemin mengangguk sekilas lalu Kyungsoo segera menuruni tangga dan Jaemin melangkahkan kakinya kembali untuk menuju rooftop.

Sebenarnya tujuan Jaemin kesini adalah untuk menenangkan dirinya. Ia begitu gerah melihat kedekatan Renjun dan Jeno akhir2 ini. Jeno terlalu menempel ke Renjun. Bahkan saat mereka satu tim di game survival tadi beberapa Kali Jeno terlihat romantis melindungi Renjun. Tidak segan mengangkat tubuh Renjun untuk mengangkatnya melewati rintangan2. Bahkan beberapa hari ini Renjun tidak lagi ikut bersamanya ke atap tapi lebih memilih bercengkrama dengan Jeno dan teman2 lainnya. Kadang mereka juga bermain game online bersama.

Jaemin mendudukkan dirinya di rumput hias yang terlindungi sebuah pohon mangga mungil yang sedang berbuah. Ia memeluk lututnya. Menatap pohon buah2an kerdil dan tanaman sayur di sekelilingnya. Jaemin teramat menyukainya. Ia sedikit menyesal karna melupakan espressonya. Seharusnya ia bisa menikmati pemandangan indah itu dengan secangkir espresso di tangannya.

Tiba2 seperti keajaiban sebuah mocachino kaleng terpapar di depan wajahnya. Meskipun bukan espresso, tetap saja itu juga jenis kopi yang lumayan disukainya.

Jaemin mendongak melihat si pemberi kopi kaleng itu. Dan moodnya langsung kembali down ketika melihat siapa pemilik tangan itu.

" Pergilah. Aku tidak ingin." Jaemin berucap dingin. Si pemberi kopi tampak kaget.

" Jae?"

" Pergilah Renjun."

Renjun jadi bingung ketika Jaemin bersikap aneh kepadanya. Padahal akhir2 ini ia merasa Jaemin lembut dan akrab dengannya meskipun tetap agak dingin.

Moonlight | Jaemren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang