" Kita tidak latihan?" Jaemin bertanya sembari mencomot keripik kentang Haechan. Haechan melotot sembari menyembunyikan keripik kentangnya.
" Sialan jangan menggangguku!" Sentak Haechan. Jaemin bergerak hendak menjitak Haechan tapi tidak jadi.
Sekarang matanya beralih ke Mark yang duduk disebelah Haechan. Seakan mengerti arti tatapan Jaemin Mark hendak menjawab tapi Haechan mendahuluinya.
" Jaemin pabbo. Kau lupa sekarang hari minggu?"
Jaemin tersentak lalu menggaruk2 kepalanya.
" Minggu ya?" Ringisnya. Haechan menyumpahi Jaemin sebagai orang tolol idiot dan sebangsanya.
" Yang lain mana hyung?" Jaemin memilih untuk mengabaikan Haechan.
" Jisung dan Chenle sedang bermain game. Jeno dan Renjun sedang bermain basket." Mark menjawab sembari sesekali melirik Jaemin karna ia sedang menonton berdua dengan Haechan.
Mendengar Jeno bersama Renjun membuat darah Jaemin mendidih. Tangannya mengepal erat dan segera memutuskan untuk ke lapangan basket di belakang mansion mereka.
" Kenapa dia?" Mark yang melihat perubahan wajah Jaemin bertanya heran.
" Memangnya dia kenapa?" Haechan bertanya acuh.
" Dia terlihat gusar." Ucap Mark lagi. Haechan mengedikkan bahunya.
" Molla. Dia kan emang labil."
***
Jaemin geram, ia bergegas menuju lapangan belakang mansionnya itu. Dan berkali2 mengumpat kenapa kali ini rasanya lapangan itu teramat jauh, kenapa mansion ini terlalu besar, dan kenapa dia harus menunggu 20 tahun dulu untuk bisa melakukan teleportasi seperti appa si hitam Haechan, Kai.
Lapangan basket berdampingan dengan banyaknya lapangan2 lain di belakang kediaman mereka. Luas tanah mansion ini berhektar2 hingga terdapat hutan dan danau buatan di dalamnya. Belum lagi lapangan bola, basket, tenis bahkan golf dan banyaknya bangunan seperti dojo dan yang lainnya di ruang lingkup kediaman ke 7 anak2 ini.
Dari jauh saja Jaemin telah mendengar tawa besar Jeno. Jaemin menggertakkan rahangnya ketika ia berfikir pasti Renjun dan Jeno sedang bercanda berduaan sembari berlarian bermain basket.
" Sial!" Umpatnya, ia setengah berlari menuju lapangan basket yang berada di samping dojo.
Sesampainya disana langkah Jaemin terhenti ketika menyaksikan apa yang terjadi di lapangan basket. Kali ini wajahnya garangnya berubah berganti menjadi wajah penuh senyuman.
Disana ia melihat Jeno yang sedang tertawa keras melihat Xiumin dan Luhan yang tidak berhentinya saling menyalahkan karna kompak memakai seragam bola kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Jaemren✔
FantasyWelcome to : 3rd My Jaemren fanfict ' Moonlight ' BxB Nct Dream Exo Ot12 Apa yang sebenarnya yang terjadi dengan ke 7 anak konglomerat itu? Hidup bergelimang harta bukanlah sebuah kebahagiaan. Hidup mereka seperti di neraka dan penuh misteri. Di pu...