Benar saja, mereka dua sejoli itu atau bisa kita sebut partner sembunyi-sembunyi itu sedang melakukan kegiatan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata, karena terlalu jauh dari batasan yang mereka sepakati dengan pihak ketiga. Mereka hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan masing-masing dia atas segalanya. Sehingga melupakan dampak dan apa yang terjadi selanjutnya.
Sudah 4 jam lebih mereka bergelut di atas ranjang. Peluh menetes dengan desahan-desahan ringan yang masuk ke rungu. Membuat ranjang berdecit dengan pergerakan acak mereka, berlomba-lomba saling mendominasi. Semakin lama pinggul dan tubuh daru dua manusia itu kebas dan ingin terlepas dari tempatnya. Melupakan dimana mereka sedang berada.
"Jung- sudahh- rasanya sakit ah."
"Aku ah-belum keluar."
Bohong
Tentu saja mereka telah mencapai klimaks bagaimana tidak, berapa lama mereka bermain dengan ranjang yang berantakan. Ntah berapa gaya yang telah mereka praktikan. Seperti dua sejoli yang sedang dimabuk kepayang, padahal saling mencari keuntungan demi menghancurkan satu sama lain.
Tak dapat dipungkiri dengan apa yang menjadi tawaran dan imbalan. Yang terpenting hanyalah kenikmatan belaka yang di kejar sehingga dapat saling menghancurkan hingga titik terdalam.
"Ah-kau nikmat sekali, bahkan terasa seperti pertama kali kita melakukannya." gerutu Jungkook yang masih tak percaya dengan pengalaman terbaik yang ia dapat hari ini.
Hana sedikit menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Jungkook, peluh telah membasahi yang membuatnya tak nyaman berdekatan dengan laki-laki yang berbagi kenikmatan dengannya beberapa waktu lalu.
"Sekarang aku ingin bayaranku!"
Jungkook mendongak, mengingat-ingat kesepakatan yang ia buat tanpa memikirkan konsekwensinya. Menatap ke arah atap dan menunggu penjabaran sang wanita yang berada di sampingnya.
"Apa?" tanyanya masih menatap ke arah atap, dengan dada yang naik turun akibat aktifitasnya dengan wanita yang berada di sampingnya, adiknya.
Begitu pula dengan Hana yang masih berusaha menetralkan nafasnya. Tapi tidak ingin menghilangkan kesempatan yang di berikan. "Apakah kalian mafia? Kalian semua?"
"Iya."
"Membunuh?"
"Iya."
"Melakukan perdagangan ilegal?"
"Iya."
"Jenis apa?"
"Kami melakukan perdagangan senjata ilegal, dan membunuh si penadah kemudian keuntungannya akan milik kami. Semuanya."
"Lalu, sejak kapan?"
"Setelah Keluar dari sekolah."
"Kau berhenti sekolah?"
"Aku tidak akan menjawabnya."
Kening Hana berkerut dan memandang ke samping.
"Mengapa?"
"Karena bayaranmu sudah habis. Aku akan mandi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Brothers
FanfictionTerbilang sulit bagi Hana untuk menjalani masa mudanya, bahkan mari kita katakan masa mudanya telah ia relakan hanya untuk membayar segala kesalahan yang sama sekali ia tidak perbuat. Mengandung seorang bayi selama sembilan bulan bukanlah perkara m...