~~~
Mereka sudah menyepakati apa yang menjadi syarat dari kedua belah pihak siapa lagi jika bukan Hana dan Jungkook. Mungkin ini konyol dan aneh. Jungkook memerlukan Hana sedangkan Hana yang memerlukan informasi.
Sebenarnya Hana tidak mau melakukan ini, hanya saja tidak ada cara lain selain ini.
Jungkook masih dalam puncak birahinya, diketahui dari benda yang menonjol di selangkangan pria itu. Hana masih berusaha terlihat menggoda Jungkook, dan Jungkook terperangkap dalam itu. Jungkook menyingkap skirt Hana menaikannya hingga ke perut sang wanita. Saling bertatapan singkat, sedangkan Hana yang hanya mendesah agar Jungkook percaya bahwa ini bukan sekedar main-main belaka, karena Jungkook itu sama seperti Jimin cerdik dan brengsek.
Perlahan Jungkook mulai meraba lagi hingga naik, bahkan sekarang sebelah tangannya yang tidak ia gunakan untuk meraba ikut serta, meraba paha dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk meraba punggung sang wanita. Setelah berhasil masuk ke dalam celah baju kemeja Hana, Jungkook tidak tinggal diam ia meraba pengait bra Hana dan melepaskannya dengan begitu mudah.
Hana tersentak, mengapa hanya ia yang di lecehkan? Wah ini memang benar-benar tidak bisa dipikirkan lagi. Hana juga tidak mau kalah tentunya. Ia juga ikut meraba perut eight pack milik sang adam. Membuat juga berhenti sebentar karena gerakan dan sentuhan tiba-tiba dari Hana.
Jungkook beranjak melepas kancing kemeja Hana dengan tegesa-gesa. Menampakan dua buah gunung milik sang wanita yang menyembul keluar. Meraup dan menghisap sesuka hatinya, berpikir bahwa itu hanya miliknya. Oh Ayolah tentu saja Hana mendesah ringan tepat di telinga Jungkook dan membuat si pemilik telinga meremang. Hana meremas rambut hitam legam milik Jungkook, menyalurkan kenikmatan yang diberikan oleh bibir ranum sang adam.
"Kook- jangan buat tanda."
Tapi Jungkook seperti tuli, ia meninggalkan banyak sekali tanda dari keliling benda kenyal itu hingga kepucuk dari gunung itu. Nikmat bagi Jungkook begitu pun sebaliknya. Jungkook memang suka memaksakan kehendaknya pada apa yang ia suka bahkan ia tau Buah dada Hana tidak akan mengeluarkan cairan yang ia inginkan. Air susu, memaksa agar ada sesuatu yang keluar dari sana Hana tentunya tidak kesakitan karena paksaan Jungkook itu namun ia malah menikmatinya. Mengeratkan remasannya pada rambut Jungkook dan membuatnya berantakan.
Tak berselang lama Jungkook mengehentikan kegiatannya, menyusu pada Hana. Jungkook mendongak menatap wajah Hana yang sendu dengan tangannya yang masih meremas rambutnya. Hana menatap Jungkook heran. Karena tiba-tiba berhenti.
"Tidak ingin bayarannya ya?"
Benar sekali, Bukankah itu kesepakatan mereka. Hana sempat melupakan rencananya karena kenikmatan yang diberikan Jungkook.
"Apa pekerjaanmu?"
"Aku pikir kau akan meminta uang atau lainnya. Tapi kau malah bertanya."
Jungkook mengerucutkan bibirnya membuat Hana gemas, tapi semua harus kembali pada kenyataan.
"Jawab saja!" geram Hana.
"Mafia." jawab Jungkook mantap, tapi Hana tidak terkejut hanya aneh saja mendengarnya. Mengapa Jungkook begitu jujur bahkan pada seorang Hana.
"Kau berbohong bukan?"
Bukannya menjawab Jungkook malah meraup kembali gundukan gunung milik Hana, dan membuat Hana mendesah kasar.
"Yaa! Kau ini-"
"Apa? Membeli satu harus di bayar satu bukan?" Jungkook menjawab sangat enteng.
Ia masih setia menciumi buah dada sang mantan adik, Hana hanya mendesah bagaimana tidak jika begini siapa saja akan melakukannya bukan? Bahkan bisa bereaksi berlebihan. Jungkook kembali bangkit dan mengancingi kemeja Hana, tentunya Hana tertegun.
"Kenapa?" Hana menatap Jungkook memastikan.
"Kau ingin kita melakukannya disini? Tidak etis memang namun menyenangkan melakukannya di dapur. Tapi aku tidak ingin dapurku beserta isinya terkontaminasi dengan cairan tubuh."
Jungkook seperti anak kecil saja, sama seperti dulu tidak berubah. Terkadang Hana berpikir bahwa seharusnya Jungkook memanggilnya Noona sungguhan dengan sikapnya yang seperti ini. Baby boy.
Hana lagi-lagi terdiam, dan hendak turun. Kakinya telah menapak dilantai ia menurunkan skirt pendek yang Jungkook naikan hingga ke perut. Dan berjalan ke arah kamar. Meninggalkan Jungkook yang terhebat-heran, terpaku menatap Hana yang pergi begitu saja tanpa berucap sedikitpun.
Namun tak berselang lama Hana berbalik menatap Jungkook yang masih setia menatapnya dari arah belakang.
"Kau membeli lagi, membayar harus dua!"
Jungkook mengangkat sedikit ujung bibirnya, Smirk. Dan menaikan tangannya guna membersihkan sisa salivanya karena kegiatan menyusunya tadi. Meski tidak mendapatkan apapun. Air susu yang ia inginkan.
Mengikuti Hana hingga ke kamar. Dan kemudian bungkam karena melihat Hana yang sedang membuka satu persatu pakaiannya. Jungkook beruntung kali ini, tidak perlu membayar mahal untuk memanggil jalang. Kali ini cukup menjawab pertanyaan saja dan sudah disuguhi hidangan istimewa. Seperti mendapat diskon di Hari raya.
"Langsung ke inti saja ya?"
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Brothers
FanfictionTerbilang sulit bagi Hana untuk menjalani masa mudanya, bahkan mari kita katakan masa mudanya telah ia relakan hanya untuk membayar segala kesalahan yang sama sekali ia tidak perbuat. Mengandung seorang bayi selama sembilan bulan bukanlah perkara m...