Kim Hana
Tidak tau, aku tidak tau aku akan kemana dengan Jungkook yang membawaku. Heran sekali saat tau mereka membawaku kembali saat dimana mereka mengusir dan menelantarkanku begitu saja.
Aku merasa baru saja terbangun dari tidur yang sangat panjang, tapi ini seperti pada euphoria yang berbeda. Aneh
Jungkook mengendarai mobil dengan sangat cepat, membawa kami ke suatu tujuan yang ntah dimana. Ak hanya duduk manis di sampingnya memperhatikan jalan yang banyak di lalui orang-orang.
"Kau mau makan terlebih dahulu?" Jungkook masih fokus menyetir dan masih sempat bertanya padaku.
"Tidak, tadi aku kan sudah makan melon yang banyak."
Ia tertawa kecil mendengar penuturanku. Kemudian mengusak sedikit rambutku, manis sekali perlakuannya seperti menjadikanku anak kecil.
Tapi tidak tau ada apa dengan tubuhku, saat ini rasanya ingin muntah, apakah aku mabuk perjalanan? Sepertinya tidak aku tidak pernah begini sebelumnya.
"Jungkook, aku ingin muntah." Jungkook melirik ku sekilas, aku mulai meraba perutku yang bergemuruh. Apakah aku diare? Padahal hanya sekedar memakan satu besar melon segar.
"Kau perlu minum?" tanyanya yang membuatku mengangguk.
Seteguk demi seteguk air ku minum hingga habis dari botol yang ia berikan. Tapi rasa mual itu tak kunjung mereda malah membuat itu ingin di keluarkan.
"Kau pucat sekali, baiklah sepertinya kau memerlukan istirahat. Bagaimana jika kita berhenti dulu di salah satu hotel disini dan bermalam? Kau mau?"
Tidak ada pilihan lagi, sekujur tubuhku letih dan mati rasa aku mengiyakan permintaan Jungkook padaku.
Tubuhku yang begitu lemas dan tanpa tenaga di baringkan pada kasur king size kamar hotel VVIP ini. Rasa kantuk pun datang menghampiriku yang sedari tadi sudah tidak kuat menahan kejolak ingin memuntahkan sesuatu dari dalam diriku.
.
.
Mungkin dalam jiwa Jungkook ada sedikit rasa iba kepada Hana, jadi ia memutuskan untuk memanggil dokter agar bisa memeriksa keadaan Hana yang begitu lemah.
"Apakah kau suaminya?"
Jungkook sedikit tercengang dengan pertanyaan tiba-tiba dari sang dokter, tidak ingin ambil pusing ia hanya mengangguk.
"Dia begitu lemah, aku akan memberikan suntikan tapi sebelumnya aku akan memeriksa darahnya."
Persekian detik dokter itu kembali menghadap Jungkook yang senantiasa berdiri di samping ranjang memperhatikan wajah Hana yang begitu lemah.
"Apakah dia pernah meminum obat penenang atau semacamnya?"
Jungkook semakin tercengang namun ia masih bisa menutupi segalanya dengan menggeleng cepat.
"Kau harus menjaga nya, jantung bayinya lemah itu bisa menyebabkan istri anda keguguran."
Bayi? Jungkook membolakan matanya nampak sangat terkejut dengan penuturan yang dokter itu bilang.
"B-bayi?" tanyanya gugup.
"Iya, usia kandungan nya sudah menginjak 6 minggu. Apakah kau tidak mengetahui nya?"
"Tentu."
Jawab Jungkook agar tak membuat sang dokter curiga dan bertanya apa-apa lagi.
"Baiklah berikan obat ini dan dia akan segera pulih, jangan biarkan ia bekerja yang terlalu berat agar dapat memperkuat janinnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner Brothers
FanfictionTerbilang sulit bagi Hana untuk menjalani masa mudanya, bahkan mari kita katakan masa mudanya telah ia relakan hanya untuk membayar segala kesalahan yang sama sekali ia tidak perbuat. Mengandung seorang bayi selama sembilan bulan bukanlah perkara m...