Moonlight | Jaemren✔

Part 19

" Tuan muda. Kendaraan telah siap." Seorang Guardian melaporkan kesiapan kendaraan kepada Jaemin, Jeno dan Jisung.

" Baiklah. Sebentar lagi kami akan kesana." Jeno yang menjawab. Guardian itu mengangguk lalu pamit undur diri.

Saat Guardian itu pergi Haechan datang.

" Kalian mau kemana?" Haechan menatap heran ketiga namja yang sedang berdiri di pinggir kolam renang itu dengan pakaian resmi.

" Biasa." Jeno menjawab singkat. Haechan mendengus.

" Oh berpura2 jadi anak tuan Na Min Ki, Lee Jae Joon dan Park Hyungsik lagi?" Haechan bertanya sinis. Mendengar itu Jeno dan Jisung tertawa.

" Allright." Jawab Jeno.

" Mark dan juga Renjun juga pergi tadi. Berarti cuma aku dan Chenle yang berada di rumah. Jangan lupa bawakan makanan yang banyak."

Jaemin mendengus mendengar ucapan Haechan.

" Gembul." Lirih Jaemin.

Haechan melotot.

" Kau bilang aku apa?!"

Jeno dan Jisung kembali tertawa.

" Sudahlah kami pergi dulu." Ujar Jeno lagi. Haechan melirik tajam Jaemin yang memasang ekspresi datar seperti biasa.

****

Mereka sampai di hotel secara terpisah karna mereka juga menggunakan mobil yang terpisah untuk menghindari kecurigaan. Ayah mereka memaksa untuk datang ke acara tersebut karna mereka yang akan mewarisi perusahaan itu berikutnya, jadinya mereka harus bisa berbaur dengan orang lain yang melakukan kerja sama dengan perusahaan mereka meskipun di kenalkan sebagai anak direktur biasa atau anak manager biasa untuk menutupi identitas. Tentu saja orang2 percaya begitu saja karna yang selama ini mereka tau, pemimpin 12 perusahaan misteri itu berusia di atas 40 tahun. Tentu saja identitas 12 EXO tidak di ketahui karna mereka tampak begitu muda dengan usia paling tua adalah 30tahun.

Mereka di kenalkan sebagai anak2 Guardian yang bekerja di perusahaan mereka. Guardian di pekerjakan sebagai direktur utama, manager dan lain2nya. Sedangkan para Exo yang menjadi ayah mereka memperkenal dirinya sebagai saudara dari 7 anak2 mereka. Tentu saja orang2 percaya. Bahkan orang2 perusahaan mereka sendiri pun tidak tau wajah pemimpin perusahaan utama mereka.

Saat di ballroom hotel Jeno mendekati Mark yang tampak menyapa beberapa orang yang menegurnya.