Hana sedari pagi tengah duduk memandang ponselnya, peraturan yang dibuat Jungkook mengatas namakan Jimin itu sangat konyol. Bagaimana tidak. Banyak sekali hanya saja Hana malas untuk mendengarnya. Intinya itu semua perintah dan tidak boleh dilanggar.
Bodoh
"Tidak boleh keluar tanpa pemberitahuan dan ijin, itu perintah Jimin hyung-"
"Apapun yang kau inginkan hubungi aku, perintah Jimin hyung-"
"Jika melanggar Jimin hyung tidak akan suka."
Muak sekali mendengarnya, seperti tahanan dengan banyak peraturan yang berlaku. Tapi bagaimana lagi, ini sudah berjalan. Hana hanya bisa berkeliaran di dalam apartemen, dengan pintu yang terkunci. Penyekapan paksa.
Tapi tenang saja disini Jungkook menyediakan banyak sekali makanan, ia tidak mungkin membiarkan Hana mati kelaparan, tidak etis sekali. Meskipun Jungkook adalah mafia katanya, namun tidak mungkin Jungkook melakukan hal konyol itu. Lagipula apartemen mewah tidak akan pernah kehabisan stock makanan. Hanya saja Hana terlalu bosan.
Menghubungi Yoongi adalah penghilang rasa bosannya namun Yoongi tak kunjung mengangkat panggilannya, mungkin ia sedang dalam misi. Sempat beranjak dan membuka jendela namun nihil udara segar saja sulit masuk karena terdapat besi pengahalang di setiap jendela apartemen Jungkook.
HANA
Aku bisa benar-benar gila jika begini, lihatlah bagaiamana dia meneyekapku begini, tidak boleh melakukan ini dan itu hanya patuh pada perkataan dan peraturan yang dibuat.
Ini konyol sekali. Sedari pagi dan hingga malam begini aku menunggu Jungkook datang, ingin kabur tapi tak bisa. Mengapa semua orang memanfaatkanku. Tak habis pikir.
Tapi tak berselang lama aku dapat mendengar suara langkah kaki memasuki apartemen. Aku tidak tau pasti itu siapa jika bukan Jungkook siapa lagi? Hanya dia yang tau passwordnya, dan aku beritahu password apartemen Jungkook telah di ganti jadi aku tidak bisa keluar dari sini dan jaringan ponsel juga sangat susah jadi ketika aku menguhungi Yoongi itu susah sekali, namun saat tersambung Yoongi malah tidak menagangkatnya.
Suara ketika sepatu terdengar aku menolehkan pandanganku yang semula masih betah menatap layar ponsel kini beralih ke suara hentakan kaki teratur.
"Ya! Kemana saja? Mengapa mengunciku seperti tahanan?" dan aku langsung marah ketika melihat Jungkook datang dengan beberapa paper bag yang di tentengnya.
"Maaf tuan putri aku ada urusan, jadi aku tidak tau itu akan lama."
Tampaknya ia berusaha menutupi sesuatu, tapi terserahlah aku ingin cepat-cepat menyelesaikan ini semua. Bisa gila aku jika terus begini, ngomong-ngomong tentang pekerjaan sebagai sekertaris Jimin itu harus dipertanyakan. Bagaimana tidak bukannya bekerja tapi Jimin malah menyuruh Jungkook untuk menyekapku begini.
"Tidak ingin makan?" tanya Jungkook yang baru saja meletakan paper bag yang ua bawa ke atas meja.
"Kalau aku mati kau mau menguburku?"
Ia terkekeh dan menampakan gigi kelincinya, sudah lama tidak melihat itu aku rindu. Ais Hana kembalikan akal sehatmu, ingat dia itu brengsek dan jahat.
"Tertawa saja terus. Kau sudah tidak waras ya?" tanyaku geram karena ia tidak kunjung menjawab dan hanya tertawa.
"Tidak waras karenamu." jawabnya menatapku hangat.
Perasaan gila ini muncul lagi. Tidak peduli dia mantan kakakku atau tidak yang utama adalah dia harus hancur sehancur hancurnya oleh perbuatanku nantinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Brothers
FanfictionTerbilang sulit bagi Hana untuk menjalani masa mudanya, bahkan mari kita katakan masa mudanya telah ia relakan hanya untuk membayar segala kesalahan yang sama sekali ia tidak perbuat. Mengandung seorang bayi selama sembilan bulan bukanlah perkara m...