12. Jimin!

2.1K 147 5
                                        

Hana

Aku tidak tau kemana mereka membawaku aku terus menangis dan berusaha memberontak tapi itu tidak ada gunanya. Aku memegangi perutku Koo ada di dalam dia pasti merasakan apa yang aku rasakan itu lah hal yang membuatku merasa tenang. Dan Jungkook aku selalu memikirkannya, Jungkook tolong aku, aku membutuhkanmu begitu juga Koo. Hanya itu yang selalu terbesit dalam pikiranku, Jungkook.

Kedua kakiku yang mereka ikat dengan begitu kencang dan bibirku yang mereka tutup dengan kain sehingga aku sama sekali tidak bisa berteriak terlebih lagi berbicara, mereka membawaku ntah kemana. Jalanan yang aku lihat begitu sepi namun familiar bagiku, ini jalan menuju rumah kami. Rumah kami dan Eomma dulu.

"Buka saja penutup mulutnya" suruhan Jimin yang kudengar di samping bangku pengemudi, ia menyuruh laki-laki yang ada di sampingku untuk membuka penutup mulutku.

Perlu kalian ketahui, dia adalah Jimin dia menculikku tanpa aba-aba menarik hingga membuat perutku sedikit terbentur tadinya, dan untungnya bayi Koo sangatlah kuat. aku masih bisa merasakan pergerakannya di dalam perutku namun yang kurasa itu agak sedikit lemah, hal itulah yang membuatku takut dan berusaha untuk menenangkan diri.

"Kau akan bawa aku kemana, Jim?!" tanyaku tat kala kain yang menutupi mulutku sebelumnya sudah terbuka.

"Ke tempat dimana adik kecilku akan mencarimu."

Mobil berhenti tepat di depan gerbang pintu rumah, Jimin keluar dan pergi meninggalkan ku dengan para pesuruhnya. Di lepaskannya pengikat kakiku dan tali tersebut ia gunakan untuk mengikat tanganku kebelakang, sehingga aku tak bisa lagi memegangi perutku yang terus terasa berdenyut. Koo sangat kuat tapi ibunya yang lemah, aku sudah kehabisan banyak tenaga tapi ntah mengapa Koo seperti memberikan sinyal bahwa aku harus tetap kuat demi kami berdua, demi Jungkook.

Salah satu dari mereka menarikku keluar dengan begitu kasar dan hampir membuat ku tersandung, namun kali ini aku tidak bisa memegangi Koo.

Mereka membawaku ke sebuah kamar kosong yang hanya terdapat ranjang dan kursi disana, dengan Jimin yang sepertinya sudah menanti keberadaanku dengan duduk di salah satu kursi itu.

"Dudukan dia, setelah itu ikat dan tinggalkan kami berdua!" Jimin menghisap kembali cerutunya.

Aku yang masih menunduk menahan rasa nyeri pada kakiku yang terikat begitu kuat tadinya, mereka mengikat tanganku kearah belakang dan mengikat kembali kakiku.

"Aku mohon lepaskan aku, aku mohon perutku terasa sakit biarkan aku memegangnya."

"Perut? Wah ternyata adik kecilku berhasil membuatmu hamil, sempurna sekali aku hampir tidak menyadarinya." kemudian Jimin tertawa renyah dengan mata yang tepat tertuju padaku.

Aku ingin Jungkook datang, aku tidak tau apa masalah Jimin dengan Jungkook sehingga ia menculikku seperti ini. Bahkan setelah Jungkook membawa kami ke rumah itu ia tidak pernah bercerita dan menyembunyikan segalanya padaku.

"Baiklah karena aku tidak sejahat itu aku akan melepaskan mu tapi hanya di daerah ini saja, kau tidak bisa keluar dari sini tunggu saja pahlawan mu datang kemari."

Jimin melepaskan satu persatu ikatan ku dan membiarkanku terduduk dan memegangi perutku yang berdenyut. Jimin meninggalkan ku dengan pintu kamar yang ia kunci dari luar.

Aku mohon aku ingin Jungkook datang.


"Jungkook, Koo sakit aku mohon datanglah. Aku takut."


[]

Jimin bukan bikin kesel malah nyesek_-

Partner BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang